⚠️Mature content (21+)
About Depresion;
Toxic Relation,
Hars's words.
.
.
."Emang anjing!"
Dan sebuah pukulan telak dari yg lebih besar, tepat mengenai sudut bibir Jimin hingga Jimin terpelanting jatuh ke lantai.
"Ngomong sekali lagi!"
"Lo, Anjing!"
Dan kerah baju Jimin di tarik sampai Jimin berdiri. Kali ini yg jadi sasarannya adalah leher jenjang Jimin, di cekik sampai Jimin merasa pita suaranya terhimpit dengan nafas yg semakin menipis.
"Udah tau gue anjing, kenapa gak ninggalin?!"
"Ci- cin-ta, bang-sat!"
Merasa cekikan pada lehernya mengendur, Jimin buru buru menarik nafas rakus dengan sedikit terbatuk. Tapi nampaknya, yg lebih besar tak membiarkan Jimin menikmati nafasnya. Dengan menautkan ciuman kasar pada bibir plum Jimin, memangutnya penuh birahi, dengan gigitan gigitan yg mengoyak kulit bibir ranum Jimin hingga anyir terasa di pengecap.
Di baliknya tubuh kecil Jimin dengan mudah, di dorong kepalanya hingga kepala Jimin membentur dinding bercat putih menimbulkan pening. Selanjutnya, lucutlah celana jeans sobek Jimin beserta celana dalamnya. Tanpa aba aba atau pemanasan, senggamanya terasa begitu penuh bersamaan dengan rasa nyeri dan panas. Kedua tangannya di tarik ke belakang, membuat posisi tubuh Jimin sedikit merunduk. Memudahkan si pria besar menggerakan pinggul memompa penisnya melesak kedalam rim.
"Aahhh.." dan lenguhan Jimin lolos.
He was raped.
but he also enjoys all the harsh treatment that Namjoon-the big guy) is doing to him.
"this is what i call love, bitch." Bisik Namjoon dengan suara beratnya yg begitu dalam tanpa menghentikan kegiatannya. "And you now me as well. Kalo gue gak pernah puas sama kata kata the one and only. Thats a bullshit words-"
"Fuckin for love."
Temponya semakin cepat, membuat Jimin semakin melenguh tinggi dengan rasa sakit di kedua lengan yg di cengkram Namjoon semakin erat.
Plak!
"Nggh..."
Pipi pantat Jimin di tampar keras, menimbulkan bercak merah yg membentuk tangan besar Namjoon disana. Lagi, lagi dan lagi. Sampai Namjoon mendapatkan pelepasannya di dalam senggama Jimin yg menahan perih.
"Oohh.."
Namjoon menarik keluar penisnya dan membiarkan tubuh Jimin ambruk jatuh kelantai. Menaikan kembali celananya dan bergegas pergi meninggalkan Jimin yg berantakan tanpa sepatah kata apapun.
Meski ini bukan yg pertama kali bagi Jimin, tetap saja rasa sakit ini membuat airmatanya meluruh.
Dia sendiri sudah seperti kehilangan arah, dengan apa yg membuatnya bertahan dalam hubungan yg tak sehat ini.
is this really love?
.
Taehyung mendesah melihat Jimin duduk dengan sepuntung rokok di tangan, dan sebotol minuman keras di sampingnya. Belum lagi melihat wajah lebam sampai ke leher dan bibir ranumnya yg sedikit codet. Pemandangan yg membuat dadanya berdenyut nyeri.
"Broke with him, Jim!"
Mungkin ini sudah yg ke tujuh ratus kali Taehyung memberitahu teman bebalnya ini di tiga tahun belakangan, untuk segera mengakhiri toxic relationshipnya. Dan gelengan kepala yakin menjadi jawaban Jimin dari sekitar tujuh ratus pernyataan Taehyung itu.
"Capek Jim, liat lo makin hari makin rusak."
"I'am still strong." Botol diangkat dan di teguk.
"Strong? Or pretend strong?"
Tak di jawab. Jimin tak yakin akan jawaban dari pernyataan yg Taehyung lontarkan. Pada kenyataannya dia selalu kuat menghadapi sikap keras Namjoon padanya, dan pelampiasaan akhirnya adalah ini.
"He' sick, Tae. Dan gue mau dia sembuh."
"Dengan lo yg mulai ikut ketularan sakit juga? That's not the problem solve, Jimin."Taehyung meninggikan suaranya. Jimin diam, malah meneguk botolnya. "Kali ini trouble kaya apa lagi?"
"Sepele." Jimin menghisap dalam puntung terakhirnya dan menghembuskan asapnya ke segala arah. "He's fucking love, sama Hosoek. di kasur gue."
Dan Taehyung semakin nyeri mendengar kalimat Jimin. Hanya tak tahu juga bagaimana cara menyelamatkan teman tercintanya yg terjerumus dalam ke lubang dasar yg begitu kelam.
"Let me heal you."
"How?"
Taehyung memberi tatapan yakin dengan menatap netra almond Jimin yg begitu sembab.
"Merry me."
.
Hatinya bergetar hebat menatap sosok mantan pacarnya yg begitu indah dalam balutan jas hitam dengan rambut emas yg ditata begitu rapih. Matanya masih tetap sama, dengan retina berwarna abunya membentuk bulan separo. Tenggelam membentuk eyesmile jika senyim ranumnya terbit. He's always beautiful. Perfect.
Namjoon berdiri di balik banyaknya karangan bunga yg bertumpuk di pintu masuk Hall utama sebuah hotel mewah yg terbuka lebar. Dimana sepasang kekasih di depan altar sedang tersenyum bahagia lalu bertukar ciuman mesra yg begitu hangat.
Jimin and Taehyung get's merried.
Netra solidnya begitu terasa panas dengan sesak perih rasa penyesalan yg dalam. He's broken. Absolutely.
But, isn't this what he wants?
Menyadarkan diri dan Melepaskan Jimin.
Membiarkan Jimin mendapati bahagianya sendiri. Karna bersamanya, Jimin hanya akan semakin merusak tubuh dan jiwanya. Namjoon tak ingin Jimin menjadi sepertinya.
"Gue depresi sama bipolar." Aku Namjoon saat pertama kali Jimin menyatakan cinta padanya.
"Terus kenapa?" Jimin malah balik bertanya.
"Lo gak takut gue aniaya kalo lagi lost control?"
Bukannya mengkerut, Jimin malah menenggelamkan kedua bola mata indahnya dengan senyum dan tawa rendah. Cantik sekali.
"Ayo kita coba."
Gila sekali jawaban yg Jimin beri padanya. Kenapa mau mencoba menitipkan hatinya pada orang yg mengidap bipolar sepertinya? Dan Namjoon sama gilanya, mau menjadi tempat titipan hati seorang yg begitu dia idam idamkan sejak lama. Lalu merendahkan harga dirinya sendiri dengan mengakui kelemahan terbesarnya. Jelas itu bukanlah Namjoon sekali.
Hanya satu harapan terbesarnya saat ini, dengan hadirnya Jimin dia bisa sembuh.
And Now, Namjoon feels healed. Menahan segala emosi yg ada dengan kepergian Jimin dari sisinya.
"Selamat ya Jim. Gue harap lo bahagia."
Sorry for wasting you.
And sorry for everything.I love you.
-Fin-
Hallo 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekisah Dua Kisah Minimoni
Fanfiction[ON GOING] Sekisah Dua kisah Namjoon dan Jimin dengan berbagai macam Genre sesuai Mood penulis. :D © Cover edited by dadedo © Music yg ada dalam cerita diambil dari sumber Youtube. © Gambar yg ada dalam cerita dibil dari sumber Pinterest dan Google...