14. hurtful

1.3K 263 7
                                    

-


Hospital Hangul 📍

Irene terburu-buru masuk mencari ruangan instalasi gawat darurat, dengan raut wajah yang tampak khawatir yang begitu besar terhadap seseorang. Ia terus langkahkan kaki lebarnya dengan tergesa, saking tergesanya ia tak sengaja bertabrakan dengan seorang yang berpapasan.

Irene pun lekas mengucapkan maaf pada seorang yang tak sengaja ia tabrak tersebut, dan kembali melangkah menuju tujuan.

Sebelumnya irene dihubungi oleh sang kakak, bahwa sang ibu mengalami komplikasi dan segera di bawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan. Maka Irene pun lantas membatalkan semua janji temunya dengan beberapa klien dan memilih segera tuk mengunjungi sang ibu.

Air matanya seketika bergulir begitu saja. Saat ia sudah menemukan dimana ruang yang di tuju, pandangannya mengarah pada seorang yang tengah berdiri tampak gusar tepat didepan pintu ruangan.

"Eonnie.." lirih irene, mudah membuat Woori berpaling dan menatap sang adik.

Woori pun lekas menghampiri dan memberi pelukan hangat.

"Mom, gwaenchana ?" Tanya Irene dalam pelukan, disertai isakan sesak.

Woori hanya mengangguk, melipat bibir kedalam dengan mata dikerjapkan beberapakali.

Sudah 30 menit terlewati, namun dokter tak kunjung juga keluar dari ruangan.

"Kenapa lama sekali ?" Gumam Irene, pandangannya tak lepas terus menatap pintu kaca ruangan instalasi gawat darurat tersebut.

Woori tak menyahut, ia terus memberi penenang lewat usapan tangannya pada bahu sang adik.

"Daddy sedang dalam perjalanan menuju kemari" Beritahu woori kemudian, yang tak mendapat respons dari Irene.

Irene tampak masih merengut sedih, dengan satu tangan yang terus menggenggam erat tangan sang kakak.

Rasa khawatirnya kian mencuat, kala menyadari waktu terus berjalan. Menunggu sang dokter yang tak kunjung keluar, dengan perasaan tak karuan.

Menit kemudian, pintu dibuka menampakkan seorang perawat wanita yang keluar lebih dulu dengan membawa beberapa alat di meja dorong. Lalu di susul oleh seorang pria ber jas putih yang Irene yakini bahwa dia adalah seorang dokter yang baru saja menangani sang ibu. Dengan itu, irene lantas hendak segera bertanya pada sang dokter tersebut.

Namun bibirnya kembali terkatup, kala sang dokter lekas berbicara lebih dahulu.

"Nyonya Bae masih dalam keadaan tak sadarkan diri. Pemeriksaan lanjutan akan dilakukan satu jam lagi. Dan, jika ingin membesuknya anda hanya bisa melihat dari luar ruangan saja, namun setelah kami sudah melakukan pemeriksaan lanjutan, kalian diperbolehkan untuk menemani pasien dalam ruangan. Kalo begitu saya permisi.." terang sang dokter, lalu berlalu pergi dari hadapan kedua gadis.

"Eonnie, hiks~" Irene terisak sembari memeluk erat tubuh sang kakak.

Woori yang tak bisa berbuat apapun selain hanya memberi sentuhan penenang pun hanya bisa mengusap punggung sang adik, untuk beberapa saat. Sebelum kemudian sang ayah tiba.

"Iren, woori. Bagaimana dengan keadaan ibu kalian ?" Suara berat nan tegas itu terdengar oleh keduanya.

Woori lantas menoleh pada sang ayah, tidak dengan Irene yang masih terisak dalam pelukan.

"Mom, masih tak sadarkan diri. Dan kami tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam ruangan, sebelum pemeriksaan kedua dilakukan." Ucap Woori.

Sang pria tua pun mengangguk mengerti, lalu duduk di bangku tunggu yang ada. Menunggu dengan perasaan gelisah, takut akan terjadi sesuatu pada sang istri.

Found You In My Room- [JENSOO] Completed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang