chapter 2: /SMbase/

3.3K 274 23
                                    


"Bundaaaaa, kaos kaki yang panjang mana?" teriak René.

"Dilaci."

"Gak ada buuuun." Sahutnya lagi.

"Ck." Bunda Wendy berjalan kearah kamar anak sulungnya. Meskipun ada asisten rumah tangga yang membantu membereskan rumah, tetap saja semua anak akan mencari ibunya saat tidak dapat menemukan barang yang mereka cari.

Wendy membuka salah satu laci didalam lemari putranya, ia menarik beberapa kaus kaki dan menjulurkannya pada sang anak, "yang mana?"

"Bukan, bukan yang itu, yang abu-abu, tapi agak panjang, seatasnya mata kaki bun, yang—"

"Yang ini?" Wendy menunjukkan satu kaos kaki yang ada ditangannya.

"Eh, iya itu." René meringis.

"Cari pake mata, bukan pake mulut." Wendy dan René mengucapkan itu berbarengan seolah sudah tau bundanya akan bilang begitu.

"Ya kalo kakak udah tau, kenapa gak cari dulu pake mata? Kenapa harus teriak mulu panggil-panggil bunda?" omel Wendy yang langsung disambut pelukan manja dari sang anak sulung.

"Kan biar bunda kesini..." diciumnya pipi sang bunda.

"Heh, heh, cium-cium istri saya ya kamu?" Ayah Cahya yang akan menuju meja makan melihat anaknya bermanja-manja, "cantik, sarapan udah siap belum?" tanyanya.

"Dih, goda-godain bunda saya ya om?" René melepaskan pelukannya dan menyenggol pundak sang ayah yang super tinggi dengan pundaknya sendiri sambil bercanda.

"Udah siap, gih sarapan dulu. Kak, adeknya dipanggil dong, tadi lagi diruang main dia, sekalian liatin dia nyuri-nyuri nonton TV apa ga." Ujar bunda.

"Kalo anaknya ga boleh nonton TV kenapa diruang mainnya dia dikasih TV?" gumam René yang kini berjalan kearah ruang tengah sembari dirangkul ayahnya.

"Namanya juga orang kaya, kak." Cahya terkekeh.

"Iyadah, amin." René menuju keruang bermain adiknya.

Ruang kecil berukuran 2x3 itu berisi rak tinggi berisi buku-buku dan juga boneka, lantai yang dilapisi karpet tertutup segala macam mainan Yasmeen, adik René yang baru berusia 5 tahun. Ada rumah boneka, ada berbagai macam boneka kecil dan besar, boneka barbie yang lengkap dengan segala aksesorisnya, ada mini kitchen set lengkap dengan sayur mayur plastik, sampai ensiklopedia planet pun turut bertebaran disana.

"Cantiknya kakak lagi apa?" ucapnya sambil bersandar dibingkai pintu.

Yasmeen menoleh lalu tersenyum lebar, pipi gembilnya makin terlihat bulat, "sini sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yasmeen menoleh lalu tersenyum lebar, pipi gembilnya makin terlihat bulat, "sini sini."

"Maem yuk." Ajak René.

"Gak ah, mau main sini aja." Yasmeen menggeleng.

"Bunda masak enak lho." Ujarnya asal karena ia sendiri belum melihat makanan apa yang tersedia dimeja makan.

My Dream Universe [NCT Dream, Aespa, SM artist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang