TFMtED 10 part 2 {Archilles beracting?}

3.3K 454 13
                                    

Lucia terbelalak, dia sama sekali tidak menyangka bahwa sebenarnya Aria mempunyai kakak perempuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucia terbelalak, dia sama sekali tidak menyangka bahwa sebenarnya Aria mempunyai kakak perempuan.

"Benar Yang Mulia, tetapi saya tidak mengetahui mengapa Tuan Putri terjatuh dari jendela kamar nya. Yang Mulia mohon ampuni hamba karena tidak menjaga Tuan Putri dengan baik." Vannesa berucap dengan sangat lugas dan meyakinkan.

Entah mengapa, Lucia merasa dia seperti sangat berpengalaman dalam berakting seperti ini. Padahal sudah jelas bahwa dia yang mendorong Lucia asli.

'Ehh? Tunggu, apa aku melewatkan sesuatu?' Lucia membatin sambil berpikir. 'Ah aku ingat! Lucia asli didorong oleh perempuan berambut biru dengan mata berwarna coklat madu. Yupz benar sekali itu Vannesa!'

"Itu dia..."

Lucia bergumam tetapi si tua Archilles yang pendengarannya tajam tentu saja bisa mendengarnya.

"Dia? Siapa dia"Archilles bertanya dengan lirih ke Lucia, "dia yang mendorong Lucia kakek" jawab lirih Lucia yang belum 'konek' kalau dia keceplosan.

"APA!"

"ASTAGA KAKEK JANGAN BERTERIAK"teriak reflek Lucia, sungguh dia takut bahwa telinganya akan 'budeg' kalau terus bersama Archilles dan mendengarkan teriakannya, apa suaranya tidak serak teriak terus.

Archilles terkejut dengan teriakan cucunya, astaga 79 tahun Archilles hidup tidak pernah ada yang berani membentaknya kecuali dulu putri kecilnya Cornelia, dan sekarang cucunya.

Tidak Archilles saja, mungkin seluruh orang yang ada di aula hukuman terkejut dengan keberanian Lucia yang berani berteriak didepan Archilles.

"Baiklah-baiklah, kakek tidak berteriak lagi."ucap Archilles menenangkan Lucia sang sepertinya sedang marah? Archilles tidak bisa menebak itu marah atau apa karena diwajah cucunya tidak ada tampang marah sama sekali, jatuhnya malah lucu.

"Jadi, Vannesa apa menurutmu Lucia menjatuhkan dirinya sendiri?" Archilles bertanya tiba-tiba, Lucia mengerutkan keningnya.

"Kakek! apa-apaan pertanyaan seperti itu, tidak mungkin Lucia melompat dari jendela"

Xavier marah dengan Archilles, bagaimana bisa kakeknya memfitnah adik lucu nya padahal tadi kan baik-baik saja. Sedangkan Lucia sedang menganalisa maksud perkataan kakek nya itu.

"Diam lah Xavier kakek sedang berbicara."ucap dingin Archilles, Xavier hanya bisa bungkam karena jika kakek nya sudah berkata diam maka Xavier hanya bisa diam.

"Vannesa bagaimana menurutmu?"

"Menjawab Grand Duke, menurut saya sangat tidak mungkin. Bagaimana bisa anak sekecil tuan putri bisa berpikiran untuk melompat"

"Bisa saja dia ingin menyusul Co-"

"Ayah/kakek!!"

"Ayah, anda sangat kelewatan membicarakan itu didepan putri ku"ucap Xaiden dengan dingin, lalu berdiri dan mengambil alih Lucia dari gendongan Archilles dan berniat meninggalkan aula Hukuman, dia sudah tidak peduli lagi dengan semua yang ada disini.

"Ayolah Xaiden, tidak ada yang tidak mungkin didunia ini"

Xaiden berbalik dan menatap tajam ke mata Archilles dan dibalas senyum remeh dari nya, Xaiden berbalik dan berjalan keluar dari aula Hukuman.

Dari hasil analisa Lucia sedari tadi entah mengapa merasa bahwa kakeknya hanya berakting? Apa jangan-jangan..

"Paman, Lucia tidak berbohong. Paman harus percaya dengan Lucia"ucap Lucia sambil menatap Xaiden tegas walau wajahnya menampilkan ekspresi yang imut.

Xaiden sakit hati dipanggil paman oleh putrinya sendiri, tapi mau bagaimana lagi dia sendiri yang mengacuhkan putrinya sampai putrinya tidak mengenali dirinya.

"Saya percaya,"jawab lembut Xaiden. "Paman, Lucia mau berbicara dengan kakek, kakek salah paham dengan Lucia,"mohon Lucia ke Xaiden, Xaiden yang tidak tega putrinya memohon seperti itu kepadanya lalu menurunkan Lucia.

Lucia berlari ke arah Archilles dan menubrukan diri memeluk lutut nya. "Kakek jangan salah paham dengan Lucia, Lucia tidak melompat, Lucia di dorong oleh kakak pelayan!"

Lucia berkata dengan yakin dan lugas tanpa kebohongan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, Xavier dan Xaiden serta semua orang disitu terkejut bahkan sudah ada yang berkeringat dingin.

Archilles melepas pelukan Lucia lalu menggendong nya, "di dorong? Lucia kakek tidak pernah mengajarkan mu berbohong."

"Lucia gak bohong kakek, kakek harus bantu Lucia karena Lucia gak bersalah kek,"jelas Lucia dengan mata dan hidung yang mulai memerah menahan tangis.

TBC

Yoshh chapter 10 selesaii\(^o^)/

Yoshh chapter 10 selesaii\(^o^)/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Transmigration: From Mafia to Emperor's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang