35. hunch

1.5K 245 51
                                    


"Jichu-ya.."

"Hm?"

"Boleh kutanya sesuatu?"

"Hm.."

Jisoo hanya menanggapinya dengan senandungnya, kedua matanya fokus pada layar ponsel. Tengah khidmat dengan permainan yang tengah ia mainkan di balik layar ponselnya.
Sementara Jennie, membaringkan kepalanya di atas pangkuan jisoo sembari memainkan ujung rambutnya.

"Kau tidak menerimaku karena kau tahu aku mencintaimu, bukan ?"

Seketika pertanyaan Jennie mengalihkan fokus jisoo. Pandangannya tertuju pada gadis yang tengah terbaring di pangkuannya.

"Tentu tidak." Jawabnya, lalu meraih tangan Jennie untuk digenggamnya dan sedikit memberi usapan lembut. "Jangan berpikir begitu. Asal kau tahu, sebenarnya kau adalah tipe wanita yang aku sukai,," setelah itu ponselnya di taruh.

"Benarkah?" Jennie antusias.

"Aku langsung mengagumimu saat pertama kali kau memberitahu bahwa kau seorang chef, dan kali pertama kau memasakkan makanan untukku. Aku sangat menyukainya,"

"Menyukaiku?"

"Aniyo. Menyukai makanan yang kau buat." Jisoo sedikit tergelak melihat jennie dengan raut wajahnya yang berubah masam.

"Haish" Jennie merengut sebal.

"Kekekeke... Tentu saja aku menyukaimu, Kim jennie-ssi,, memang awalnya aku hanya menyukai makanan yang kau buat, karena rasanya hampir mirip dengan masakan eomma.. namun, dengan seiring berjalannya waktu.. tindakan dan juga sikap tulusmu terhadapku, karena itu hatiku mulai merasakan jatuh cinta dengan semua perlakuanmu padaku.."

Tatapannya kian lekat.

"Sikap hangat dirimu yang menjadi alasan utama mengapa aku menerimamu, Kim jennie-ssi. Kuharap kau dapat tinggal bersamaku dalam waktu yang lama, dan hanya maut yang dapat memisahkan kita, bukan keegoisan ataupun rasa yang hilang yang menjadi alasan perpisahan kita kelak" Lanjutnya mellow.

Jennie tersenyum haru mendengarnya.

"Lalu.. Kenapa kau menyukai seorang yang tak memiliki apapun sepertiku ?" Kini jisoo yang mengajukan pertanyaan.

Jennie mendudukkan dirinya, lalu balas menatap jisoo dengan penuh cinta. Sambil menangkup wajah mungil jisoo dengan kedua telapak tangannya.

"Aku tidak melihatmu dari apa yang kau punya, tapi aku melihat dirimu. Aku mencintaimu karena itu kau, jisoo."

Kali ini ucapan Jennie benar-benar tulus dari hati terdalamnya.

Mendengar pernyataan Jennie, jisoo semakin dibuat luluh mendengarnya. Ibu jarinya terangkat dan membelai bibir mungil milik Jennie singkat. Lalu memberi kecupan singkat juga disana.

Jisoo tersenyum sambil menatap Jennie tak kalah dalam, dan penuh hangat.

"Terimakasih telah ada dihidupku."

Jennie balas tersenyum simpul. "Aku ada karena kau telah tercipta, jichu-ya." Balasnya penuh cinta.

"AigOoo,," Jisoo tertawa ringan, lalu mengacak pucuk kepala Jennie hingga kusut. kemudian ia mendekap erat tubuh nya seraya menggoyangkannya main-main, membuat si gadis dalam pelukan tertawa geli karena gurauannya itu.

Menit kemudian

"Jichuya, berhenti mengkonsumsi obat tidur" tegur si gadis pangsit, setelah tubuh satu sama lain terlepas dan kembali pada kegiatan semula.

"Hum?" Jisoo mengernyit sok tidak tahu.

"Saat aku membersihkan kamarmu beberapa waktu lalu, aku menemukan botol plastik kecil di atas nakasmu. Apa kau kesulitan untuk tidur ?"

Found You In My Room- [JENSOO] Completed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang