68. Just You

1.8K 254 13
                                    











































































Suasana menjadi hening seketika, Jeno menatap Jaemin dengan tatapan datarnya. Mendengar penolakan Jaemin, membuat Jeno merasa kesal.

"Kenapa?"

Suara Jeno dibuat serendah mungkin, menunjukkan ketidaksukaannya terhadap keputusan Jaemin. Dan hal itu berhasil membuat Jaemin bergidik, ia tak pernah suka mendengar suara Jeno yang seperti ini. Walaupun terdengar sexy, tapi Jaemin tahu bahwa Jeno sedang menahan amarahnya.

"Kamu harus pikirin lagi keputusan kamu ini, Jen. Aku bukan cewek, ada banyak hal yang enggak bisa aku lakuin seperti cewek."
Jaemin mencoba memberikan pengertian kepada Jeno.

"Terus?"
Nada suara Jeno masih saja datar dan rendah.

"Ya, gitu. Aku enggak punya dada besar, dada aku datar..."
"Tahu kok, aku kan suka emutin."

Kata Jeno memotong perkataan Jaemin, namun Jaemin tidak merespon. Jaemin mendatarkan sejenak tatapannya, bisa-bisanya Jeno bercanda di antara pembicaraan serius mereka.

"Satu lagi yang enggak akan pernah bisa aku kasih ke kamu, Jen. Keturunan."

Tambah Jaemin. Jaemin kira Jeno akan tetap memasang wajah datarnya itu, ternyata tidak. Jeno melembutkan ekspresinya, dengan senyuman manis yang terpantri di wajah rupawannya.

"Duh, pacar aku cantik banget ya."
Jeno masih setia menatap penuh binar kepada Jaemin, tangannya yang kekar mengelus pipi Jaemin dengan penuh kelembutan.

"Aku janji, Na, apa pun hal negatif yang kamu pikirin sekarang enggak akan jadi masalah di kemudian hari. Ayo habiskan waktu kita, berdua. Ayo hidup berdua sampai enggak ada lagi detak di jantung kita. Kalau kamu mikirin soal keturunan, kita bisa cari jalan lain Na. Ada banyak cara untuk dapatinnya, salah satunya adopsi. Itu pun kalau kamu mau."
Jeno memberikan pemahaman panjang lebar, berharap Jaemin akan dapat mengerti.

"Tapi, Jen... a-aku..."

Jaemin masih tampak sangat ragu, ada begitu banyak yang ia takutkan. Jaemin hanya terlalu memikirkan sesuatu yang belum tentu akan terjadi di kemudian hari.

"Aku kasih kamu 2 pilihan, nikah sama aku atau kita putus."

Di detik selanjutnya setelah mendengar kata-kata Jeno itu, Jaemin langsung menubrukkan tubuhnya kepada Jeno hingga membuat sang dominan meringis karena merasa sedikit nyeri di bagian dadanya. Jaemin memeluk Jeno dengan sangat erat.

"Ihhh kok putus sih? Jangan dong."- Jaemin.
"Ya makanya nikah sama aku, Na."- Jeno.
"Ngebet amat..."- Jaemin.
Jeno menghela napasnya berat, mengapa rasanya susah sekali mengajak Jaemin untuk menikah?

"Aku akan lebih tenang kalau kamu udah aku ikat. Aku enggak perlu terlalu cemburu kalau kamu dekat sama siapa aja, Na ngertiin dong. Aku cuma mau nikah sama kamu, bukan ngajakin kamu ke akhirat loh."
Oke, sepertinya Jeno memang sudah mulai kesal. Pembicaraan terakhirnya sepertinya sudah berbelok arah.

"Emangnya enggak cinta sama aku?"- Jeno.
"Cinta banget."- Jaemin.
"Nikah, atau putus?"- Jeno.
"Nikah..."
Akhirnya, Jaemin menerima juga. Ya, walaupun terdengar sangat penuh dengan keraguan.

"Gitu dong dari tadi."

Jeno melepaskan pelukan Jaemin dan memakaikan satu cincin di jari manis tangan kiri Jaemin, satu cincin lagi di jari manis tangan kirinya.
Jeno dan Jaemin sama-sama menatap cincin masing-masing. Lalu saling bertukar senyum bahagia. Setelah itu, Jeno membaringkan tubuhnya di atas sofa dengan Jaemin yang berada di dalam pelukannya.

"Na, aku cinta sama kamu."- Jeno.
"Aku juga cinta sama Aa' pacar."- Jaemin.

Nyatanya, hubungan mereka hanyalah tentang kisah Narendra Jaemin yang dulu sangat membenci si pengganggu - yang sialnya tampan - Jeno Bavin Marlon. Dan tentang si pria tampan yang telah mencintai kelinci cantik - siapa lagi kalau bukan Jaemin - setulus dan sedalam hatinya.

Hubungan mereka hanyalah tentang rasa sedih, sakit, dan pahit, yang kemudian terbalut rasa cinta demi kebahagiaan masing-masing pujaan hati.

Hubungan mereka tidak bisa disamakan dengan yang lainnya, karena setiap yang mencinta selalu memiliki caranya masing-masing. Jeno dan Jaemin hanya bahagia, ketika kedua hati masihlah teguh pada cinta mereka. Berbahagialah untuk seluruh pasangan dua insan yang saling mencintai. Sang penulis tak cukup tega memisahkan dua hati yang masih saling mencintai, kadang konflik memang selalu terjadi di kehidupan semua orang, bukan?

.
.
.
.






































re-publication: 30 Juli 2023

TBC...

Just MessageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang