Short part.
Jeno menidurkan Jaemin di ranjang apartement nya. Ia memesan obat dan makanan terlebih dahulu karena tadi ia tak sempat mampir khawatir terlalu lama nanti Jaeminnya nggak nyaman tidur dikursi mobil.
Jeno mau masak sup atau bubur, cuma dapur apartnya kosong gak ada bahan makanan. Jadilah ia pesen online. Sambil nunggu pesanannya datang, Jeno mengambil sebaskom air hangat serta handuk kecil untuk Jaemin. Awalnya ia ragu-ragu, masa iya nggak sopan main buka buka aja. Ya walaupun sama sama cowok, Jeno tetep napsu. Ralat, emang napsunya ke cowok sih wkwk.
Jeno membuka satu persatu kancing baju Jaemin, baru bagian atas aja Jeno udah nahan napas. Kulit putih mulus, bagian tulang selangka nya yang terlihat menggoda serta harum tubuh Jaemin meski si empu belum mandi dan keringetan tapi tetep aja wangi. Jeno memang belum membuka kancing baju Jaemin sepenuhnya. baru dua kancing atasnya, dada Jaemin pun belum terbuka.
Jeno membawa telapak tangannya ke leher Jaemin, tangannya menjelajah bebas turun ke pundak lalu menyusuri tulang selangka milik Jaemin. tangannya merambat turun kedada, memasuki kemeja yang belum terkancing hampir mengenai puting milik Jaemin, namun--
TingTong.
Jeno tak tau harus mengumpat atau berterimakasih pada si pemencet bel karena sudah menghentikan aktifitas mesumnya. Karena jujur, Jeno sering disuguhi pemandangan tubuh yang terbuka namun ia sama sekali tidak nafsu bahkan tidak pernah berpikiran mesum. Tapi Jaemin berhasil membuatnya normal merasakan rasa 'sange' yang belum pernah ia rasakan.
"Atas nama pak Jeno." Jeno menggangguk, ia meraih plastik yang diserahkan oleh sikurir.
"Pembayaran sudah diaplikasi ya pak, saya permisi." setelah si kurir pergi, Jeno menutup pintunya dan menyiapkan makanan yang sudah dibeli.
Ia memasuki kamarnya dengan nampan ditangan yang berisikan semangkuk bubur, air hangat serta sebaskom air dan lap.
"nana, bangun makan dulu." usapnya pelan pada bahu Jaemin. semantara siempu yang dibangunkan hanya mengeliat tak nyaman.
"makan dulu baru nanti bobo lagi." Jaemin mulai membuka matanya perlahan, ia mengerjap kerjapkan kelopaknya menangkap sosok Jeno didepannya.
"Hyung.. pusing." adu Jaemin lemah. Jeno membangunkan tubuh Jaemin lalu disandarkan di dadanya.
"Makan dulu sebentar nanti bobo lagi ya." Jaemin mengangguk. perlahan ia membuka mulutnya ketika Jeno mengarahkan sendok berisi makanan itu kemulut Jaemin. sesekali juga Jeno menawarkan minum dan mengelap keringat yang mulai muncul dikening Jaemin.
Sepuluh menit kemudian, bubur dimangkok tersebut sudah habis. Jeno membantu Jaemin minum lalu menidurkannya. saat Jeno ingin keluar menaruh bekas makan serta lap tadi, Jaemin menahannya.
"disini aja hyung, jangan kemana mana." Jeno menggangguk. Jujur Jeno sekarang sedang kepanasan. bukan kepanasan karena suhu ruangannya, melainkan pemandangan yang Jaemin suguuhkan didepannya.
Uji napsu.
Jaemin dengan mata sayu, suara serak, bahu serta dada dan perutnya sudah terekspos karena kemeja yang tadi dibuka Jeno turun ke lipatan siku Jaemin. Jaemin membawa Jeno tidur bersamanya, memeluk dan mendusalkan wajahnya ke dada Jeno yang sedikit terekspos.
Tahan Jeno, tahan.
●
Winwin menatap jam dinding rumahnya gusar. Sudah jam 10 lewat anak manisnya belum juga pulang. Winwin takut Jaemin akan dibawa Yuta, karena pertemuan keduanya saat siang tadi.
Flashback.
"Win, tadi nana ketemu Yuta." Ucapan Doyoung membuat simanis yang tengah memasak itu langsung menengok.
Selepas kekacauan tadi, Doyoung dan Ten langsung pamit pada para suami untuk main kerumah Winwin. Tentunya Taeyong tidak tahu.
Johnny dan Taeil pun memaksa keduanya untuk mengantar mereka kerumah Winwin. Alasannya sih sudah lama gak ketemu, padahal mah mereka malah minta Winwin jagain istri binalnya biar gak macem macem.
"Tapi nana gak diapa apain kan sama anak istrinya mas Yuta, kak doy?"
Doyoung mengangguk ragu, tapi Ten langsung nambahin. "Boong, tadi anaknya si iblis ngerusak acara gara gara nyari masalah sama nana. Untung gengnya nana pada dateng, mati kutu udh dikata katain sama echan sama si injun. Dah tau mulutnya pedes pedes hahaha rasain." Tawa puas dari nyonya seo ini mengundang delikkan dari Doyoung.
"Ajaran kita emang berguna ya doy hahaha" keduanya sibuk tertawa namun Winwin jadi tidak enak hati karena melibatkan orang lain dalam urusan keluarganya.
"Maaf ya tennie, doy. Kalian jadi ikut campur masalah keluarga Winwin. Kalian malah repot repot bantu dan belain Winwin sama nana. Maaf." Winwin menunduk ingin menangis.
"Hey Winnie. Gak ada yang repot disini. Kita semua itu keluarga, kita udah anggep kamu seperti saudara sendiri. Nana juga udh kita anggep sebagai anak sendiri, Tennie sayang nana juga seperti echan karena Winwin juga sayang sama echan. Gitu juga sama Doy, Renjun juga gitu. Kita semua keluarga. Sudah seharusnya injun sama echan jagain nana karena nana juga sering jagain mereka. Jangan sungkan oke?"
Mereka bertiga berpelukan layaknya teletubis.
"Tapi nana gapapa hyung?" Tanya Winwin.
"Tadi gak tau sih aku win, anak tengahnya Tae bawa pergi si nana gak tau kemana." Jelas Doyoung.
"Jeno?" Ten memastikan. Doyoung mengangguk.
"Kayaknya anaknya Tae naksir nana deh. Waktu itu juga aku denger si echan heboh sendiri ngebahas nana sama si Jeno. Ah, tadi juga aku liat dia megangin tangan nana diem diem."
"Iya sih daritadi dia berdiri disamping nana kan ya? Tatapannya juga beda." Tambah Doy.
"Aku jadi kangen Taeyong hyung deh."
"Sama, udah lama banget kita nggak ngumpul." Kalau diingat susah juga sih balesin pertanyaan Taeyong tentang Winwin.
Mereka sama sama kangen tapi gak bisa ketemu karena Winwin sendiri menyembunyikan identitasnya dengan si anak semata wayangnya.
"Kamu kapan mau kasih tau Taeyong soal kamu sama nana?" Tanya Ten.
"Belum tau. Kata nana kita masih harus mempersempit orang yang kenal kita. Nana takut aku kenapa napa, tapi malah aku yang khawatir secara sekarang dia kerja diperusahaan Jung yang banyak kemungkinan bakal ketemu sama keluarga Nakamoto." Kedua sahabatnya hanya mengangguk.
"Gapapa, nana ada benernya win."
"Eh Win, beberapa hari yang lalu nana datengin Johnny." Winwin menyeritkan dahinya.
"Ngapain?" Ya walaupun udh saling deket keluarga mereka, Jaemin jarang sekali menghampiri Johnny sendirian. Palingan ketemu pas main sama Haechan atau bareng sama Winwin dan Yuta (dulu).
"Aku gak bisa ngasih tau apa, tapi aku mohon. Kalau nanti nana bakal ngelakuin sesuatu, kamu jangan kaget atau takut ya?" nada bicara Ten memang lembut tapi ada sedikit penekanan.
"Nana kenapa emang Ten?" Ten hanya tersenyum namun dibaliknya banyak pikiran rumit.
Banyak teka-teki mengejutkan yang masih sulit dicerna oleh dirinya sendiri.
●
"Go back to korea darl."
Yang dilayar hanya tersenyum.
"I'll be back in the middle of this month. Let's we bring out our as card"
●
Sorry slow update, aku lagi ada bimbingan Toefl. Dan sorry banget kalo part ini pendek dan kurang seru. Semoga kalian tetep enjoy ya.
Karena sekrang dikit besok aku bakal usahain double update.
T B C.
![](https://img.wattpad.com/cover/251508132-288-k315898.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Anything | [NOMIN] END✅
Romance" padahal sudah aku peringati, apa yang jadi milikku akan terus jadi milikku." Na Jaemin Jaemin itu orangnya lembut, penyayang. Tapi jangan cari masalah sama Jaemin, dia bukan uke menye-menye.