Sakura pun menyuruh mereka duduk. " Sakura kau tau, selama ini aku menemani Sasuke di apartemennya. Biar dia gak kesepian. Enak juga nginap di apartemenmu itu, Sakura," kata Neji.
" Bahkan aku pun menemanimu, Neji. Atas permintaan adikmu, Hinata. Benar kan sayang?" kata Naruto sambil menggod Hinata. " N-N-N-Naruto kun," kata Hinata malu malu.
" Iya kau menemaniku. Tetapi kau disitu aja sebagai toa di apartemen Sasuke. Suaramu melengking terus pas kau disana," kata Neji. " Nejii!" kata Naruto kesal.
" Hahaha mulai besok kita ubah nama Naruto menjadi toa. Ah kalau perlu kita tambahkan kuning. Jadi si toa kuning. Bagaimana Sai kun, kau setuju kan," kata Ino sambil ketawa ketawa.
" Toa kuning gak tuh! Astaga benar benar cocok untukmu Naruto," kata Sakura. Sementara yang lain hanya ketawa. Sedangkan Naruto pun kesal dan memeluk Hinata. Menyembunyikan kekesalan di wajahnya.
" Oh ya Sakura, kau disini lama kan? Jangan balik lagi kesana. Disini aja, Sakura. Pliss," kata Ino. Diseberang sana terlihat Karin menatapi mereka.
" Kau sudah tiba, Haruno Sakura! Setelah apa yang kau buat kepada ayahku, aku akan membalas semua perlakuanmu itu. Lihat saja nanti, akan kubalas. Kau juga tampak senang bersama Sasuke. Akan kupisahkan kalian berdua," batin Karin menyeringai.
Sasuke sekilas melihat Karin. Dia pun mengode Sakura. Sakura pun lantas mendekati Sasuke. " Ada apa, Sasuke?" kata Sakura sambil bisik bisik. " Ada Karin di bandara. Kau harus hati hati. Anak anak jangan sampai kesini. Aku akan menyuruh Naruto membawa Karin dari sini," bisik Sasuke.
" Benarkah itu Sasuke? Padahal kita habis membahasnya. Batinnya cukup kuat ternyata, Sasuke," kata Sakura sambil berbisik di telinga Sasuke. " Hahaha betul sekali. Ya sudah nanti kita dianggap aneh sama teman teman kita. Aku harus mengajak mereka pergi. Kau pulanglah dengan Gaara biar kau aman pas ke tempat apartemen kita. Aku gak menjamin kau pulang bersamaku," kata Sasuke.
" Iya deh Sasuke," kata Sakura. " Kalian kenapa berbisik bisik? Jadi kepo kami semua," kata Ino. " Kami lagi membahas tentang anak, Ino. Kami sudah lama menikah, dan belum mempunyai anak. Makanya kami membahasnya," kata Sakura.
" Astaga aku lupa jika kau belum punya anak. Baiklah setelah ini kalian berbulan madu. Biar aku yang membayar ongkos kalian. Supaya aku menjadi bibi dari anak anakmu nanti," kata Ino.
" Padahal kalian gak tau jika kami sudah mempunyai anak. Hahaha maafkan aku Ino piggy," batin Sakura menyeringai. " Naruto aku tadi melihat Karin, emang ada urusan apa dia kesini?" kata Sasuke to the point.
" Ah dia jemput rekan bisnis ayahnya. Emang kenapa? Kau mulai menyukai sepupuku itu?" kata Naruto bingung. " Suruh dia cepat cepat pergi. Risih aku melihatnya," kata Sasuke.
" Oke, akan kusuruh dia pergi," kata Naruto. Naruto pun memanggil satpam untuk menyeret Karin keluar dari bandara. Dapat dilihat oleh mereka semua jika Karin berteriak tidak ingin keluar dari bandara.
" Ngapain anak pembunuh itu disini? Mau caper ya dengan suamimu, Sakura?" kata Ino. " Ntahlah Ino. Aku punya firasat buruk tentangnya Ino. Ino aku cari Gaara dulu. Soalnya dia tadi jalan jalan di bandara," kata Sakura.
" Oh, kau kesini bersama Gaara? Astaga aku sampai lupa menanyakan kabar Gaara. Apa dia baik baik aja, Sakura?" kata Ino. " Kenapa kau mencemaskannya Ino? Apa kau menyukai saudaraku itu, hmm?" kata Sakura. " Enak aja, aku udah punya Sai ya. Aku heran kenapa kau gak benci lagi dengan Gaara. Kebencianmu telah memudarkan terhadap Gaara, Sakura. Aku benar benar salut kepadamu, Sakura," kata Ino.
" Gaara sudah baik kepadaku Ino. Dan aku tidak mau berlama lama bermusuhan dengannya. Sudahlah, aku nyari Gaara dulu ya," kata Sakura. " Oke," kata Ino. Sasuke pun melihat Sakura pergi lantas menyusul Sakura.
" Kau mau kemana, Sakura?" kata Sasuke. " Nyari anak anak kita, Sasuke. Aku mencemaskannya. Aku nyari mereka dulu ya Sasuke," kata Sakura sambil berbisik. " Ah, aku ajak mereka pergi. Ya sudah sanalah nyari mereka," kata Sasuke. " Oke," kata Sakura.
" Kalian kan sudah bertemu dengan Sakura, alangkah baiknya kalian pulang. Aku tau jadwal kalian padat, jadi mending kalian pulang. Lagian Sakura baru saja pulang. Biarkan Sakura istirahat. Kapan kapan kita betemu lagi. Aku janji," kata Sasuke.
" Astaga untung kau mengingatkan kami Sasuke. Ya sudah, ayo kita pergi. Soalnya kita ada urusan di kantor kita masing masing. Kau ikut kami balik, Sasuke?" kata Shikamaru. " Tidak, aku balik sama Gaara aja. Kalau gak aku pesan taksi online," kata Sasuke.
" Oke, kami pergi dulu ya Sasuke. Salam buat Sakura," kata Sai. " Hn," kata Sasuke. Mereka pun akhirnya pergi. Sakura, Gaara, Sarada, dan Sasura pun masuk ke tempat coffee.
" Kau masih disini, Sasuke? Dimana mereka?" kata Sakura. " Mereka sudah pergi. Aku sengaja disini karena barang barangmu. Aku takut barang barangmu diambil oleh orang yang tidak dikenal. Sasura kau beli mainannya banyak sekali. Jadi papa gak perlu lagi membeli mainan buatmu," kata Sasuke." Iya pa. Papa mau mainan yang mana? Ma, setelah ini kita langsung kemana? Kita singgah ke mall ya," kata Sasura. " Kita langsung ke apartemen papa, Sasura. Kita istirahat dulu di apartemen papa. Kapan kapan kita ke mall. Setuju kalian kan?" kata Sakura sambil mengelus rambut Sasura. " Setujuu," kata Sasura.
Beberapa menit kemudian mereka pergi. Mereka terpisah karena Gaara ada urusan dengan bisnisnya. Mereka pun sampai di apartemen. Mereka pun langsung masuk.
" Maaf tempatnya agak kecil, tapi kalian harus nyaman disini. Kalian istirahatlah di kamar. Sakura aku langsung ke restoran. Soalnya restoran lagi banyak banyaknya pelanggan. Papa pergi kerja dulu ya nak. Baik baik kalian disini selama papa kerja," kata Sasuke. " Iya papa," kata Sarada dan Sasura.
Sasuke pun akhirnya pergi restoran untuk mencari nafkah buat keluarga kecilnya. Sementara Sakura hanya bisa merindukan apartemen ini bersama Sasuke. " Tempatnya masih sama. Sasuke enggan mengganti semua. Hanya kamar aja yang ditambahin. Benar benar kau Sasuke, bikin aku kangen dengan kejadian dulu," kata Sakura sambil menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Dont Leave Me Honey
RomanceSakura adalah seorang gadis biasa yang mendapatkan beasiswa di universitas yang elit. Namun untuk menghidupi kehidupannya, Sakura rela bekerja siang malam untuk mengisi perutnya. Ia juga adalah anak yatim piatu. Orangtuanya sudah meninggal beberapa...