Chapter 4

349 52 19
                                    

"Pak, sudah saya panggil." Jelas wanita berkacamata ini, tubuhnya yang lebih pendek dariku terbalut seragam hitam model kuno, serasi dengan wajahnya memang. Ia mempersilahkan dua orang lelaki berperawakan seram untuk masuk, seragamnya sama dengan dua orang lain yang kulihat pagi ini.

"Namamu?!" Tanya pria berkumis, tanya dan bentakkannya menjadi satu, membuat tubuhku spontan membeku seketika, ada apa ini sebenarnya?!

"A-Alyssa Henderson." Jawabku, mencoba sedikit tenang dengan menghela napas sedikit.

"Yang tertulis di sini alamatmu sekarang?" Tanyanya lagi, menunjukkan kartu ujianku yang kuinjak tadi. Aku mengangguk lemah sebagai jawaban.

"Setidaknya akan saya cek dengan menemui keluargamu," Tiba-tiba mereka menarik tanganku, menyeretku, sadar aku meronta-ronta, mereka memperkeras cengkramannya,

"Ayo ikut!"

"Miss! Bagaimana ini?!" Jeritku kepada Ms. Alexa, ia hanya menatap kepergianku dengan jari yang memijat pelipisnya.

---

Aku dibawa paksa, setelah masuk ke mobil jeep putih, aku didudukkan berhadapan dengan pria berkumis tadi, yang ternyata adalah polisi militer.

Ia berdeham sekilas, "Sudah siap 'kan?" Matanya menatapku tajam,

"Menghadapi yang akan terjadi kalau ternyata kamu berbohong?"

Rasanya pasokan oksigenku hilang sebagian.

Mobil yang kutumpangi mendadak berhenti, pria ini bangkit, membuka pintu, lalu mengisyaratkanku untuk segera turun, "Ini rumahmu, 'kan?" Katanya memastikan, masih ada raut tak percaya di wajahnya.

Aku mengangguk lemah, namun, semangatku seakan terisi lagi saat melihat Calum hendak memasuki perkarangan rumahnya.

"CALUM!!" Teriakku sekencang mungkin, berlari ke arahnya, memeluk Calum erat, berharap ia menjelaskan semua.

"Kamu kenal gadis ini?" Tanya pria berkumis lagi, bodoh, sejahat-jahatnya Calum, ia tak mungkin berpura-pura tak mengenaliku.

Wajah Calum mendadak bingung, "T-Tidak, saya tidak mengenalinya."

"Fuck you, Cal. Berhenti bermainnya, aku sedang berada di masalah besar, Bodoh!" Bentakku, masih berada di pelukkannya.

Dengusan pria berkumis terdengar, tangannya kembali menyeretku.

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang