Chapter 1

561 53 3
                                    


"Appa aku berangkat ya." Ucap soojung setelah selesai memakai sepatu.

"Hari ini appa lembur, appa sudah membuatkanmu sup yang bisa kau hangatkan nanti malam." Ucap donghae sembari mengusap kepala putrinya itu.

"Ne appa, gomawo." Ucap soojung kemudian meninggalkan rumahnya.

Pagi hari yang cerah membuat soojung gembira, ia mengendarai sepeda kesayangannya sambil tersenyum dan menyapa orang orang yang lewat. Sesampainya di sekolah ia memarkirkan sepedanya.

"Soojung kau sudah mengerjakan tugas?" tanya seulgi yang merupakan sahabatnya.

"Tugas apa?" Tanya balik soojung.

"Aishhh kau ini, tugas Bahasa inggris. Kau pasti tadi malam kerja lagi hingga larut. Apa ayahmu tau?" Tanya wendy.

"Astaga aku lupa ada tugas, ayahku tidak tahu karna beberapa hari ini ayahku lembur." Jawab soojung kemudian mengeluarkan tugas yang belum ia kerjakan.

"Untung kau pintar jadi mengerjakan yang seperti itu hanya sebentar saja. Kau sudah sarapan?" tanya seulgi.

"Aku sudah minum susu dan ayahku membawakanku bekal." Ucap soojung sambil tersenyum.

"Beruntung sekali punya ayah sepertimu, sudah tampan, pintar memasak, baik.. Ahhhh jika punya suami nanti aku ingin mencari yang seperti ayahmu saja." Ucap wendy.

"Apakah chanyeol sudah seperti ayahnya soojung?" tanya seulgi sambil meledek wendy dan wendy menjitak kepala seulgi, soojung hanya tertawa mendengarnya.

"Jung kudengar dohyun sunbae kemarin menyatakan perasaanya padamu." Ucap seulgi dan soojung nampak terkejut.

"Dari mana kau tahu?" tanya soojung bingung dan wendy juga nampak antusias mendengarnya.

"Hihii aku tidak sengaja lewat saat dohyun sunbae sedangn berbicara denganmu di taman. Apakah kau terima?" tanya seulgi.

"Aniyo." Jawab soojung singkat.

"Waeeeee?" Ucap seulgi dan wendy berbarengan, hingga seluruh murid di kelas melihat mereka.

"YYaaa!!! Mengapa kau menolaknya? Ia adalah definisi namja sempurna jung, aishh kau ini. Sudah tampan, baik, pintar, dan kaya. Benar-benar sempurna." Ucap wendy.

"Aku hanya merasa ia tidak sebanding denganku, lagipula aku tidak ingin ia dinilai jelek jika aku berpacaran dengannya. Aku kan tidak sekaya dia." Ucap soojung.

"Gwaenchana jung, cinta tidak memandang kaya atau miskin. Jangan selalu memikirkan perkataan orang lain." Ucap seulgi menasihati. Ia prihatin jika soojung sudah membicarakan soal kaya dan miskin, selama ini soojung memang hidup berdua dengan ayahnya, ia tidak pernah tahu kemana ibunya selama ini. Memori yang ia ingat dari ibunya adalah Ketika ibunya keluar dari rumah dan tidak pernah Kembali lagi. Jika ia menanyakan alas an apa yang membuat ibunya pergi, ayahnya hanya menjawab seadanya dan matanya terlihat sedih jadi ia tidak ingin membuat ayahnya sedih. Soojung juga bisa bersekolah di sekolah ini karena kepintarannya sehingga bisa mendapatkan beasiswa disini.

"Choi saem datang." Ucap ketua kelas.

Pak choi tidak datang sendirian, dibelakangnya ada seorang murid baru. Para Wanita di kelas yang melihat murid baru tersebut nampak terpesona karna ketampanannya. Hanya 1 orang yang biasa saja saat melihat namja itu, siapa lagi kalau bukan soojung.

"Silahkan perkenalkan dirimu." Ucap pak choi.

"Annyeonghaseyo, sehun ibnida." Ucap sehun singkat.

"Sehun?" Ucap soojung pelan sambil memperhatikan sosok namja yang ada di depannya.

Sehun kemudian dipersilahkan duduk, ia duduk di samping soojung. Sehun tidak berekspresi sama sekali. Soojung hanya menghela napas kemudian Kembali fokus untuk menerima pelajaran.

More Than LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang