23✨

466 74 36
                                    


"Aku terluka!"

-Alluna Arabella Sukmawidjaya-






-----------------------

"kamu memang lahir dari rahim mama, tapi kehadiran kamu adalah sebuah kesalahan dan gak pernah diharapkan" kata mama theya dingin

Deg

"MAMA"

"THEYA"

Jayden sama papa sion bentak mama theya barengan. Untuk kedua kalinya, jantung una dilempar pedang tak kasat mata oleh mama theya, mama kandungnya sendiri. Hati una mencelos, tatapan matanya kosong seketika

"dek jangan dengerin mama oke, ada kakak disini" jayden memegang kedua bahu sempit una

"kalo gitu, kenapa dulu mama gak bunuh aku aja sebelum aku lahir?" una natap mamanya dengan tatapan terluka

"udah, sering malah. Tapi kamu tetap bertahan dan terus tumbuh diperut mama" jawab mama theya dengan kejamnya, pertahanan una runtuh. Air matanya mengalir dengan deras, air mata yang selama ini ia tahan selama 5 tahun akhirnya tumpah juga

"THEYA" papa sion menarik lengan mama theya

"jangan melewati batas" papa sion nunjuk wajah mama theya

"APA? DIA EMANG GAK ADA DIDAFTAR RENCANA KEHIDUPAN KITA. BAHKAN KARENA KEHADIRAN DIA, DULU KAMU SELINGKUHIN AKU" bentak mama theya dan menatap papa sion tajam,

"KALIAN BERDUA STOP" teriak jayden saat kedua orang tuanya yang terus saling membentak, berteriak satu sama lain, saling menyalahkan, tanpa melihat keadaan putri bungsu mereka yang katanya gak ada dalam dafar rencana kehidupan mereka

Una mundur perlahan, tangannya meremat rambutnya dengan kasar lalu menangis histeris

"kalian jahat" jerit una, punggungnya nabrak meja yang penuh dengan hiasan kristal koleksi mama theya sampai semua jatuh dan pecah berserakan dilantai. Mereka memang langsung pulang setelah jayden membuat kekacauan ditempat acara

"dek" jayden mendekat

"pergi, PERGI" jerit una lagi, tangan kirinya meraih salah satu pecahan hiasan kristal dan menggenggamnya erat. Darah mulai mengalir dari sela-sela jarinya

"dek, tangan kamu berdarah" jayden melotot kaget dan mendekat lagi

"PERGI" pecahan kristal una arahkan kelehernya

"arabella" papa sion natap putri bungsunya tak percaya

"kalian jahat, KALIAN JAHAT" una terus menjerit dan mengucapkan dua kalimat itu, penampilannya sungguh mengenaskan, darah berceceran dilantai bahkan mengotori gaunnya, rambutnya acak-acakkan karena diremas sedari tadi. Una lari menuju kamarnya dan mengurung diri. Jayden menggedor pintu kamar una tapi una mengabaikannya,

"dek, buka pintunya dek. Kakak obatin dulu tangan kamu" jayden terus berusaha menggedor pintu, bahkan mendobraknya tapi tetap gak kebuka soalnya una pake double kunci dari dalam

"dek maafin kakak dek" lirih jayden, sudah satu jam tapi pintu kamar una tetap tak terbuka

"pergi kak, una mau sendiri" saut una pelan dari balik pintu

"jangan gini na, buka ya dek pintunya kakak mohon" jayden masih berusaha membujuk adiknya

Una duduk meringkuk dipojok kamar, kedua tangannya memeluk kedua kakinya serta pecahan hiasan kristalpun masih berada digenggamannya. Perkataan mama theya masih terngiang-ngian di telinga dan ingatannya. Kenapa kata-kata yang dulu bikin una down harus keluar lagi dari mulut mamanyap.

ADOLESCERE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang