Happy ReadingJangan lupa tinggalkan jejak kalian
Ketika tangan Terra masih ditahan pada seseorang yang mencegatnya untuk menampar Calista, saat itu juga semua pandangan mata tertuju pada siapa yang mencegatnya.
"Don't touch her! Or i'll kill you!" ucapnya lantang.
Plak
Detik itu juga bukan Calista yang tertampar, melainkan Terra. Bahkan tamparan yang dilayangkan sangat keras, terlihat dari sudut bibir Terra sobek dan dia tersungkur pada lantai.
Semua yang ada di sana terkejut dengan apa yang terjadi kecuali salah satu dari mereka.
Terra mendongak ke atas ketika rambutnya di tarik kuat, sangat kuat oleh seorang tersebut.
"Kak...." Lirih Terra
Bersiap ingin memberi tamparan yang sama, tetapi sudah di cegat oleh seseorang terlebih dahulu.
"Lubna...." panggilnya lembut.
Seketika Lubna terhenti dan menatap pada seseorang yang memanggilnya. "Bukan seperti ini "kan cara bermainnya?" lanjutnya.
"Kefan...." ucap Lubna lembut, lalu mengehempaskan Terra yang semakin tersungkur di lantai. Setelah itu Lubna berdiri dan merapikan pakaiannya.
Sekeliling yang melihat kejadian tersebut masih terlihat terkejut dan sulit untuk mereka mengeluarkan suaranya.
Tatapan Lubna menyapu bersih ke semua orang yang berada disana. Lubna menatap ke salah satu orang yang berada di sana. "Lo, ikut gue!" Tunjuknya.
Seseorang tersebut tersentak, dirinya menatap Lubna tidak percaya. Kemudian dirinya menghela nafas, melangkah mendekat pada Lubna.
Sebelum mereka berdua melangkah dari tempatnya. Terra dengan beraninya menatap ke arah sang kakak. "Kakak, Kakk Lubnaa, Ken-napa? Ap-paa sa-lah ku," ucapnya terisak di lantai.
Lubna berbalik menatap tajam pada Terra. "Im not your sister! Don't call like that."
Seketika aura sekeliling menjadi mencekam. Tak ada satupun yang berniat atau bergerak membantu Terra.
Lubna menarik tangan Sava untuk mengajaknya keluar dari sana. Sebelum melangkah lebih jauh, salah satu dari mereka berinisiatif membuka suara.
"Kak ini salah Kenya, maafin Terra, ya? Bagaimana pun Terra ade, kakak," ucap Kenya lembut yang masih berada dalam rangkulan Agam.
Lubna yang mendengar seketika berhenti dan kembali berbalik. Dirinya menatap tajam ke arah dimana Kenya berada. Kenya yang di tatap hanya bisa terdiam menahan rasa takutnya. Agam pun ikut menatap tajam ke arah Lubna.
"This is my bussines not your, bitch!" ucap Lubna tajam.
Agam yang tak terima pun bersiap untuk bersuara. Namun, keduluan oleh orang lain.
"Lubna! Apa - apaan ini, hah?!" teriak Kepala sekolah dan terlihat beberapa guru juga ada di belakang kepala sekolah tersebut.
Kepala sekolah tersebut menatap pada Lubna. "Kamu anak baru di sini, dengan beraninya bolos sekolah dan sekarang datang-datang membuat masalah di sekolah!" lanjutnya. "DIMANA SERAGAM SEKOLAH MU, HAH?!" lanjutnya semakin emosi.
Lubna hanya diam dengan raut wajah datarnya saat mendengar kepala sekolah yang mengeluarkan perkataannya.
Ketika tidak ada jawaban dari Lubna, kepala sekolah berniat melanjutkan kembali perkataannya. Namun, keduluan dengan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abu Abu [ completed ]
RandomCerita pertama! Tahap revisi (Boleh follow dulu gak sebelum baca? Hehe) Setelah baca cerita ini, wajib lanjut Lubna dan effort. Hati-hati pusing saat membaca cerita ini. Saat selesai membaca cerita ini, tolong ambil baiknya dan buang buruknya. Ji...