07. Demonstrasi

769 121 31
                                    

"Kalo gak diperlukan, gak ada darah yang harus ditumpahkan."

🍒

Lo semua tau tentang RUU KUHP yang ngadi-ngadi itu gak? Banyak mahasiswa yang turun tangan bersuara menolak pengesahan RUU tersebut. Istilah kerennya, demo.

Udah bukan hal yang aneh kalo mahasiswa berunjuk rasa. Tapi, pernah gak sih lo ngelihat anak-anak STM turun ikut serta dalam aksi demo kayak sekarang?

Benar, gue dan anak-anak Cibatam sepakat untuk turun tangan dalam aksi demonstrasi. Dimana kedatangan kita ternyata disambut dengan baik sama kakak-kakak mahasiswa berbagai macam almamater warna. Bahkan, pas pertama kali kita dateng dengan bergerombol, kita semua disorakin udah kayak artis.

Setelah gue dan anak-anak membentuk sebuah armada pasukan, gue berteriak nyaring, "KAK SILAHKAN ATUR STRATEGI, BIAR KAMI YANG EKSEKUSI!!"

Dimana lagi dan lagi teriakan gue disambut sorakan dari mereka.

"TERIMAKASIH ATAS BANTUANNYA ADIK-ADIK, MARI KITA BEKERJA SAMA UNTUK KEMAKMURAN ANAK CUCU KITA KELAK!! MERDEKA!!"

Kakak dengan almamater kuning terang itu ngebales teriakan gue, yang mana hal itu membuat semangat gue makin berkobar.

Gue balik badan, natap satu-satu anak Cibatam yang lagi masang wajah sangar dengan senjata andalan di tangan, "Inget apa yang gue bilang tadi?" Tanya gue ke mereka.

"Kalo gak diperlukan, gak ada darah yang harus ditumpahkan." Gue acungin jempol ke si Panji yang jawab barusan.

"Salman, lo ikut gue, gue tau kalo lo gak nyaman. Sisanya, silahkan mencar, dan inget, ikutin aturan kakak-kakak mahasiswa. Jangan seenaknya sendiri."

Tepat setelah gue bilang gitu, anak-anak langsung membubarkan diri tanpa disuruh dua kali. Berpencar melakukan aksi untuk menunjukkan eksistensi.

"Mon, ayo!" Ajak gue ke si Salman.

"Mer, ini bukan job desc gue. Kenapa lo maksa gue ikut sih anjir?"

"Kenapa ya? Gak tau. Pengen aja gue."

Si Salman berdecak kenceng banget. Gue nyengir doang, abis itu narik tangan si Salman buat ngerusuh di depan gedung DPR yang nantinya akan diobrak-abrik kakak-kakak mahasiswa kalo kita berhasil menembus benteng pertahanan polisi yang berjajar gagah dengan tameng mereka.

Gue berdiri di samping kakak mahasiswa beralmamater biru tua yang lagi bacot ke polisi. Polisinya gue liat diem aja anjing, kayaknya gak ada niat buat ngebales bacotan dia.

Sahutan-sahutan dari pengeras suara menjadi backsound unjuk rasa yang kita lakukan, sumpah, adrenalin gue bener-bener kepacu sekarang.

"Assalamu'alaikum pak, kenalin saya Mahameru, pemuda yang katanya penerus bangsa, saya mungkin bukan orang yang berpendidikan tinggi, tapi saya tidak bisa diam saja ketika melihat ketidakseimbangan terjadi di depan mata saya. Saya dengan tegas menolak RUU KUHP yang isinya kayak otak temen saya, ngada-ngada."

Gue meneruskan pidato gue yang entah didenger atau enggak sama Pak Polisi, tapi gue yakin sih, pasti enggak.

Pas gue lagi asyik ngebacot ngaler-ngidul, tangan gue ditarik menjauh sama si kakak almamater biru tua tadi, "Dek mundur, mereka mau nembakin gas air mata."

Gue sama si Salman yang dari tadi diem aja dibawa ngejauh dari posisi tadi sama si kakak bermata sipit yang sekarang lagi senyum nunjukin lesung pipinya.

Tau gak?

Gue dibawa ke rombongan si kakak itu anjir, iya, sekarang gue dikelilingi sama kakak-kakak almamater biru tua yang sama kayak si kakak tadi.

Dikejar Cinta Ketua Genk - Jeno X Hyunjin [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang