Warning!
Typo bertebaran, mengandung kata kasar dan konten dewasa. Bijaklah saat membaca, cerita ini hanya fiksi belaka dan tidak mungkin terjadi dikehidupan nyata.
Selamat membaca.
.
.(Abaikan waktu dan tanggal yang tertera)
"Hmppphm...Jen..ahhmpphh.."
Jaemin tidak tahu kenapa bisa jadi begini. Jeno memaksa kepala Jaemin untuk mendongak, dan Jeno langsung saja mencium bibir Jaemin dengan sangat kuat dan rakus. Jeno menggunakan tangan kanannya untuk menekan leher Jaemin dengan lembut, mencoba menahan Jaemin yang terus saja menggerakkan kepalanya.
"Jenhmmphm...Ahmm..."
Jaemin berkali-kali mendorong tubuh Jeno, jujur saja ciuman Jeno yang kasar ini menyakiti bibirnya. Sekuat tenaganya mendorong tubuh Jeno, namun tidak bisa karena tenaga Jeno sangat kuat.
Jeno merasa terganggu saat mencium Jaemin karena Jaemin terus saja mendorong dirinya, dan itu membuat Jeno kesal. Jeno menangkap kedua tangan Jaemin, membawa kedua tangan kekasihnya ke atas kepala dan mengunci tangan Jaemin menggunakan tangan kirinya.
Bunyi suara kecipak dan desahan Jaemin memenuhi ruang tengah apartemen Jeno. Jaemin memejamkan matanya kuat hingga menimbulkan kerutan di kedua matanya, saat Jeno menghisap dan menggigit bibirnya dengan kuat, Jaemin membuka mulutnya dan membiarkan Jeno mengesplor mulutnya.
Rasanya Jaemin sudah hampir kehabisan napas, tetapi Jeno masih terus menghisap bibir dan lidahnya. Jaemin menggerakkan kedua tangannya yang masih di pegang oleh Jeno, menggerakkannya dengan sangat kuat. Mencoba memberitahu Jeno, jika ia sudah kehabisan napas.
"Hah... hah... hah..."
Jaemin terengah-engah saat Jeno melepaskan ciumannya, belum sempat Jaemin menghirup oksigen dengan benar, Jaemin sudah tersentak kaget saat Jeno melepaskan jaket denimnya dengan paksa. Jeno dengan kasar juga melepaskan kaos dalam putih yang Jaemin kenakan.
Seketika hawa dingin dari pendingin ruangan menerpa kulit bagian atas Jaemin yang tidak lagi berpenghalang. Tidak sampai di situ, Jeno dengan pergerakan cepat menghisap leher Jaemin, dan membuat Jaemin kembali berteriak tertahan.
"Akhhh.. Jen, Stophhm...Ah..."
Jaemin kembali mendorong tubuh Jeno agar melepaskannya, tetap saja sia-sia. Lagi-lagi Jeno merasa kesal karena Jaemin yang terus saja mengganggu aktivitasnya, Jeno menggigit leher Jaemin dengan sangat kuat.
"AGGGHHHH JENO..."
Jaemin berteriak, merasakan sakit dan juga panas di leher bagian atasnya. Jeno benar-benar menggigitnya dengan sangat kuat, hingga Jaemin ingin menangis rasanya.
Jeno melepaskan gigitannya, ia menegakkan tubuhnya dan kembali mengunci tangan Jaemin dengan kedua tangannya di samping kepala Jaemin.
Jaemin kembali memejamkan matanya kuat, mencoba mengatur napasnya yang terasa sesak, menenangkan jantungnya yang berdetak sangat cepat. Sepertinya Jeno benar-benar berniat untuk 'menghancurkan' Jaemin sore hari ini.
Belum selesai proses Jaemin menenangkan dirinya, ia kembali tersentak saat merasakan lidah Jeno yang menjilat puting sebelah kirinya.
"Ahh..Jen..ahhhh..."
"Hm..."Jeno hanya bergumam, ia menghisap dan sesekali menggigit kecil puting Jaemin yang sudah menegang itu. Hisapan Jeno sangat kuat, seolah puting Jaemin bisa mengeluarkan air.
"Jen, Please... berhenti...Ahhhh..."
Jaemin sudah tidak tahan lagi, Jeno benar-benar kasar padanya. Yang Jeno lakukan sejak tadi hanya menyakiti Jaemin, bahkan sekarang putingnya terasa pedih saat merasakan air liur Jeno, yang masih saja menghisap puting sebelah kirinya. Sedangkan puting sebelah kanannya terasa gatal, karena tidak tersentuh sejak tadi.
Jeno akhirnya berhenti saat mendengar suara Jaemin yang semakin serak, ia menegakkan tubuhnya.
"Balas ciuman aku, Na. Kalau kamu enggak mau aku tambah kasar."
Jaemin menganggukkan kepalanya saat mendengar kalimat Jeno, Jaemin melingkarkan kedua tangannya di leher Jeno sesaat setelah Jeno melepaskan cekalan tangannya. Jaemin menutup matanya menarik Jeno agar mendekat padanya, Jaemin langsung saja meraup bibir Jeno yang cukup tebal itu.
"Hmppmh..."
Jaemin mendominasi ciuman mereka, mencium bibir Jeno dengan sangat lembut. Menyesap dan sesekali menggigit bibir atas dan bawah secara bergantian, mencoba memasukkan lidahnya ke dalam mulut Jeno. Tetapi kekasihnya itu tidak membuka mulutnya, hanya membiarkan Jaemin bermain-main dengan bibirnya.
Merasa tidak ada balasan dari Jeno dan tidak mendapat izin untuk memasukkan lidahnya ke dalam mulut Jeno, akhirnya Jaemin memutuskan untuk membuka matanya masih dengan bibirnya yang menyesap bibir Jeno. Iris coklat milik Jaemin beradu dengan iris hitam pekat milik Jeno, dan berhasil membuat Jaemin semakin jatuh cinta pada sosok tampan itu.
Jeno menyudahi ciuman mereka secara sepihak, saat merasakan ponselnya yang tidak berhenti bergetar. Jeno mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, mengecek siapa yang menghubunginya. Jeno menghela napasnya panjang saat mengetahui siapa pemilik panggilan, Jeno menatap Jaemin sejenak.
Cup~
Jeno mengecup bibir Jaemin sekilas, dan beranjak pergi menuju kamarnya untuk menerima panggilan itu. Jeno membiarkan pintu kamarnya terbuka, membiarkan Jaemin menatapnya.
"Huhh, kayaknya gue harus berterimakasih sama yang nelfon. Udah bikin Jeno berhenti, eh..."
Monolog Jaemin terhenti saat ia mengelus dada telanjangnya, dan merasakan sesuatu di sana. Jaemin menunduk, mencoba melihat dengan jelas benda apa itu. Senyum Jaemin terkembang saat mengetahui benda yang ternyata adalah sebuah kalung emas putih dengan bandul sebuah cincin. Itu cincinnya yang sempat hilang, ternyata Jeno yang menemukannya.
.
.
.
.Duh, kan Aing jadi malu sendiri 🙈
re-publication: 17 September 2023TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Message
FanfictionNarendra Jaemin tiba-tiba mendapatkan pesan dari seorang pemuda tampan, yang mengaku sebagai calon pacarnya. "Jeno SIALAN."- Jaemin. "Love My Bunny 😘."- Jeno. Akankah kisah cinta mereka dapat terjalin?