"terus lo percaya?"
Una berdehem mengiyakan, tangannya masih sibuk sama seperangkat alat keramat milik cewek
"gak ada alasan buat gue gak percaya sama dia" katanya sambil mengoleskan mascara dibulu matanya, bibirnya ditarik kebawah entah apa tujuannya
"lagipula dia gak cuma modal bacot doang, dia ngasih bukti juga" lanjut una yang saat ini tengah memakai eyeliner
"el, liat deh. Alis gue tingkat kemiringannya udah pas belum?" una berbalik menghadap kasurnya yang dimonopoli empat orang bocah yang terjebak ditubuh orang dewasa
"udah cakep na" una mendelik kearah juna
"maksud lo gue cakep kalo diliat sambil tutup mata gitu?" sewotnya
"ini mata gue melek yaampun" juna melebarkan kedua matanya kearah una,
"cih, lagian ya. Kalian gak pada kerja apa? Pulang sana" una berbalik lagi ke meja rias untuk benerin lipstiknya
"buat apa punya karyawan kalo bos tetep kerja?" jawab miggi
Una menyemprotkan parfum dibeberapa titik bagian nadinya sebagai sentuhan akhir, lalu berbalik lagi menatap mereka.
"aiiyuuh" una mendesah miris melihat kelakuan cowok-cowok didepannya.
Biar una jelasin, jadi kemaren malam mereka berempat menerobos masuk kekamar una. Tengah malem bukannya pada istirahat malah ngerecokin una sambil nanya ini itu tentang jean, kayak gak ada besok hari aja gitu loh. Kan una jadi kesel tau! Dan dengan sangat terpaksa una menceritakan penjelasan dari jean.
Jean bilang, sebangsat-bangsatnya dia, jean belum pernah unboxing cewek. Kalo grepe mah ya pernah, tapi dikit aja kok katanya. Terus masalah si juwita yang ngaku-ngaku hamil anaknya jean, itu cuma karangannya doang. Saat jean maksa ngajak juwita periksa ke dokter kandungan sekalian tes dna, juwita nolak dengan berbagai alasan. Setelah didesak beberapa kali, juwita ngaku kalo dia gak hamil apalagi anaknya jean. Juwita lakuin itu cuma agar jean jadi miliknya lagi. Terus masalah bocil bernama ben, ternyata dia anaknya pak jerryan kakaknya jean. Una salah sangka
Terus, apa una langsung percaya? Oh tentu tidak dong! Bisa aja kan jean nikahin juwita terus cerai gitu aja, bisa aja kan sekarang jean udah jadi duda. Una menyangka itu hanya akal-akalannya jean aja. Terus si jean langsung bawa una ke KUA buat meriksa apa jean udah terdaftar nikah apa belum, dan ternyata emang gak ada daftarannya.
Una percaya? Tidak! Bisa aja kan jean nyogok pihak KUA biar gak nunjukin daftar aslinya. Terus jean bawa una kerumahnya, dan disana mama fina senengnya bukan main saat una datang barengan sama jean. Dan dengan senang hati mama fina menjelaskan kalo anak bungsunya ini dijamin masih perjaka alias belum nikah. Tapi, bisa aja kan mama fina cuma menutup-nutupi kelakuan anaknya?
Berbagai cara jean lakuin untuk buktiin kalo jean emang gak hamilin juwita, dan una masih aja gak percaya. Cara terakhir yang jean lakuin adalah, membawa una kehadapan keluarga besar maresta. Bahkan, jean menawarkan untuk bertanya kepada satu persatu karyawan yang ada diperusahaannya. Lalu, apa dengan cara ini una percaya? Jawabannya iya! Bahkan una gak berenti cengar cengir semalaman mengingat perjuangan jean serta wajah prustasinya saat una tak kunjung percaya. Oke cukup penjelasannya, mari balik ke empat cowok dikamar una
Una kembali berdecak,
"pulang sana, atau mandi kek" suruh una
"masih pagi"
"apa itu mandi?"
"siapa yang sih pencipta mandi?"
"menyusahkan"
"ya tapi kamar gue jadi terkontaminasi aroma busuk kalian" sewot una sambil mengipas-ngipaskan tangannya
"aroma wangi gini kok dibilang busuk, sini cium" una mengernyit jijik,
KAMU SEDANG MEMBACA
ADOLESCERE ✔
De Todo--------------------------- Gimana sih rasanya dikelilingi cogan? Menyenangkan? Atau justru merepotkan? Ini cerita tentang una bersama kedua sepupu bangsatnya yang sialnya tampan. Oh, sama dua lagi yang suka ngintilin dari tk yang sialnya tampan ju...