"J"

30 4 1
                                    

Musim comeback sudah ada di depan mata. Persiapan sudah 90 persen dan mereka akan tampil live perdana mereka dua hari yang akan datang.

Semua tampak normal sampai hari itu tiba. Setelah berdoa bersama, semua masuk ke panggung sebagai idola.

Semua berjalan lancar sampai tiba-tiba Eunkwang terhuyung dan tak sadarkan diri. Semua kamera menyorotnya. Ia dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Setelah acara berakhir semua member menuju rumah sakit. Yuri disana, begitu juga Sohee. Suasanya jadi canggung. Tapi Yuri memilih pergi dan menghilang untuk kesekian kalinya.

Lengan Eunkwang cedera dan kemungkinan besar tak dapat digerakkan sampai beberapa waktu. Promosi berjalan tanpa Eunkwang.

***

"Ini gila" kata Minhyuk memamerkan bagian atas tubuhnya tanpa busana "Eunkwang pasti akan sangat iri padaku". Ia tak henti menatap Yuri yang tiba-tiba ada di hadapannya. Yuri menatapnya sebal. Changsub juga ada disana.

Malam itu mereka berbincang dan lagi-lagi terjadi kesalahpahaman kecil. Tapi Minhyuk tak ambil pusing. Setelah Yuri pulang, ia mengambil mantelnya dan pergi ke rumah Eunkwang.

Eunkwang menyerahkan sebuah dokumen rumah sakit.

"Sohee?" Katanya terbelalak "ia sakit?" Minhyuk masih tak percaya.

"Aku tak bisa membiarkannya sendirian dalam kondisi seperti ini" kata Eunkwang. Minhyuk mengerti. Tapi Yuri? Bagaimana jika Eunkwang tau ia menemukan Yuri?.

Minhyuk mengemudi dengan perasaan gamang. Ia berhenti di lampu merah dan tak sengaja melihat Peniel melintas membawa bungkusan belanjaan menuju apartemennya.

"Cih, anak yang mandiri" katanya tersenyum melihat adiknya tumbuh dengan baik. Lampu lalu lintas masih merah, Minhyuk masih memperhatikan Peniel. Seorang gadis asing terlihat berdiri di depan gerbang apartemen. "Ah, gadis yang waktu itu" kata Minhyuk. Tak ada yang aneh sampai ia melihat gadis itu tersenyum ke arah Peniel dan mengambil bungkusan belanjaannya. Minhyuk tercengang. Tapi lampu lalu lintas sudah hijau dan bunyi klakson mobil lain membuyarkan konsentrasi Minhyuk. Ia pergi.

"Haruskah aku kembali?" Katanya pada diri sendiri. Ia begitu penasaran. "Ah tidak-tidak, itu mungkin hanya tetangganya". Ia menepis pikiran negatifnya dan pulang kerumahnya.

***

Noona menerima paket tagihan kartu kredit Peniel hari itu. Ia tak pernah membukanya. Tak pernah sekalipun ia membukanya. Ia hanya menaruhnya dan menyerahkannya pada Peniel jika ia pulang.

"Tebal sekali, kau menghabiskan uangmu untuk apa donggeunah" katanya menaruh surat itu di meja televisi.

***

Peniel mengecup Noona saat tiba dirumah. Seperti biasa, ia akan membuka bajunya dan menaruhnya sembarangan lalu pergi mandi. Peniel meletakkan kunci mobil dan ponselnya di meja. Noona sedang membaca majalah.

Noona bukan tipikal orang yang senang mengganggu privasi orang lain bahkan jika itu Minhyuk atau Peniel. Ia tak pernah tertarik dengan isi ponsel Peniel atau apapun yang berhubungan dengan aktifitas pribadinya.

Ponsel Peniel menyala, sebuah pesan masuk. Noona tak sengaja melihatnya

"J : aku sudah makan" dalam bahasa Inggris ringan.

Tiba-tiba hati Noona berdegup kencang entah kenapa. Baru kali ini seumur hubungannya dengan Peniel ia memikirkan hal buruk.

'J? Siapa J?' Gumamnya dalam hati. Tapi ia tak bergeming. Tak ada pesan lain. Ia hanya membiarkan layar ponsel itu mati dan tak berbunyi lagi sampai Peniel selesai mandi.

***

Noona menatap tubuh basah lelaki kekar itu dengan seksama. Peniel menatapnya balik.

"Kau pasti sangat menyukainya" godanya. Noona mendengus sebal dan mendekati Peniel. Ia memeluknya dan membiarkan hidungnya menyesap sisa aroma sabun dari tubuh Peniel.

"Kau lupa aku pernah punya lelaki dengan tubuh seperti ini di masa silam?" Goda Noona. Peniel melepaskannya dan merengut seperti balita.

"Minhyuk hyung punya tubuh lebih baik dariku" katanya mendelik menatap Noona.

"Tentu saja, si perfeksionis itu menjaganya dengan baik" Noona beranjak ke tempat tidur dan menarik selimut. Kembali menatap Peniel mengoleskan lotion malam di wajahnya.

"Tak ada yang memeluk tubuh itu selain aku, kan?" Tanya Noona tiba-tiba. Peniel terdiam dan menghela nafas.

"Pertanyaan aneh macam apa itu?" Peniel beranjak, naik ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya di samping Noona. Noona bangkit dan menatap lekat-lekat kekasihnya.

"Kau tak ingin melakukan apa-apa malam ini?" Tanya Noona. Peniel tersenyum gemas.

"Kau ingin aku melakukan sesuatu?" Ia bertanya balik. Noona menggeleng.

"Tidurlah" katanya mengecup Peniel dengan penuh cinta

"Kemari, tidur di pelukanku supaya hangat". Peniel menarik tubuh Noona. Noona bisa mendengat degupan jantung Peniel, hangat nafasnya dan sedikit dengkuran. Ia sudah terbiasa dengan semua itu. Tapi 'J' yang tadi dilihatnya membuatnya penasaran dan sulit tidur.

"Saranghae, Peniel" katanya lirih dan berusaha menghilangkan pikiran jeleknya tentang 'J'

NOONA 2 ✅Where stories live. Discover now