71. Tak Habis-Habis

1.7K 234 6
                                    















































































Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno menghela napasnya lelah, dan mendudukkan tubuhnya dengan kasar di sofa di samping Eric

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno menghela napasnya lelah, dan mendudukkan tubuhnya dengan kasar di sofa di samping Eric. Jeno menghela napasnya lagi, mencoba meredamkan emosinya. Ah, Nana dan kejutannya itu membuat kepala Jeno terasa pening.

"Kenapa?"
Eric memperhatikan wajah kusut sang sahabat, sepertinya Jeno kelelahan karena bekerja tanpa libur.
Jeno hanya menggelengkan kepalanya, ia memejamkan mata saat merasakan tangan lembut Eric yang tengah memijat keningnya.

"Gimana perusahaan?"- Eric.
"Tinggal proses akhir, gue dapat jatah libur sampe besok. Terus lanjut kerja sampe minggu depan."- Jeno.
"Udah bilang ke Rendra?"
Eric masih setia melakukan pekerjaannya, yaitu meringankan beban di dalam kepala Jeno. Kali ini Jeno mengangguk sebagai respon akan tuturan Eric.

"Gue udah jelasin. Sebenarnya Ric, gue enggak pengen kasih tahu Jaemin semuanya. Tapi ya, karena gue udah enggak sanggup lagi nahan rindu, jadinya gue ketemu Jaemin kemarin. Eh, malah langsung ngelamar tu anak. Padahal rencananya gue mau lamar dia kalau semua masalah udah kelar."

Just MessageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang