TFMtED 11{Bola Sihir Aletheia.}

3.6K 503 122
                                    

"Lucia gak bohong kakek, kakek harus bantu Lucia karena Lucia gak bersalah kek"jelas Lucia dengan mata dan hidung yang mulai memerah menahan tangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lucia gak bohong kakek, kakek harus bantu Lucia karena Lucia gak bersalah kek"jelas Lucia dengan mata dan hidung yang mulai memerah menahan tangis.

Archilles menatap mata cucunya yang sudah mengeluarkan cairan bening yang membuat hati siapa saja yang melihat nya luluh termasuk dirinya.

Archilles menghela nafasnya pelan lalu memeluk Lucia yang berada dalam gendongannya dan dibalas juga oleh Lucia. Archilles memang sengaja berkata menusuk seperti itu karena dia menginginkan kejujuran Lucia, tapi dia juga tak menyangka bahwa cucunya sebenarnya di dorong.

Archilles akui dia keterlaluan dengan kata 'dia ingin menyusul Cornelia', Archilles benar-benar menyesal berkata itu karena itu pasti menyakiti hati cucu-cucu nya terutama menantunya.

"Maafkan kakek Lucia, kakek tidak bisa mengontrol emosi tadi," sesal Archilles yang masih memeluk Lucia.

"Walau Lucia tidak mengerti apa yang kakek katakan(tapi boong), Lucia memaafkan kakek kok." Lucia melihat wajah kakek nya itu sambil tersenyum.

Xaiden yang berdiri sambil melihat ke arah mereka, dia menghela nafas dan berjalan kembali ke kursi kebesarannya. Sebenarnya Xaiden agak malu dia yang mau keluar ruangan eh malah gak jadi.

"Kakek apa kakek sudah mempercayai Lucia sekarang?"tanya lugu dan polos Lucia dan Archilles menjawab dengan lembut, "tentu saja cucuku."

"Lalu Lucia, kamu tadi bilang didorong kan? Siapa yang mendorongmu?" tanya penasaran Archilles.

"Kakek tidak akan percaya juga kalau Lucia bilang, karena keliatannya kakek suka dengan kakak pelayan itu." Lucia menumpu kepalanya di bahu Archilles sambil memasang wajah cemberut.

2X mengerutkan dahinya, yang dimaksud Lucia ini Vannesa kan? Pikir 2X.

"Lucia, apa dia Scarlett Vannesa?"

Xavier bertanya, Lucia menganggukkan kepalanya setelah itu dia menggeleng kuat seakan dia sedang menyembunyikan fakta itu. Padahal itu cuman akal-akalan Lucia.

"jangan takut, kakak ada disini," Xavier memegang tangan Lucia yang berada di gendongan Archilles. Lucia terlihat berpikir dan tak sengaja bertatapan dengan Xaiden, dia hanya menganggukkan kepalanya tanda 'gapapa bilang aja'.

"Hufh.. kakak rambut biru itu mendorong Lucia saat Lucia berada di balkon kamar Lucia, waktu itu Lucia sempat liat kakak itu senyum gitu kak, kek, paman." Lucia menunjuk Vannesa, dia berkata jujur karena memang diingatan Lucia aslinya seperti itu.

"Tuan Putri maaf menyela anda, seperti nya anda salah paham dengan hamba. Hamba yang rendah ini tidak mungkin berani melakukan hal licik seperti itu putri."

Terlihat sangat meyakinkan memng semua perkataan Vannesa tetapi dimata Lucia acting Vannesa sangat buruk. Tiba-tiba pintu aula hukuman terbuka dan menampilkan lelaki tua berjenggot yang terlihat berwibawa padahal b aja.

Transmigration: From Mafia to Emperor's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang