Chapter 6

201 23 0
                                    

"Dohyun-ah ada apa denganmu? Kau basah kuyup? Wajahmu? Wajahmu juga terluka."

Jiah terlihat khawatir ketika melihat dohyun pulang dengan keadaan yang mengkhawatirkan. Dohyun hanya terdia tanpa menjawab pertanyaan ibunya, pikiran dan hatinya saat ini sedang kacau.

"Wae? Kau ada masalah? Ceritakan pada eomma dohyun-ah."

Dohyun hanya menatap ibunya sedih, kemudian ia memeluk ibunya dengan erat. Ia pun menangis. Jiah menepuk punggung anaknya itu untuk menenangkannya, entah masalah apa yang sedangan dohyun hadapi tetapi saat ini hanya ibunya lah tempat ia bersandar.

"Eomma, jika boleh mengeluh izinkanlah aku untuk mengeluh. Jujur, aku sangat ingin menangis sejak appa meninggal tetapi aku selalu menahannya karena tidak ingin membuat eomma sedih. Aku selalu berpikir, bagaimana kedepannya aku menjaga eomma? Bagaimana kita akan menjalani hari-hari tanpa appa? Apakah kitab isa melaluinya bersama?Berhari-hari aku mencoba kuat, hingga hari ini aku mendengar yeoja yang aku cintai tidak mencintaiku juga, pertahanan yang selama ini kubuat tidak dapat kutahan lagi eomma. Bahkan emosiku mungkin akan membuatnya membenciku jika melihatnya. Apa yang harus kulakukan eomma?" Dohyun masih terus menangis dipelukan ibunya, Jiah melepas pelukan putra kesayangannya itu dan tersenyum, ia baru tahu jika anaknya itu menanggung beban yang orang lain tidak ketahui.

"Dohyun-ah, kau manusia dan kau juga memiliki perasaan. Ingat ada eomma yang selalu mendukung dan berada disampingmu, mulai sekarang kita akan membuka lembaran baru tanpa appa namun tetap menjaga kenangan kita bersama apaa, arrasseo? Dan tentang yeoja yang kau sukai, ia juga memiliki perasaan jadi jangan memaksakan perasaan dan menyalahkan orang lain atas perasaanya. Tetaplah berbuat baik padanya seperti sebelum kau tahu bahwa ia menyukai orang lain." Jiah tersenyum memandangi dohyun dan mengelus wajah putranya.

"Arrasseo eomma, gomawo untuk selalu berada disampingku eomma."

"Tentu saja, untuk itu kau harus selalu berbuat baik pada eomma. Baiklah sekarang cepat mandi dan ganti bajumu, gara gara kau eomma juga jadi basah."

Keduanya akhirnya tertawa, kini dohyun bisa merasa lega berkat dukungan ibunya. Satu hal yang sangat ia syukuri adalah ia memiliki ibu yang sangat menyayanginya.

***

Hari mulai pagi, soojung membuka kedua matanya dan melihat namja disampingnya yang masih tertidur lelap. Ia pun menatap wajah sehun dengan penuh cinta, tangannya perlahan bergerak menelusuri wajah sehun. Betapa ia sangat merindukan namja disampingnya itu, soojung masih bertanya pada dirinya benarkah namja ini adalah sehun yang selama ini ia rindukan? Setelah sadar apa yang ia lakukan, soojung pun segera bangun dan menuju dapur. Ia melihat ayahnya yang tengah membuat sarapan dan segera menghampirinya.

"Appa!!!"

"Wae? Kau sudah bangun? Sehun masih tidur?"

"Ne appa, ada yang bisa kubantu?"

"Ani, kau duduk saja biar appa yang menyiapkan untuk kalian."

"Arrasseo."

Sehun terbangun dari tidurnya, ia mengamati sekitar dan teringat jika ia tertidur di rumah soojung. Ia membuka ponselnya dan benar saja ada banyak panggilan tak terjawab dari irene dan Bibi Han. Ia pun membuka pesan masuk dari irene.

From: Oh Irene

Oh sehun!! Mati kau!! Appa sangat marah kau tidak pulang. Cepat pulang!!

Sehun menghela napasnya dan memejamkan matanya kembali. Jika boleh memilih ia lebih memilih untuk tidur selamanya dibandingkan pulang kerumahnya.

"Kau sudah bangun hun?"

More Than LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang