16. wound

1.3K 280 33
                                    


_

"maaf, aku harus menyampaikan kabar ini, disaat kita baru bertemu kembali" Ucap Irene, dengan tatapan mata tersirat penuh kesedihan yang mendalam.

Jisoo hanya diam tertunduk.
Kotak cincin yang semula terbuka kini ia tutup perlahan. Matanya membendung air bening yang mulai tak tertahan dan mungkin saja dalam hitungan detik akan terjatuh. Hatinya begitu terasa sakit. Dadanya pun terasa sesak.

Apa Irene tidak mengetahui bahwa dirinya sangatlah berupaya keras untuk dapat membeli cincin yang tengah ia genggam kini, dan tampaknya ini akan berakhir dengan momen yang memilukan.

Kabar baik yang belum tersampaikan dan sudah ia rencanakan di jauh-jauh hari, kini sirna kala Irene lebih dulu menyampaikan kabar buruk itu. Hatinya tak lagi berbahagia, melainkan tergantikan oleh rasa sakit dan kecewa.

Perlahan jisoo mengangkat kembali pandangannya, lalu berujar...

"Setelah dua pekan aku menunggu kepulanganmu, dan.. hari ini adalah hari yang ku dambakan, sebab aku berniat untuk akan menikahimu, dalam waktu dekat ini. Namun.."

"Maafkan aku" Timpal Irene. Ia sungguh merasa sangat bersalah atas keputusan yang ia ambil, demi sang ibu yang menginginkan untuk dirinya segera menikah dengan calon suami pilihan ayahnya.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kau mau aku menyerah untuk tidak lagi memperjuangkan hubungan kita ?" Jisoo menatap pilu pada sosok didepannya.

Irene meremas lutut di bawah meja, tampak gelisah. "Maafkan aku. Ini demi ibuku. Mommy memintaku untuk segera menikah, dan dia ingin aku menikah dengan pria pilihan daddy. Aku tidak bisa menolak permintaannya, Soo.."

"Kau memang anak yang sangat berbakti. Kau memilih membebani dirimu sendiri, daripada harus menyakiti perasaan ibumu." Jisoo mengukir senyum menyinis.

"Jika kau berada di posisiku, pasti kau juga akan lebih memilih untuk mengutamakan ibumu, daripada perasaan dirimu sendiri." Ujar Irene.

"Tapi kau tak memikirkan bagaimana perasaanku.."

"Mianhae, kita harus mengakhirinya disini."

Seketika itu irene merunduk tak kuasa menahan rasa sakit di hati untuk mengatakan kalimat yang baru saja terucap, dan mengetahui bahwa bagaimana jisoo tengah berjuang untuk bisa dapat bersamanya setelah sang ayah menentang hubungan keduanya, itu pula menambah beribu luka di hati.

Pikirnya demi tak membuat jisoo semakin menderita karena ancaman sang ayah, yang beberapa pekan lalu ia sempat dengar ketika ia sengaja menguntit keduanya pada saat dirumah sakit. Dan itu membuat pikirannya kalut, dan ia pula berbohong kala ia beralasan pergi ke Busan untuk pekerjaan, namun nyatanya bukan untuk itu, melainkan sengaja untuk ingin sendiri dan memikirkan hal yang sedang dalam pikirannya yang kalut karena hal tersebut, ditambah kabar buruk dengan keaadaan sang ibu yang membuatnya harus mengambil keputusan untuk mengorbankan perasaannya pada jisoo, dan menyakiti perasaan gadis yang selama hampir lima tahun ini mencintainya dengan tulus.

"Geurae, lebih baik kau patuh kepada orangtuamu, daripada kau harus menentangnya. Karena itu akan membuatmu akan sengsara sepertiku," ucap jisoo tiba-tiba.

Jisoo lekas bangkit dan berniat untuk pergi,

"Terimakasih untuk segalanya,"  Imbuhnya.

Jisoo memalingkan wajahnya, berusaha untuk menyembunyikan air mata yang terasa sudah jatuh di pipinya. Ia menelan salivanya dengan sulit , sebelum akhirnya mengucap pesan terakhir pada gadis yang selama ini sudah menemaninya di saat senang dan susah.

Found You In My Room- [JENSOO] Completed ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang