29.

17.3K 2.1K 383
                                    

Sudah dua hari setelah kepulangan Jeno dan Jaemin dari L.A

Besoknya Winwin, Ten, Doyoung, Haechan, Renjun dan semua yang ikut ke L.A kemarin sudah pulang karena Winwin masih panik soal berita Yuta. Ia tak tenang jika menunggu di L.A makanya langsung meminta Johnny untuk menerbangkannya ke Korea.

Pagi ini Jaemin berniat untuk pergi ke kediaman Jung untuk membantu menangani kontrak persetujuan antara perusahaan Jung dan Nakamoto.

Winwin juga ingin ikut, dia ingin bertemu dengan Taeyong. namun Jaemin melarangnya kalau ia pergi tanpa Doyoung ataupun Ten.

"Bubun nana berangkat dulu ya.." Jaemin mencium pipi kanan Winwin.

"Iyaa hati-hati ya. Apapun yang nanti nana rencanain, tolong tetap hati hati ya sayang." Jaemin mengangguk patuh.

"Iyaa bunn.. bubun jangan lupa pergi nya sama Mae Ten ya? Nana gak mau bubun kenapa napa." Winwin tersenyum.

"Na, tolong selamatin ayah ya?" Pintanya lirih.

"Pasti."

Setelahnya Jaemin langsung mengendarai mobilnya dan pergi menuju mansion Jung.

Kediaman Nakamoto.

Pagi yang cerah dirumah besar Yuta, eh sekarang sudah ditempatin oleh keluarga Kanta.

"Bu, sebentar lagi kita akan tanda tangan kontrak dengan keluarga Jung. Bisa dipastikan perusahaan kita akan menjadi perusahaan besar seasia." Ucap Kanta dengan sombongnya.

"Bagus anakku.. kau memang selalu bisa diandalkan." Si ibu tersenyum bangga kepada anaknya.

"Aiko.. cepat turun dan sarapan. Kita akan pergi ke kediaman Jung sebentar lagi." Kanta sedikit berteriak agar anaknya bergegas keluar kamar.

"Iya papa sebentar.. aku sedang berdandan agak terlihat cantik didepan putra Jung itu." Tak lama Aiko keluar dengan rambut digerai panjang mengenakan jepitan, dengan balutan dress selutut berwarna putih susu.

"Putri papa selalu cantik, putra Jung itu pasti langsung terpikat melihatmu sayang." Kanta mengelus surai panjang milik anaknya.

"Sudah ayo cepat sarapan." Yuki memotong adegan mesra antar bapak dan anak itu.

Diujung kota, didalam gudang kecil yang gelap dan lembab Yuta terduduk dengan tangan diikat kebelakang. Ia meringis sakit karena sepertinya pergelangannya mulai robek akibat tali yang sudah berhari hari itu bertengger ditangannya.

Dalam sehari Yuta hanya diberikan makan sebungkus roti dan segelas air mineral. Untuk kekamar mandipun susahnya bukan main.

Selama berada disana, Yuta selalu bermimpi tentang anaknya Jaemin dan mantan istrinya Winwin yang menangis memanggil namanya. Bahkan ketika sadarpun suara dan bayang bayang Winwin menangis tetdengar jelas ditelinganya membuat rindunya semakin menggebu.

"Win, maaf." Kata yang selalu Yuta ucapkan setiap saat. Ia rindu hangatnya pelukan Winwin, rindu senyum manis nananya. Yuta sudah diambang kesadaran hidup dan matinya.

Luka bekas gebukan dan siksaan pun tak terpegang obat sama sekali. Diakhir kesadarannya, Yuta melihat sosok Johnny dan Taeil yang berlari kepadanya.

More Than Anything | [NOMIN] END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang