Beberapa hari kemudian. Sakura, Gaara, Sarada, dan Sasura tiba di Jepang. Mereka saat ini berada di sebuah caffee.
" Sakura kau tinggal di apartemenku? Kalau iya, biar kusuruh orang rumahku untuk membereskannya," kata Gaara. " Tidak Gaara, aku akan tinggal di apartemen Sasuke. Sudah lama aku tidak tinggal dengannya. Lagian kami tidak berpisah, jadi otomatis Sasuke masih suamiku, Gaara," kata Sakura.
" Hmm ya sudah. Nanti biar aku yang ngantarin kau ke apartemenmu. Kalian happy disini kan keponakanku?" kata Gaara. " Happy paman merah. Makasih ya paman. Ma aku mau nambah makanan lagi, boleh ya ma," rengek Sasura.
" Pesan aja Sasu. Nanti biar pamanmu yang ngebayar semuanya. Gaara titip anak anak sebentar, aku mau menghubungi Sasuke," kata Sakura. " Oke," kara Gaara.
Sakura pun menelpon Sasuke. " Kami sudah tiba di bandara. Kalau kau gak bisa menjemput kami, biar Gaara aja yang mengantarkan kami ke apartemenmu," kata Sakura.
" Aku sudah tiba di bandara. Dimana kalian? Nanti ada kejutan buatmu. Tapi sebelum itu bawa anak anak pergi. Kumohon ya Sakura," kata Sasuke. " Mereka ikut denganmu, Sasuke? Ah baiklah baiklah aku paham sekarang. Tahan sebentar ketemu dengan anak kita. Aku akan menantikan kejutanmu itu. Oh ya aku di caffee dekat pintu kau masuk. Nampakkan diriku melambai lambai," kata Sakura sambil tersenyum.
" Iya aku nampak. Kayaknya kau sudah mengetahui. Aku langsung menghampirimu ya. Mereka masih dimobil. Biar aku dulu yang bertemu denganmu," kata Sasuke. Sasuke pun langsung berlari dan memeluk Sakura.
Sakura pun langsung membalas pelukan Sasuke. " Sasuke," kata Sakura. Anak anaknya mematung melihat mamanya dipeluk. " Sakura, aku merindukanmu. Mana anak anak?" kata Sasuke. Sakura pun melepaskan pelukannya dan menarik tangan Sasuke lembut masuk ke kedai coffee tersebut.
" Ini mereka, Sasuke," kata Sakura. " Astaga mereka sudah besar. Mereka sangat mirip sepertiku. Sini peluk papa sayang," kata Sasuke. Sasura dan Sarada langsung memeluk Sasuke dengan erat.
" Papa!" teriak mereka. " Gaara keluarlah. Aku yakin jika sahabatku Ino datang kesini. Tolong kau nengokin sahabatku. Jika dia kesini, beri aku aba aba. Paham kan Gaara," kata Sakura. " Oke," kata Gaara.
Gaara pun menengok di luar caffee. " Kalian merindukan papa kan? Sekarang kalian gak penasaran lagi dengan papa kan. Ya sudah, nanti kalian ajak paman merah kalian beli mainan. Oke," kata Sakura. " Oke mama. Papa lapar? Sini aku suapin," kata Sarada.
" Gak, papa gak lapar. Papa sudah kenyang melihat kalian disini. Maafkan papa gak bisa menemani kalian disana. Kalian tau kan pekerjaan papa sangatlah sibuk. Papa harus melayani para pembeli di kedai tempat papa bekerja. Belum lagi tiket pesawat ke tempat kalian sangatlah mahal. Papa gak sanggup membayarnya. Maafkan papa ya Sasura, Sarada," kata Sasuke.
" Gak apa apa papa. Mama benar, papa benar benar ganteng. Kalah sama paman merah. Paman merah menurutku sekarang ya biasa aja. Papa benar benar ganteng dan mirip seperti kami," kata Sasura dengan pedenya.
" Astaga kau ini Sasura! Jika pamanmu mendengarkannya dia bisa gak membelikanmu mainan nanti. Ya ampun pedenya anak mama ini. Kau benar, papamu ini benar benar ganteng. Kalian memang cocok jadi anak Sasuke," kata Sakura.
" Kau benar Sasura. Papa kalian ini memanglah tampan. Bahkan mama kalian aja mau menikah dengan papa. Berarti papa ini laku dimata mama kalian," kata Sasuke menyeringai. " Sasuke!" kata Sakura melotot.
" Laku? Apa papa ini dijual sama mama hingga laku? Emangnya papa ini barang ya?" kata Sarada bingung. " Polosnya Sarada ini. Papa menyayangimu nak. Maksud papa bukan itu nak, nanti kalau Salad dan Sasura sudah besar kalian akan mengerti maksud papa. Gak usah kalian dengarin perkataan papa. Anggap aja itu buat mama. Oke anak anakku. Paman kalian sudah melambaikan tangannya. Waktunya kalian beli mainan. Mintalah mainan sebanyak mungkin kepada paman kalian. Okee," kata Sasuke. " Oke," kata Sarada dan Sasura.
Sakura pun menemani mereka ke tempat Gaara. " Mereka baru mau masuk, tapi tiba tiba mereka ke toilet. Mungkin mereka groji ketemu denganmu," kata Gaara. " Oke, ajaklah anak anakku ini ke tempat mainan. Nanti kalau mereka pergi, akan kukabari kau Gaara," kata Sakura. " Oke," kata Gaara.
Gaara pun akhirnya menurut dan langsung menarik keponakannya pergi dari sana. Sakura pun langsung duduk di tempat Gaara tadi. " Sasuke kau benar benar menjaga kesehatanmu. Oh ya selama aku pergi, Ino sempat menceritakan kepadaku bahwa tatapanmu sedih. Kenapa kau sedih, Sasuke? Setelah aku pergi, kau jadi sedih seperti ini. Tapi yang kutengok sekarang, kau bahagia aja. Apa karena aku disini?" kata Sakura. " Hn, kau tau menderitanya aku tanpamu. Setiap hari aku galau Sakura. Bisa aja aku sakit beberapa hari, tapi karena setiap waktu kau menelponku aku gak jadi sakit sakit. Kau adalah penyemangatku hidupku, Haruno Sakura," kata Sasuke.
" Astaga sebegitu rindunya kau kepadaku. Aku pun juga merindukanmu, Sasuke. Maaf atas kelakuanku di masa lalu. Sasuke, menurutmu aku harus membebaskan ayahmu atau tidak? Soalnya di telponmu itu ayahmu sudah berubah banyak. Jadi aku akan membebaskan ayahmu itu," kata Sakura.
" Tidak, jangan kau lepaskan ayahku. Bukannya aku anak durhaka. Cuma aku kurang yakin dengan ayahku sendiri. Kadang ayahku bisa berubah. Aku ingin ayahku benar benar merubahnya menjadi baik. Terkadang aku mendengar dari polisi jika ayahku sering ngamuk ngamuk di tahanannya. Aku takut jika kau melepaskannya, kau akan jadi sasaran baginya. Jangan kau lepaskan ayahku itu. Oh ya apa setelah Gaara selesai urusan kerjanya, kau akan ikut dengannya Sakura? Atau kau disini selama lamanya?" kata Sasuke.
" Itu belum aku pikirkan. Cuma yang aku takutkan jika aku disini lebih lama, takutnya Karin membalas semuanya kepadaku. Gaara sempat memperingatiku untuk berhati hati dengan Karin. Yang aku takutkan bukan diriku, tetapi anak anak kita. Takutnya dia melukai anak anak kita, Sasuke. Untuk saat ini kita tengok aja kondisinya. Jika dia bertindak, maka aku akan pergi dari sini. Aku akan segera menelpon Gaara untuk menjemput kami dan balik ke Amerika. Itulah cara aman bagiku, Sasuke. Jika kau ingin ikut bersama kami, aku tak memasalahkannya," kata Sakura.
" Uzumaki Karin. Yasudah biar itu menjadi permasalahan kita. Sampai dia muncul nanti, biar aku yang bertindak untuk anak kita. Sekarang kau sudah disini, aku sangat bahagia melihatmu Sakura," kata Sasuke.
" Aku pun Sasuke," kata Sakura. Tiba tiba Ino menghampiri Sasuke dan Sakura. " Hohoho enak enak kalian mesra mesra! Sakura akhirnya kau tiba disini! Astaga kenapa kau memberitahu Sasuke, kenapa kau gak memberitahuku sih! Dasar gak peka," kata Ino.
" Kau mengandung piggy. Astaga kau mirip piggy tau. Benar kan?" kata Sakura. " Sakuraaa!" kata Ino kesal. " Kau benar Sakura. Mirip piggy. Astaga aku ingin menertawaimu Ino," kata Naruto. " KAUU! ASTAGA SAKURA, KAU MEMPERMALUKANKU HAH! ASTAGAA!" teriak Ino. Mereka pun menertawai Ino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Dont Leave Me Honey
RomanceSakura adalah seorang gadis biasa yang mendapatkan beasiswa di universitas yang elit. Namun untuk menghidupi kehidupannya, Sakura rela bekerja siang malam untuk mengisi perutnya. Ia juga adalah anak yatim piatu. Orangtuanya sudah meninggal beberapa...