Selagi menunggu satu kelas lagi yang akan dimulai sekitar satu jam, Yoshinori menempatkan dirinya pada gazebo seorang diri. Kepalanya menunduk melihat kearah pergelangan tangan yang dihiasi jam tangan berwarna hitam, lalu menghela nafas berat.
Kemudian badan bongsornya sedikit mundur dan bersandar pada tiang sanggah dan memejamkan kedua netra indahnya. Seliran angin menyapa wajah tampannya, membuat Yoshinori sedikit merinding.
"Hai Yoshi, boleh ikutan duduk?"
Yang di sapa itu membuka pejaman matanya dan sedikit terkejut. "Oh Karina, silahkan aja."
"Lagi nunggu apa Yos?" Tanya Karina lagi sembari mendudukkan bokongnya di samping Yoshinori.
"Nunggu kelas, lo?"
"Nunggu Giselle yang masih ada kelas." Katanya sembari mengerucutkan bibirnya.
Melihat hal itu Yoshinori tersenyum tipis, Karina sungguh membuatnya mabuk akan wajah bak dewi. Di tambah helaian rambut Karina berterbangan seiring seliran angin menyapa rambutnya.
"Ngomong-ngomong udah gue follback ya Yos."
"Ah makasih Rin."
Percakapan berakhir, Yoshinori maupun Karina sama-sama terdiam bingung ingin berbincang tentang apa, bahkan ini pertemuan pertama mereka selain di kelas.
Akhirnya keduanya sibuk dengan masing-masing, Yoshinori yang mendengarkan musik melalui earphone putihnya serta Karina yang terus mengetik pesan yang dikirim kepada Giselle.
Tapi kedua netra cowok itu sesekali melirik ke arah Karina dengan senyum tipisnya yang bahkan tak terlihat jika hanya sekilas. Memandangi wajah Karina adalah suatu keindahan.
"DORR!"
Kedua manusia berbeda gender itu tersentak akibat kejutan dari Jihoon.
"Jihoon, jangan suka ngagetin orang. Kalo orangnya punya riwayat jantung gimana?" Omel Yoshinori yang sudah pusing dengan Jihoon.
Jihoon hanya mencebik lalu duduk di samping Karina. "Ngapain berduaan sama dia Rin?"
"Kebetulan aja, lagi nungguin Giselle soalnya."
Rungu Jihoon yang mendengar nama sang kekasih langsung tersenyum lebar. "Udah ah gue juga nunggu in Giselle aja."
"Engga Jihoon, lo mending pergi. Giselle kalo ada lo suka lupa sama gue." Kata Karina sembari memasang mata tajamnya.
"Elah, lo tinggal jalan sama Jeno apa susahnya."
Mendengar hal itu Yoshinori langsung mengalihkan pandangan menjadi kearah kedua orang itu. Yang di pikirkan Yoshinori sekarang hanya satu, apakah Karina dan Jeno itu pacaran?
"Apa Jeno Jeno."
"Kan pacaran kalian, ih gue bilangin ah si Karina ga mau ngakuin."
Kan, hati Yoshinori rasanya seperti tertimpa ribuan baja, sakit sekali.
"Gue ga pacaran sama Jeno, jangan bikin fitnah."
"Lah tapi udah kesebar anjir Rin, orang Jeno nya sendiri yang bilang."
Karina mengerutkan keningnya, lalu berdiri. "Kalo ada Giselle bilang aja Karina ada urusan, lo pulang bareng Giselle ya Hoon." Katanya lalu pergi meninggalkan keduanya.
"Gimana perasaan anda mendengar bahwa Jeno dan Karina pacaran, bapak Yoshi?" Kata Jihoon dengan tangan di kepal ala-ala mic dan di sodorkan kepada Yoshinori.
Yang di tanya itu hanya melirik dan kembali menutup matanya, mencoba untuk tidak perduli akan hal itu.
"Ya elah, cemburu ya bilang aja. Eh tapi lo bukan siapa-siapa nya Karina juga si, ups." Ejek cowok panda itu.
Pokoknya Yoshinori cuma bisa sabar sambil elus dada ngadepin Jihoon yang tingkahnya mirip Lee Haechan.