Garis Waktu

•Sang Waktu•

Waktu akan selalu membawa beribu kejutan. Kejutan yang tak pernah terduga sebelumnya. Ini lah, kataku.

Tak jarang, kita memaki takdir. Menyalahkan waktu, yang tak kunjung menjawab. Beribu pertanyaan telah menyerang. Tapi sang waktu, seolah diam membiarkanku mati.

Tanpa sadar, aku kembali bangkit dan memulai semua. Mencoba menerima semua, yang sulit di terima olehku. Meski jiwa memberontak, menyalahkan garis takdir. Kenapa harus aku yang terpilih?

Kenapa harus aku? Berbagai pertanyaan terputar di kepala. Semakin membuat kepalaku seolah ingin meledak. Tak mampu, menampung segala beban yang harus ku tanggung. Atau malah, menjadi sebuah bom waktu? Aku lah yang harus memilihnya. Berani berproses, atau menyerah sebelum memulai.

Satu per satu proses mulai terlalui. Begitu banyak hikmah, yang dapat ku kutip. Dan ya, tanpa sadar. Dengan proses, aku terlahir kembali untuk menjadi lebih kuat.

Aku berani menerima semua. Berhenti untuk terus menghardik takdir yang kuanggap kejam. Garis yang membuatku merasa tak mendapat keadilan.

Hingga akhirnya, Sang waktu yang menjawab. Ribuan pertanyaan perlahan terjawab. Perlahan, semua terbalas. Roda kehidupan telah berputar.

Kita yang tak pernah tau mengenai roda. Berputar, tanpa terduga. Siapa yang mampu menebak takdir? Tentu saja tidak ada. Itu pula yang menjadi alasan kita untuk terus menjadi baik. Tak pasti selalu untung, tapi tak akan pernah merugi.

Mungkin saat ini, mereka yang berada di atas. Namun kemudian, tak ada yang menutup kemungkinan untuk mereka jatuh. Cukup yakin, bahwa Tuhan tak akan pernah membiarkan kerja keras umatnya berakhir sia. Karna akan selalu ada syukur di balik segala keluh dan peluh.

Karena Tuhan tahu, apa yang terbaik dan kapan waktu yang tepat untukmu. Yakinlah, bahwa Tuhan adalah penyusun skenario yang paling indah. Karna ia, adalah sutradara takdir yang begitu rapi dan apik.

Aku tak memaksamu untuk setuju dengan segala yang kuucapkan. Karna semua, hanya kataku.