Kagum adalah satu-satunya kata yang bisa keluar dari mulut semua orang yang diundang oleh Tuan Friedrich yang terhormat. Mereka disuguhi sebuah pesta yang begitu megah di kediaman salah satu pemilik tanah terbesar di Austria ini. Tentu yang datang bukanlah orang biasa, banyak diantaranya jauh dari luar Vienna sengaja datang atas undangan yang diberikan Jeno. Demi memperluas relasi mereka.Jeno menggunakan sebuah jubah panjang berwarna merah tua, sewarna dengan wine yang ada di genggamannya, mengangkat winenya tinggi-tinggi sebagai tanda bahwa pesta megah nan meriah di awal musim dingin ini telah dimulai.
Suara tepukan tangan dan pandangan memuja ditujukan kepada seorang Friedrich Jeno seorang. Banyak gadis-gadis yang telah debut mendekati Jeno, berharap mengambil dari sang tuan dan menjadi salah satu bagian dari keluarga terhormat Friedrich.
“Tuan Friedrich, terimakasih sudah mengundangku ke acaramu yang luar biasa ini, ibu anda pasti sangat bangga ketika putranya berhasil mengurus mansion ini dengan baik.” ujar seorang nyonya dengan baju berwarna putih.
“Terima kasih atas pujian anda, Lady Charlotte. Senang anda bisa menikmati pestanya." Ucap Jeno sambil meraih punggung tangan wanita itu dan mengecupnya, sebagai bentuk penghormatan.
Wanita paruh baya itu terkekeh, dan memuji betapa sopannya Jeno lalu berujung menjodoh-jodohkan Jeno dengan putrinya yang tersipu malu. Jeno hanya diam dan membiarkan segalanya berlalu, meskipun matanya sendari tadi mencari-cari dimana keberadaan Jaemin.
Jaemin sendiri merasa kecil di tengah-tengah lautan manusia yang setiap helai kainnya terdapat pernak-pernik yang terbuat dari permata. Jaemin merasa kecil tentunya, jika Jeno bukan kawannya mungkin dia tidak akan pernah bisa masuk ke pesta ini atau bahkan hanya memandanginya dari kejauhan sembari menebak apa yang kiranya orang kaya itu lakukan di dalam rumah super besar ini.
Jaemin dikejutkan dengan kemunculan Jeno di depannya sambil terkekeh. “Aku mencarimu kemana-mana." Kata Jeno.
“Tuan, aku rasa anda harus menyapa tamu anda terlebih dahulu.” Jaemin memberikan usul.
Jeno menunduk dan mengangguk, “Aku merasa sedikit lelah.” ucap Jeno.
“Apa anda terlalu banyak minum? Akan aku ambilkan air.”
Jeno menahan tangan Jaemin, dan menggeleng. “Temani aku disini.” ucap Jeno.
Jaemin mengangguk, mereka berdua berada di lantai kedua mengamati pesta yang tengah berlangsung di lantai satu kediaman Jeno. Jaemin merasa bangga karena dia ikut andil dalam pembuatan pesta yang besar ini. Melihat banyak orang yang menari serta alunan musik milik Sir Johann Strauss yang terhormat dan orkestra membuat Jaemin merasa dia telah berhasil menyusun pesta yang besar ini bersama Jeno.
Berbeda dengan situasi di lantai dasar, lantai atas rumah Jeno ini sedikit lenggang karena memang acaranya hanya berfokus pada lantai dasar saja.
“Sudah lama sejak terakhir kali aku mengadakan pesta disini. Semenjak ibuku pindah ke Jerman, aku tidak pernah mengadakan pesta lagi.” ucap Jeno, menyesap wine yang dibawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sonata | Nomin
Fanfictiontw : bxb , nomin Denting piano itu selalu membuat rasa penasaran Jeno muncul dan membawa Jeno melangkahkan kakinya menuju sumber suara melodi yang indah tersebut. Hingga akhirnya Jeno bertemu dengan seorang pianis manis bernama Na Jaemin. "Na Jaem...