"Halo, semuanyaa..," sapa Arsya, ia nampak melambaikan tangan pada para peserta.
Memasuki acara, Arsya mulai bercerita tentang dirinya, dan Sanad Sulaiman .
Ternyata benar, Sanad Sulaiman adalah nama penanya, Arsya adalah seorang penulis, penulis buku motivasi. Cerdas sekali ia mampu menghipnotis orang dengan bukunya tetapi ia sendiri tidak mengungkap siapa dia sebenarnya. Yahh, penulis memang berhak membuat nama pena. Seorang lulusan teknik sipil bisa bisanya jadi penulis, kok bisa, aneh bukan? Dasar lelaki misterius.
Terlepas dari banyaknya argumentasi yang menghantui pikiran Nadir. Kali ini, ia kembali melihat sosok Arsya yang menakjubkan, dari caranya menjadi pembicara juga caranya mengungkapkan motivasi, anehnya lagi ... motivasi kali ini sangat sesuai dengan dirinya.
"Menjadi penulis itu anugerah temen-temen, bahkan menjadi apapun selama itu halal adalah anugerah, mau jadi dokter, jadi guru, jadi dosen, atau jadi saudagar kaya sekalipun. Itu adalah takdir Tuhan yang sangat luar biasa. Kita tidak perlu membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Membanding-bandingkan kesuksesan kita dengan orang lain. Setiap manusia punya jalan hidupnya masing-masing. Kalau soal rezeki, itu yang di atas yang ngatur, kita nggak perlu ikut campur. Tugas kita hanya berusaha dan berdoa," tuturnya.
"Jangan terlalu banyak overthinking. Itu nggak baik, kita nggak perlu memikirkan apa yang bukan kodrat kita. Lebih baik kalau kita selalu bersyukur atas apa yang telah terjadi dalam hidup kita. Kalau kita merasa diri kita kurang setiap saat, pengin jadi ini itu, iri sama pencapaian orang lain, merasa diri sendiri nggak punya mimpi, itu malah justru buat kita jadi tambah down. Bisa-bisa sakit mental kita, apalagi sekarang ada istilah insecure, ngapain kita insecure kalo kita punya Tuhan yang udah ngatur hidup kita,"
"Yang paling penting adalah bagaimana kita menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, entah itu dari tulisan kita, dari jasa kita, dari pikiran kita. Sukses nggak harus butuh pengakuan orang lain, nggak harus butuh argumentasi orang, sukses itu ada di pikiran kita. Setiap manusia pasti punya standar kesuksesan sendiri. Ada yang cukup jadi penulis aja dia udah merasa sukses, ada yang punya uang banyak dulu baru merasa sukses, ada yang bisa jadi dokter dulu baru merasa sukses dan lain-lain. Kita nggak akan bisa jadi orang sukses kalau kita cuman mengandalkan penilaian orang, "
"Hal itu selaras sama kebahagian, kalau kita overthinking setiap hari dimana dong letak bahagianya, yang ada malah nyusahin diri sendiri. Kebahagiaan itu kita sendiri yang bentuk bukan orang lain. Kadang kita merasa bahwa orang lain itu kelihatan bahagia banget, belum tentu. Bisa aja ada banyak banget beban berat yang dipendam, cuman nggak dikasih tahu ke kita,"
"Menjadi dewasa emang nggak mudah temen-temen. Kita dituntut untuk hidup di tengah panggung sandiwara, dituntut kuat ketika apa yang menjadi ekspektasi kita nggak sejalan sama realita, dituntut bahagia padahal pikiran lagi stress dan tuntutan tuntutan lain. Tapi percayalah bahwa Tuhan tahu mana yang terbaik untuk kita. Banyak orang yang ngrasain hal ini, nggak cuman kita. Kita nggak sendiri, "
"Kita semua istimewa dengan cara kita sendiri. Kita hebat dengan cara kita sendiri. Yang palaing penting lagi, kita nggak boleh pesimis. Kita harus punya mental optimis, supaya nggak gampang overthinking,"
Entah kenapa, Nadir sangat menikmati pembahasan ini. Ada sepercik harapan yang muncul dari dalam dirinya. Usai Arsya menyelesaikan kalimat terakhirnya, spontan Nadir ikut bertepuk tangan.
Sekilas, Arsya menoleh ke arahnya, menyunggingkan seulas senyum, seakan menyiratkan bahwa apa yang tadi ia sampaikan adalah untuknya, untuk menyemangati hari-harinya.
Nadir pun membalas senyum itu, ia tak tahu darimana ada keberanian muncul untuk ikut tersenyum. Senyum yang sangat elegan.
Tiba-tiba, Arsya berbalik dan mendekatinya. Nadir terkejut. Apa yang ingin ia lakukan? ini di depan publik lho. Arsya mencondongkan wajahnya ke arahnya, Nadir tak bisa berkutik, tanpa disadarinya ia memejamkan mata. Sebuah bisikan halus mengenai daun telinganya.
"Dan takdir cinta akan mencari pemiliknya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
NADIR
Teen FictionHidup memang penuh cerita nan rahasia. Kadang ia merajuk sempurna dalam diary manusia namun seketika itu pula ia menghantam manusia hingga titik terendahnya. Siapa sangka, hidup ternyata bersekongkol erat dengan lembah takdir Sang Pencipta. Takdir b...