13. After

1K 235 23
                                    



Senyumnya mengembang. Mata gadis kecil itu bahkan berbinar tak berkedip seakan terpana oleh seseorang yang berada dalam televisi. Begitupun wanita dewasa di sebelahnya ikut menonton dengan perasaan campur aduk.

"Mbak Saju suka nonton Good Doctors juga?"

Pintu rumahnya terbuka, menampilkan seorang gadis muda dengan senyum antusias menghampirinya.

Sajua mengangguk.

"Jangan-jangan suka liat dokter Jaehyun juga?"

"Iya, kak Lia. Ibu suka sama dokter yang ini." Gadis kecil itu menyahuti seraya menunjuk layar televisi yang menampilkan seorang dokter laki-laki tengah menjelaskan sesuatu.

"Aku juga, Aruni. Suka sama yang itu!" Balasnya sambil bertos ria pada gadis kecil bernama Aruni itu.

"Ganteng banget, tapi sayang udah punya pacar," bibirnya melengkung sedih.

Sajua yang sedari tadi fokus melihat televisi kini dengan cepat mengalihkan atensinya, "dia udah punya pacar?"

"Udah tunangan malah kayaknya, sebentar," tangan Lia kini sibuk mencari sesuatu di ponselnya, "Nih, ketemu."

Pandangan Sajua kini terpaku pada layar ponsel Lia yang menampilkan sebuah foto di sebuah akun instagram.

Jaehyun dan seorang wanita yang sangat Sajua kenali, Olivia.

"Serasi banget ya, mbak. Satunya dokter, satunya direktur majalah. Aku seneng banget liat mereka berdua ini."

Sajua tersenyum kecut lalu mengangguk, menyetujui ucapan Lia.

Tatapannya kini beralih pada Jaehyun yang tengah tersenyum menanggapi pertanyaan salah satu penonton.

Sempurna. Jaehyun terlalu sempurna. Menurutnya.

Sajua bersyujur bahwa laki-laki itu mempunyai kehidupan yang baik.

"Adiknya dokter Jaehyun juga ganteng banget, nih, ya kan?" katanya menunjukan foto Jaemin.

"Mas Jaemin," gumamnya pelan, "dia udah punya pacar?"

"Baru putus. Tau nggak mbak? Dia ini seumuran aku, tapi udah sukses. Sedangkan aku masih suka rebahan aja."

Sajua terkekeh, "kamu tau banget soal mereka."

Lia tertawa malu, "abis ganteng."

Sajua menatap Aruni. Gadis kecil berumur 5 tahun itu tumbuh sebagai anak yang cantik, cerdas dan baik hati.

5 tahunnya terasa membahagiakan sekaligus menyakitkan. Hidup seorang diri sebagai orangtua tunggal bukan hal yang mudah, sulit, sangat sulit. Namun Aruni selalu memberinya kekuatan lewat senyuman tulus yang selalu gadis kecil itu tunjukan.

"Ibuuu, laper," rengekan manja itu terdengar sangat menggemaskan.

Sajua lagi-lagi diberi kekuatan, "ibu ambilin ya, sebentar,"

"Ibu aku juga laper bu," seru Lia mengikuti gaya bicara Aruni.

Sajua tertawa geli, "Sini ayo ikut, mau makan pake apa?"

"Asik!"


oOo

"Tumben bolang si bolang main kesini," ujar seorang laki-laki yang menghampiri.

"Sialan," balas Mingyu memukul ringan bahu Jaehyun.

Jaehyun diam tak membalas, hanya diam menyesap kopi di tangannya sambil menatap kosong ke arah depan.

"Artis banget lah ya sekarang, sampe susah diajak ketemu."

Jaehyun menoleh tak terima, "Lo aja tuh yang sibuk di pelosok, sampe susah dihubungin."

Mingyu tertawa renyah menanggapi, "Gue denger lo udah mau nikah, Jae."

Jaehyun mengerutkan dahinya acuh, "gitu ya?"

"Jadi lo udah nyerah?" suara Mingyu berubah serius.

Jaehyun kembali meminum kopinya sebelum menjawab, "6 tahun nggak sebentar, Gyu," katanya pelan.

"Gue emang udah harus nyerah kayaknya sama Sajua."

6 tahun, Jaehyun masih setia sama Sajua. Sampai detik ini malah sebenarnya. 6 tahun juga Jaehyun selalu berusaha untuk nyari Sajua, meskipun akhir-akhir ini rasanya kayak udah capek banget untuk nyari.

Soal Olivia, Jaehyun hanya menjadikan wanita itu sebagai pengalih, meskipun Jaehyun tau Oliv benar-benar tulus padanya. Jaehyun tak sampai hati mengatakan yang sebenarnya, maka dari itu ia berusaha untuk memperlakukan Olivia dengan baik. Sampai orang-orang mengira mereka adalah pasangan yang saling mencintai. Padahal, tidak.

"Jae."

Panggilan Mingyu sangat hati-hati.

"Gue dulu pernah nanya kan sama lo, gimana kalo Sajua ternyata hamil anak lo, terus lo bilang lo bakal tanggung jawab?"

Jaehyun mengangguk, "hm, kenapa?"

"Kalo gue tanya lagi sekarang, jawabannya masih sama?"

Jaehyun mengangguk yakin, "masih."

"Lo ngga pernah kepikiran apa, ternyata dia udah bahagia bareng keluarganya?"

"Waktu pertama kali nyokap bilang dia pergi karna mau nikah, gue emang sama sekali nggak percaya. Tapi akhir-akhir ini kayaknya gue ngerasa mungkin dia emang udah berkeluarga dan bahagia," tatapannya menerawang, "Nggak tau lah anjing, gue pusing. Lagian lo tumben dateng-dateng nanyain Sajua."

"Ya nggak usah pake anjing, anjing! Kalo didenger pasien lo gimana," Mingyu mengedarkan pandangan, memastikan tak banyak orang mendengar ucapan mereka.

Karena lokasi mereka berdua ini sedang berada di rooftop rumah sakit Jaehyun bekerja.

"Lo gimana? Udah belusukannya?" tanya Jaehyun mengingat selama ini Mingyu menjadi dokter sukarelawan di berbagai pelosok negri.

"Nyokap ngomel minta berenti, bandingin lo sama gue mulu. Katanya lo udah mau nikah, sedangkan gue masih jomblo. Makanya sekarang gue kerja di rumah sakit sebelah."

Jaehyun menepuk bahu Mingyu, "akhirnya kera sakti kembali ke habitatnya. Welcome!"

SajuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang