"Kamu yakin gapapa, Jae?"
Tanya Olive sekali lagi melihat wajah Jaehyun yang sejak tadi pucat.
Jaehyun mengangguk meyakinkan, "abis minum obat juga pasti sembuh kok."
Keduanya baru saja selesai makan malam keluarga membahas hubungan Jaehyun dan Oliv ke jenjang berikutnya. Namun perhatian Oliv teralih sejak awal ketika melihat Jaehyun tidak baik-baik saja, lelaki itu lebih banyak diam dan wajahnya kian memucat.
"Aku nggak bisa kalo harus ninggalin kamu sendiri dengan kondisi kayak gini." Oliv memegangi tubuh Jaehyun, membantunya memasuki rumah.
Jaehyun tak membalas apapun, tubuhnya terlalu lemas bahkan hanya untuk mengeluarkan suara.
Olivia membantu Jaehyun meminum obatnya kemudian tak berlangsung lama Jaehyun jatuh terlelap. Olivia menyentuh dahi Jaehyun yang menghangat.
Wanita itu berinisiatif menjaga Jaehyun malam ini. Takut takut kalo doi mati.
Sekitar pukul 1 malam ponsel yang berada di kantong celana Jaehyun berbunyi, mau tak mau membangunkan Olivia yang baru saja tertidur. Ia melirik Jaehyun yang sama sekali tak terganggu.
Olivia menyipitkan matanya melihat nama yang tertera di ponsel Jaehyun.
"Halo?" Ucap Olivia
Bukannya menjawab, seseorang disana malah mematikan sambungannya.
Sebelumnya Olivia hanya ingin mengembalikan ponsel Jaehyun dan kembali tidur, namun tiba-tiba rasa penasaran memburunya.
Otaknya pun kian bekerja keras menerka kata sandi ponsel Jaehyun, ia yakin ia pernah tak sengaja melihat laki-laki itu memasukkan sandinya.
Olivia bernapas lega, setelah usahanya beberapa kali gagal, ia berhasil membuka ponsel Jaehyun, tempat dimana semuanya mulai berantakan.
⏳⏳⏳
"Ibu?" Panggil Aruni ketiga kalinya.
Sajua tersadar dan menoleh, "iya?"
"Aku laper." Keluhnya dengan wajah memelas.
Sajua memukul kepalanya kesal, ini udah jam 10 pagi tapi dia belum ngapa-ngapain. Pantes Aruni ngeluh.
"Bentar, ibu buatin makanan."
Namun ibu satu anak itu kembali memikirkan kejadian tadi malam, ketika ia mencoba melakukan panggilan telfon pada Jaehyun.
Ia menunggu Jaehyun semalaman hingga membuatnya sulit memejamkan mata. Pikirannya berkelana kesana kemari hingga pagi ini sebab memikirkan kondisi Jaehyun, kondisi laki-laki itu akhir-akhir ini memang sedang tak baik.
Namun yang jauh tak baik sekarang adalah hatinya. Ia merasa dadanya terasa seperti diremas dengan kuat.
"Bu," panggil Aruni kesekian kalinya.
Sajua memejamkan matanya sejenak, sebelumnya bergerak membuatkan makanan untuk Aruni.
Sajua tersenyum menatap Aruni yang dengan semangat melahap makanannya, kemudian wanita itu mengernyit ketika mendengar suara ketukan, itu bukan Jaehyun. Karena jika itu Jaehyun, lelaki itu sudah pasti langsung masuk menggunakan password.
Sajua melangkah ragu, diikuti Aruni yang ikut penasaran.
Matanya sedikit membesar ketika melihat Yoona berdiri tepat di hadapannya dengan wajah terkejut.
"Kamu ngapain disini?!" Tanya Yoona dengan nada menahan amarah.
"S—saya..."
Yoona menerobos masuk, wajahnya mengeras, "Jadi selama ini kamu disini?"
Sajua yang melihat anak gadisnya bersembunyi di balik tubuhnya segera berucap, "Aruni ke kamar dulu ya, nak." Ujarnya lembut.
Setelah gadis kecilnya pergi, ia menjawab pertanyaan Yoona "Saya lagi ada masalah bu, Mas Jaehyun nawarin untuk tinggal disini sementara."
"Trus kamu mau?"
Sajua sedikit mendongak, mendapati wajah Yoona memerah menahan emosi.
"Bukannya udah saya bilang untuk jauh-jauh dari Jaehyun." Katanya penuh penekanan.
Sajua terdiam. Jarinya bergerak gelisah, "maaf bu."
Yoona membuang pandangan, tak sanggup melihat gadis yang dulu ia percayai tega mengkhianatinya dengan mengencani anaknya.
Yoona sudah percaya bahwa Sajua tidak akan mempunyai hubungan apapun dengan anak-anaknya. Namun pemikiran itu salah ketika ia mengetahui sebuah hubungan rahasia yang semakin menjadi.
Yoona lah yang mengusirnya, membuatnya menjauhi Jaehyun. Yoona lah dalang dari semua perpisahannya dan Jaehyun.
"Kamu tau gak apa yang bakal terjadi kalo orang-orang tau Jaehyun nyumputin perempuan disini?" Tanya Yoona dengan nada marah.
"Jaehyun udah mau nikah, Sajua. Saya mati-matian buat Jaehyun sampe di titik ini, trus kamu dateng mau ngehancurin semuanya?" Ucap Yoona lirih.
Airmata ketakutan yang Sajua tahan sedari tadi membuncah mendengar ucapan Yoona. Sajua menggelengkan kepalanya beberapa kali.
"Saya bakal turutin apa pun yang kamu mau, tapi setelah itu saya mohon tolong pergi dari Jaehyun."
Sajua yang mendengar ucapan Yoona yang terdengar putus asa itu membuat tangisnya kian pecah.
Sajua mengangguk, "saya pergi."
Tapi bahkan Sajua nggaktau harus pergi kemana.
"Saya cuma mau titip Aruni. Aruni suka disini, Aruni suka punya kamarnya sendiri disini," katanya mengambil napas dalam, "Aruni juga suka sama mas Jaehyun."
"Saya mau Aruni diakui sebagai anak sah Jaehyun."
Yoona hendak melayangkan protes namun terhenti ketika Sajua lebih dulu berbicara, "atau saya akan terus ganggu Jaehyun."
Sajua hanya menginginkan Aruni mendapat kehidupan yang layak dan diperlakukan baik oleh orang lain.
Dengan rasa berat hati, Yoona menyetujui permintaan Sajua.
Sajua mengemas barang-barangnya dengan cepat, lalu memeluk Aruni dengan erat, "Ibu mau kerja dulu."
Menahan tangisnya mati-matian.
"Nanti Om Jaehyun kesini, Aruni harus nurut sama Om Jaehyun."
"Emang ibu kerjanya lama?" Tanya Aruni dengan raut sedihnya, juga menahan tangis.
Sajua menggeleng, "sebentar kok."
Sajua pergi tanpa menoleh, ia berjalan dengan cepat membawa tas punggungnya. Ia berniat kembali ke rumah susunnya, hanya itu tempat satu-satunya yang masih bisa ia tinggali.
Semua berlalu begitu cepat hingga Sajua seperti ingin menertawakan keputusannya. Hidup tanpa Aruni? Sajua lebih baik mati.
Ia menatap kosong rumahnya yang dalam keadaan seperti kapal pecah, namun bersyukur karena ia masih menyimpan kunci cadangannya di sela pentilasi pintu.
Sajua mengambil napas panjang, kembali menangis untuk kesekian kalinya. Kali ini ia menangis dengan lepas sampai tak mendengar suara seseorang yang masuk dan mengunci pintu rumahnya.
⏳⏳⏳
Makasih buat kesabaran kalian😭😭😭pasti bakal aku selesain tahun ini kok. Doain aja yaaa ehehe