notes: haaai bebz, satu tambah satu sama dengan dua (cakeeeep), jangan lupa vote dan komen yaa17
Karina duduk dipojokan kasur kamar Winter. Bekti, papah Haydar dan Winter, menyuruhnya untuk masuk kekamar sedangkan Haydar dan Winter tetap tinggal diruang tengah bersama Bekti, pastinya untuk dimarahin.
Ia meraih ponselnya dari dalam tas dan menekan nomor telepon Jeno.
"Halo?" jawab suara diseberang.
"Dimana, Jen?" tanyanya.
Jeno senyum, agak GR juga tiba-tiba ditelepon dan ditanyain lagi dimana, jangan-jangan Karina minta dikabarin nanti kalo dia udah dirumah. Duh kok jadi kaya orang lagi PDKT? "Masih dijalan, bentar lagi sampe rumah sih... kenapa, Rin?"
"Eenng... tadi tuh pas kita masuk rumah... ada bokapnya Winter."
"LAH?" Jeno kaget, "kok bisa?? Kan di Surabaya? Lo yakin itu beneran bokapnya? Bukan jadi-jadian?"
"Ih beneran Jen, ini sekarang Winter sama abangnya masih dibawah, diruang tengah... lagi dimarahin sih gue rasa."
"Terus elo dimana?"
"Gue dikamar... duh Jen, gue ga enak banget nih... kan gue yang ngajakin."
"Ya enggalah, kan lo cuma penasaran... yang ngajakin ya Haydarlah..."
"Apa sih?" terdengar suara Mark sayup-sayup.
"Ini Karina bilang pas mereka sampe rumah ada bokapnya bang Haydar." Jelas Jeno.
"HAH??" reaksinya Mark sama kaya Jeno.
"Gue loudspeaker ya, Rin." Jeno pun mengaktifkan speaker phonenya.
"Duh gimana nih..." rengek Karina.
"Ya ga gimana-gimana... lo tenang aja." Ucap Jeno. "tenang aja sampe bonyok bang Haydar telpon bonyok lo."
"Aaaa Jeno!!!" Karina mendengus kesal.
Jeno tertawa kecil, "ya terus gimana dong?"
"Ga solutif banget lo." Karina makin kesel.
"Mau kita balik kesitu?" Tanya Mark, "bantuin mereka ngomong." Mark emang lebih dewasa dan solutif.
"Ga tau kak, bingung." Jawab Karina.
"Lu nguping gih, pada dimarahin apa." Suruh Jeno.
"Gitu ya?"
"Iyaa... gih sana, jadi kita tau harus bersikap gimana." Lanjut laki-laki ganteng itu.
"Lo beneran mau kesini lagi?" tanya Karina.
"Lo mau dijemput ga? Daripada awkward." Jeno kemudian menoleh ke Mark, "ya, bang?"
"Gapapa sih, nanti dijemput Jeno, gue sih kudu balik, pagi ini mo ngerjain essay sama Yeri, ntar kalo kurang tidur bisa bego." Kata Mark.
"Hmm... lo ga keberatan, Jen?" tanya Karina, "gue stay disini juga gapapa sih."
"Ya udah deh, gini aja, lo kabarin gue enaknya gimana setelah lo ketemu Winter nanti. Gue melek kok sampe pagi, mau mabar." Ujar Jeno.
"Okey..." Karina senyum, Jeno juga solutif kok ternyata, "makasih ya Jen."
"Sip..."
Karina menutup telepon sambil kemudian mengendap-endap untuk menguping.
"Apa papah pernah melarang kalian pergi? Yang papah ga suka kalian bohong!" suara Bekti terdengar sangat tegas, "kalian bikin mamah kalian kecewa tau ga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dream Universe [NCT Dream, Aespa, SM artist]
Novela JuvenilCerita ringan soal beberapa keluarga, Ada ceritanya para orang tua menghadapi anak-anaknya, dari anak yang masih kecil yang lagi sok tau-sok tau nya, sampai anak beranjak remaja yang sedang rebel-rebel nya. Lalu cerita tentang persahabatan masa SM...