18✨

593 86 37
                                    

Sejam lebih una dikurung dikamarnya sendiri, tangannya udah terluka karena tak berhenti menggedor pintu. Kini una duduk dikasurnya sambil menatap kearah pintu, lalu matanya melirik kearah tumpukan paperbag yang berisi oleh-oleh dibawah kakinya

"bukan ini yang gue mau" una menendang paperbag-paperbag tak berdosa itu sampe isinya berserakan, ada sepatu, tas, baju, aksesoris, dan barang-barang branded lainnya

Tangannya meraih ponselnya dengan pelan, soalnya tangannya kebas

"jeff" panggil una setelah panggilan tersambung

"kenapa na? Laper?"

Una menggeleng walau jeffyn tak mungkin melihatnya

"mama sama papa pulang" kata una pelan.

Hening, jeffyn tak menyaut

"gue kesana ya, mau dibawain apa? Eksrim? Coklat? Ku... "

"gue mau lo jeff" lirih una

"tunggu gue"

Pip

Sambungan terputus, una natap lagi pintu kamarnya. Kenapa? Hanya itu yang ada dikepalanya. 15 menit berlalu dan belum ada tanda-tanda pintu akan terbuka

"kak jayden?" panggil una dengan keras depan pintu

"kakak baik-baik aja?" una gedor lagi pintunya saat tangannya merasa lebih baik

"ma? Mama? Mama masih disini kan ma? Padahal una kangen, kenapa mama malah ngurung una?" teriak una lagi

"papa, adek dikurung mama pa" una memanggil papanya. Tapi percuma, sekuat apapun una teriak mereka gak bakal denger.

"mama, tangan una sakit ma. Buka ya ma.. " gedoran tangannya dipintu tak berkurang sedikitpun

Cklek

Pintu terbuka dari luar

"mama.. " senyum una luntur saat jeffyn yang buka pintu, jeffyn narik una kedalam kamar dengan lembut

"bentar jeff, gue mau ketemu mama dulu" una berbalik untuk menemui mamanya, tapi jeffyn menahannya

"bentar dulu jeffyn, kak jayden sama papa... "

Grebb

Jeffyn memeluk una dari belakang.

"gue disini na, lo punya gue" bisik jeffyn menenangkan

Una terdiam, dadanya sesak, matanya memanas tapi tak ada satu tetespun air mata yang keluar dari mata bulatnya. Seakan semua air mata miliknya telah kering dimasa lalu

Jeffyn membalikkan tubuh una agar menghadapnya

"kita obatin tangan lo dulu oke, memar gini" una diam, jeffyn mendudukkan una ditepi ranjang lalu membuka salep yang dibawanya untuk dioleskan ditangan una

"mereka masih dibawah kan jeff?" tanya una pelan

"ntar mereka balik lagi" dengan hati-hati jeffyn nyentuh tangan una

"jadi, mereka pergi lagi ya?" jeffyn natap una yang menatapnya kosong

"gue sendiri lagi ya jeff"

"ada gue, lo gak sendiri. Lo punya gue" tegas jeffyn

"gue nakal ya? Gue juga ngerepotin ya?"

"kenapa mereka lakuin ini sama gue jeff?" jeffyn menarik una kedalam pelukannya memberikan rasa nyaman untuk adik sepupunya ini, jeffyn terus membisikkan kata 'lo punya gue' ditelinga una saat una terus-terusan meracau tak jelas. Saat dirasa una mulai tenang, jeffyn membaringkan una dikasurnya. Una itu kayak bayi yang kalo rewel langsung tenang hanya karena mendengar suara detak jantung, maka dari itu jeffyn memeluknya. Lagian, bukannya seseorang yang kacau itu hanya butuh pelukan?

ADOLESCERE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang