Itachi pun kembali ke kantor polisi. " Mana Sasuke, Itachi?" kata Mikoto. " Sasuke sudah pergi. Katanya dia banyak urusan yang harus ia kerjakan. Ibu kalau sudah siap mengurus ayah, kita langsung pulang. Soalnya aku banyak urusan di kantor," kata Itachi.
" Baiklah Fugaku, aku pergi dulu. Jaga dirimu baik baik. Dah Fugaku," kata Mikoto. " Dah Miko chaan," kata Fugaku.
Mereka pun akhirnya pergi. Sedangkan Sasuke sampai di tempat kerjanya. Selama bekerja, ia sibuk melayani para pembeli.
Beberapa jam kemudian. Sasuke pun akhirnya pulang. Ia sempat singgah ke toko mainan. Ia membeli boneka dan mobil mobilan untuk anak anaknya. Setelah itu ia langsug berjalan ke apartemennya.
Sementara Sakura memasak makan malam. Sarada dan Sasura sudah bangun. " Salad, disini sangat menyenangkan. Tidak di tempat paman Gaara. Ya walaupun tempat paman besar, tetapi disini lebih nyaman aja gitu. Apa mungkin karena ada papa disini? Umm," kata Sasura.
" Iya kau benar. Disini menyenangkan. Papa aja waktu buat nemanin kita bermain. Tidak seperti paman merah, dia selalu sibuk," kata Sarada. " Kau benar Salad," kata Sasura.
Sementara Sakura hanya mendengarkan curhatan anak anaknya. " Sungguh menyesal diriku memisahkan ayah dan anak. Tanpa aku ketahui jika anak anak merindukan sosok papanya. Mulai hari ini aku takkan memisahkan mereka dari Sasuke. Nanti akan kubicarakan dengan Sasuke," batin Sakura.
Sasuke pun sampai di depan apartemennya. Ia pun membunyikan belnya. " Nak tolong bukain pintu. Mungkin papa sudah pulang dari kerjanya. Bukain ya nak, tolong mama," kata Sakura. " Biar Salad yang bukain pintu," kata Sarada. " Silahkan," kata Sasura.
Sarada pun membukakan pintunya. " Tadaima," kata Sasuke. " Papa!" teriak Sarada. Sarada langsung memeluk papanya. " Hei putri kecil papa, kenapa kau memeluk papamu hmm? Oh ya papa ada hadiah buatmu dan Sasura. Bukanya didalam aja ya," kata Sasuke.
" Gendong," kata Sarada. " Gendong? Manja kali anak papa ini hmm? Baiklah, sini papa gendong," kata Sasuke.
Sasuke mengendong Sarada. Ia pun akhirnya masuk ke apartemen. " Salad turun! Aku ingin digendong. Turun," rengek Sasura. " Tak mau! Papa jangan turunkan aku. Aku masih kangen dengan papa," kata Sarada. " Baiklah. Lima menit aja ya, Salad. Mana mana mama kalian? Kok bau masakan? Mama kalian lagi masak ya? Kalau begitu kita tengok mama masak ya," kata Sasuke.
Mereka pun pergi ke dapur. " Mama!" kata Sasura. Sakura pun langsung menoleh ke arah Sasura. " Ada apa Sasura? Kau lapar? Ingin tomat hmm? Atau kau ingin apa ini?" kata Sakura. " Gendoong," kata Sasura.
" Hee! Gendong! Mama lagi memasak sayang. Nanti kalau mama gendong kamu, mama gak jadi masak dong. Ganti aja permintaanmu nak," kata Sakura. " Gendoong!" rengek Sasura.
" Gendong aja dia, Sakura. Kasian dia rengek rengek begitu. Oh ya kau masak apa Sakura? Kayaknya enak tuh?" kata Sasuke. " Kau sudah pulang, Sasuke? Ah aku bikin sup tomat buat kalian. Ya sudah sini mama gendong putra mama yang manja ini," kata Sakura. Sasura pun langsung memeluk Sakura dengan erat.
" Ih ikut ikut digendong. Tak asyik kamu Sasura!" ejek Sarada. Sedangkan Sasuke dan Sakura hanya bisa tertawa. Akhirnya Sasuke bisa lagi tersenyum. Selama Sakura pergi, Sasuke hanya bisa meluangkan waktunya di restoran. Sekarang pas Sakura kembali kesini, ia akan sering meluangkan waktu buat keluarga kecilnya. " Semoga tidak lagi ada masalah," batin Sasuke dan Sakura.
Malam harinya. Mereka makan malam. " Bagaimana hari hari kalian disini? Apakah kalian senang disini?" kata Sasuke. " Sangat senang papa. Apalagi ada papa disini. Betul kan Salad?" kata Sasura. " Hn," kata Sarada.
" Nanti setelah makan, kalian langsung istirahat ya. Jangan bermain di malam hari. Jangan lupa sebelum bobok, bersihkan kaki dan tangan kalian. Mengerti kan nak?" kata Sakura. " Okee," kata Sarada dan Sasura.
Sasuke pun langsung mengelus rambut anak anaknya. Sedangkan anak anaknya hanya bisa tersenyum. Beberapa menit kemudian. Anak anak mereka sudah pergi ke kamar. Sedangkan Sakura sedang membersihkan piring kotor. Sasuke pun langsung memeluk tubuh istrinya.
" Sasuke, kenapa peluk aku sih? Aku jadi susah mencucinya. Lepaskan aku," kata Sakura. " Alangkah lebih baiknya jika mereka mempunyai adik. Ah sebelum itu aku ingim menanyakan sesuatu padamu. Dengarkan aku baik baik, Sakura," kata Sasuke sambil mengecup istrinya.
" Hei jangan nambah anak lagi, Sasuke. Lihatlah keadaan kita. Kau tidak kaya, maaf aku menghinamu. Tapi kalau kita punya anak, biayanya akan nambah lagi. Untuk makan aja, kita harus mikir mikir Sasuke. Jadi jangan nambah anak dulu. Aku juga belum siap untuk hamil lagi. Kau ingin tanya apa kepadaku, Sasuke?" kata Sakura.
" Tadi aku ke kantor polisi bersama Itachi dan ibuku. Ibuku menyuruhku untuk kembali ke manshion. Aku sebenarnya mau balik kesana. Tapi aku mengingat kalian. Makanya aku mentah mentah menolak permintaan ibuku. Lagian kalau aku mengajak kalian kesana, ibuku bisa curiga kepadaku. Maka sebelum itu, kita ceritakan aja kepada mereka tentang hubungan kita yang sebenarnya. Sebelumnya Itachi menanyakan hubungan kita. Aku masih jawab teman aja. Jadi bagaimana menurutmu, kita bilang atau tidak bilang. Supaya aku bisa memutuskan hidup kalian selanjutnya bersamaku," kata Sasuke.
" Kita menikah tanpa mereka tau. Sudah saatnya kita memberitahu mereka yang sebenarnya diantara kita. Kau benar benar ingin kembali ke keluargamu, Sasuke? Jika iya, maka aku yang akan pergi darimu. Aku ikhlas jika kau kembali bisa mengurusi perusahaan ayahmu," kata Sakura.
" Aku gak memintamu pergi lagi, Sakura. Aku ingin mengajak kalian tinggal di manshion itu. Sudah cukup kita berbohong kepada mereka. Kumohon jangan pergi lagi. Aku gak sanggup jika kau pergi lagi, Sakura," kata Sasuke.
" Tinggal disana? Apa kau serius menceritakan hubungan kita kepada mereka, Sasuke? Apakah kau siap dengan resiko yang terjadi? Uzumaki Karin, mantan calon tunanganmu itu. Dia sedang mengincarku saat ini. Jika aku ke tempatmu, maka dengan mudahnya dia menyakitiku Sasuke. Aku sebenarnya setuju aja jika kau menceritakan hubungan kita kepada keluargamu itu, tetapi jika sampai hubungan kita terdengar di telinga Karin, kau harus siap dengan resiko apapun, Sasuke. Belum lagi aku masih tidak mempercayakan ayahmu. Aku yakin ayahmu merencanakan sesuatu buat kita," kata Sakura.
" Kau benar, masih ada yang menolak hubungan kita ini. Jika masalah ini selesai, maka siap gak siap kita akan menceritakan semuanya kepada mereka. Bagaimana caranya agar hubungan ini tidak terdengar di telinga Uzumaki Karin. Dia sangat membencimu. Aku lihat di tatapannya itu. Mending kita diskusi kepada saudaramu Gaara. Biar dia yang menentukan nasib kita ini," kata Sasuke.
" Hmm kau benar Sasuke. Kita harus tanyakan dulu kepada Gaara. Ya sudah lepaskan aku, Sasuke. Tengok anak anak," kata Sakura. " Kenapa aku harus menengok anak anak?" kata Sasuke bingung.
" Anak anak suka pura pura tidur. Makanya aku suruh kau mengecheck mereka. Please ya Sasuke, pleasee," kata Sakura. " Oke, tapi nanti malam kau harus puasi aku," kata Sasuke.
" Maksudmu? Jangan bilang kau serius ingin nambah anak! Astaga Sasuke! Aku gak ingin nambah anak. Aku ingin fokus mengurus mereka dulu," kata Sakura. Sementara Sasuke hanya menulikan teriakan Sakura.
Ia pun melepaskan Sakura dan pergi ke kamar anaknya. Sementara Sakura hanya mematung dengan perginya Sasuke dari dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Dont Leave Me Honey
RomanceSakura adalah seorang gadis biasa yang mendapatkan beasiswa di universitas yang elit. Namun untuk menghidupi kehidupannya, Sakura rela bekerja siang malam untuk mengisi perutnya. Ia juga adalah anak yatim piatu. Orangtuanya sudah meninggal beberapa...