Kaget

225 12 0
                                    

    Sasuke pun pergi ke kamar anak anaknya. Ia pun langsung duduk di ranjang mereka. " Maafkan papa tidak bisa menemani kalian waktu kalian lahir. Papa hanya bisa mendengar kalian lahir lewat telepon mama kalian. Papa juga gak bisa merasakan bagaimana mengurusi kalian waktu kalian bayi. Papa janji, setelah ini kita tidak akan terpisahkan lagi. Sudah cukup. Waktunya kalian mengetahui keluarga papa yang sebenarnya. Kalian berhak diketahui oleh mereka. Papa akan melindungi kalian. Selalu dan selamanya. Selamat tidur anak anakku," kata Sasuke.

    Sasuke pun berbaring disebelah mereka. Dia mengelus rambut rambut anaknya. Tiba tiba Sakura datang. Ia melihat Sasuke tidur disamping anaknya.

   " Dia sudah tidur. Pasti dia kecapean kerja. Baiklah aku temani dia tidur disini," kata Sakura. Sakura pun tidur disebelah anak anaknya. Dia pun memejamkan matanya.

   Keesokan harinya. Sasura dan Sarada terbangun dari tidurnya. Ia melihat orangtuanya tidur bersamanya. " Kita ngerjain papa dan mama yuk. Salad, kau ambil make up mama, lalu kita coret pipi mereka," kata Sasura. " Okee," kata Sarada.
 
     Sarada pun mengendap endap pergi keluar. Tiba tiba Sasuke terbangun. " Kalian sudah bangun hmm? Salad mau kemana tuh?" kata Sasuke. " Kenapa papa bangun sih? Padahal... upss. Cepatan ambil make up mama, Salad," kata Sasura.

   " Make up," kata Sasuke bingung. " Ssstt papa diamlah! Nanti mama bangun gara gara suara papa. Salad udah ambil make up kan?" kata Sasura. Sarada pun kembali dengan membawa alat alat make up nya.

    " Udah, pilihlah make upnya Sasura," kata Sarada. " Oke, Salad coret bagian pipi mama. Sedangkan aku coret di bagian kanan," kata Sasura. Sedangkan Sasuke hanya bisa tertawa melihat tingkah anaknya.

   " Kalian mau coret muka mama? Tanpa mengajak papa, hmm? Harusnya kalian ngajak papa dong," kata Sasuke pura pura kesal. " Papa ambil lipstik mama. Waktu kami di tempat paman Gaara, kami sering make up mama habis tidur. Dan kami bilang ini ulah paman Gaara. Tau apa yang terjadi selanjutnya papa, paman Gaara yang kena amukan dari mama," kata Sasura.

    " Astaga kalian ini! Benar benar nganggu mama kayak gitu. Jika papa tertidur, mungkin muka papa akan bernasib sama seperti mamamu. Kalian ini benar benar anak papa. Papa bangga dengan kalian berdua," kata Sasuke.

    Sasuke mengingat kejadian waktu kecil. Ia sering mencoret coret lemari orangtuanya. Bukan hanya itu, dia sering mengotori lantai kamar orangtuanya. Dan Itachilah jadi sasarannya. Sasuke hanya bisa tertawa melihat tingkahnya waktu kecil.

    " Mereka mewarisi kenakalanku. Sayangnya aku lebih parah dari mereka. Kalian malaikat kecilku yang bisa membuat suasanaku menjadi bahagia seperti saat ini," batin Sasuke.

     Mereka pun mencoret coret muka Sakura. Beberapa jam kemudian. Mereka membereskan alat alat make up Sakura. Lalu mereka pergi meninggalkan Sakura.

    Sakura pun akhirnya terbangun. Ia melihat ke arah kaca. " ASTAGAA! GAK DI AMERIKA, GAK DISINI, MUKAKU JADI HANCUR. SIAPA YANG MELAKUKANNYA!!" teriak Sakura. Sementara Sasuke, Sarada, dan Sasura hanya bisa tertawa mendengar teriakan Sakura.
  
    Sakura pun langsung keluar dari kamar anaknya. Ia pun langsung menghadap ke arah mereka. " JADI KALIAN YANG MELAKUKANNYA! SINI, BIAR KUHUKUM KALIAN SEMUA!" kata Sakura. " Ampun mama, bukan kami yang melakukannya. Tapi papa yang melakukannya," kata Sasura.

    Sasuke pun langsung menatap tajam ke arah Sasura. " Mereka yang melakukannya. Bukan aku! Aku hanya mendukung keusilan mereka, Sakura. Hukum saja mereka, jangan aku," kata Sasuke. " Tidak, kalian semua harus kuhukum. Jadi hari ini kalianlah yang harus memasakkan sesuatu untukku," kata Sakura.

   " Heh! Kami tak pandai masak, mama! Please jangan hukum kami kayak begitu, mama. Pleasee!" kata Sarada. " Iya Sakura. Jangan hukum kami kayak begitu. Kumohon jangan ada hukuman untuk kami," kata Sasuke.

Please Dont Leave Me HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang