•Berkaca•

2 2 0
                                    

Memang mudah dalam mengomentari. Tapi tak semua, bisa berkaca diri. Inilah, kataku.

Terlalu sibuk mengomentari orang lain, hingga lupa berkaca. Mengurus semua yang bukan ranahnya. Mencemooh segala sifat buruk orang lain, padahal dirinya juga tak jauh berbeda.

Apalagi yang ingin kau bicarakan? Tuhan begitu rapat menutup aibmu, tapi kamu begitu semangat membuka aib.

Berkaca menjadi sangat penting. Untuk merubah diri menjadi lebih baik. Menjadi sangat perlu, untuk menjadi manusia yang tak merugi.

Bercermin kadang menjadikan semua lebih mudah. Tak perlu banyak mengucap yang tak perlu. Cukup diam.

Ketika dalam masalah, begitu penting untuk berkaca. Menanyakan pada diri, "Apakah aku telah melakukan yang terbaik?". Agar diri tak menjadi pribadi yang begitu egois. Menyalahkan tanpa mau disalahkan.

Aku sebenarnya juga tak paham dengan mereka yang terlalu sibuk dengan hidup orang lain. Antara kurang kerjaan, atau emang ingin menumpuk banyak dosa.

Tak pernah masuk akal. Tapi nyatanya banyak yang melakukan. Sepertinya, hal itu sudah layaknya hobi dalam masyarakat.

Jangan lupa untuk selalu bercermin. Mulailah berpikiran luas. Jangan ngotot pada satu pandangan tanpa ingin menerima sudut pandang lain. Hingga lupa untuk merefleksi diri. Bukankah setiap manusia tempatnya salah?

Terkadang, kita begitu sering menyeru orang untuk berkaca. Tapi kita juga lupa untuk berkaca. Lewat ini, aku mengajak kalian. Untuk sama-sama belajar. Belajar lebih berkaca dalam menghadapi semua.

Banyak juga, yang tak bisa berkaca dengan sendirinya. Mereka yang kemudian berkaca ketika sudah mengungkap semua pada orang lain. Menumpahkan semua menurut sudut pandangnya. Kemudian pendengar akan memberikan pendapatnya tanpa berpihak pada siapapun. Apa kalian juga termasuk pada tipe ini?

Tak ada yang salah. Semua sama-sama berkaca bukan? Tak apa. Berhenti menjadi manusia yang egois ya? Tak apa jika tak seluruhnya. Karna kadang, egois juga perlu. Tapi tak semua keadaan.

Jika boleh jujur, semua kata yang kuungkap dalam garis waktu juga untuk menyadarkan diriku sendiri. Menamparku dan membuatku berhenti menjadi jahat. Bukan lagi pada orang lain. Tapi untuk diriku sendiri. Aku begitu sering menyakiti diriku, dengan egois lebih memilih orang lain.

Oleh karena itu, aku tak pernah memaksa kalian untuk setuju dengan segala opiniku yang kutulis dalam bentuk tulisan. Karena semua tentang pendapatku, dan sudut pandang ku. Dan semua, adalah kataku.










Sesuai janji, aku double up hari ini💓 Terima kasih banyak yang sudah membaca karyaku. Meski tak semenarik itu mungkin, jika harus dibaca banyak orang. Tapi aku sedang berusaha. Dan inilah prosesku. Terima kasih untuk kalian yang terus mendukung❤️ Salam sayang dariku untuk kalian✨ Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen yaaa. Share juga ke teman kalian yang mungkin akan menyukai tulisanku. Terima kasih❤️

Garis WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang