"KAR, KO BISAAAA???" Heboh Giselle sedari tadi yang tak di tanggapi oleh Karina.
Cewek keturunan Jepang itu kebingungan sekaligus penasaran, ko bisa seorang Karina mau berbarengan dengan cowok kalau bukan karena paksaan.
"Jawab Karin." Tekan Giselle dengan hidung yang kembang kempis saking penasarannya.
Tangan Karina menaruh garpu yang dia pakai untuk memakan makaroni basahnya. "Gue ngindep di apart Yoshi, makanya bareng."
Kedua netra Giselle semakin melebar mendengar penuturan barusan Giselle. "ARE YOU SURE KARINA???"
"Dan gue pake nama lo buat bilang ke papa, kalo gue ngindep. Situasinya gue bingung Sel mau kemana, tiba-tiba Yoshi nyapa gue. Keadaan gue bener-bener syok buat nerima."
"Jeno lagi?"
Karina mengangguk. "Dia nyoba nyium gue dan nampar gue balik Sel." Katanya dengan netra yang sudah berembun sekaligus menahan kesalnya.
Giselle yang paham akan keadaan itu langsung memeluk Karina, menaruh kepala temannya itu di pundak lalu di tepuk kepalanya. "Ga pa-pa, gue bakal bales tuh curut satu. Tapi lo sekarang udah ga pa-pa kan? udah di kompres bekas tamparan nya?"
"Udah sama Yoshi." Bisiknya.
Hati Giselle tenang bahwasanya Yoshinori memperlakukan Karina dengan benar. Dari dulu Giselle sebenarnya sudah tahu kalau Yoshinori menyukai temannya dan sudah ada kesepakatan dengan Jihoon untuk mencomblangi dan baru mau terlaksana nanti. Kayanya keputusan acara comblang-menclombang adalah hal yang tepat.
"Kayanya gue harus nraktir Yoshi deh..."
"Kenapa harus gitu?"
Giselle mengangkat bahunya. "Rahasia Rin."
"Ga asik, sekarang lo mainnya rahasia-rahasiaan gitu." Jujur Karina segera beranjak dari tempat duduknya.
"Lo mau kemana? ko ngambek si?"
Karina membalikkan badannya menghadap Giselle. "Siapa juga yang ngambek, gue mau ngebalikin piring bu Tina." Katanya mengangkat piring datar bewarna hijau.
...
"Sel harusnya ga usah nraktir gue segala, lo juga Hoon kenapa mau-mau aja si." Protes Yoshinori ketika telah tiba di salah satu restoran fast food berlogo seperti huruf M.
"Ya elah sekali-kali mang napa si Yos?" Ketus Giselle sembari duduk.
"Tau lo, lagian kita bukan tanpa alasan ngajak lo gini Yos. Kita mau kasih cara buat jomblangin lo sama Karina." Jelas Jihoon secara singkat.
Diam-diam Giselle beranjak untuk memesan makanan dari pada mendengarkan debat antara dua anak Adam itu.
Yoshinori menautkan kedua alisnya. "Gimana-gimana?"
Jihoon menepuk keningnya menggunakan telapak tangan kanan. "Ha. Ya mau jomblangin lo berdua, mumpung Karina jomblo dan lo demen sama dia. Kesempatan ini, lo ini dapet privilage."
Kata Jihoon seiring kembali nya Giselle dari meja kasir untuk memesan.
"Di luar sana banyak yang mau sama Karina, termasuk si cunguk Jeno yang obses sama dia. Karena temen gue ini takut jadi iya-iya aja kalo di ajak kemana-mana sama Jeno."
Giselle menumpuhkan dagunya. "Dan lo harus bersyukur juga karena Karin mau deket gitu sama lo, dia tipe orang yang ga mau deket-deket sama cowok yang baru di kenal."
"Mungkin karena gue temen pacar lo, si Jihoon."
"Aduh aku cape bih ngomong sama Yoshi." Keluh Giselle dengan jujur.
"Biarinin aja."
"Tapi kalo misal gue di tolak sama Karina nanti nya gimana ya Hoon, sel."
Kedua pasangan itu memutar bola matanya secara kompak.
"Belum apa-apa aja udah negatif thinking, aduh-aduh."