oke, kalau dipikir-pikir ini seratus persen salah midoriya. dia udah tahu kalau keberadaan todoroki itu akan membuat kacchan marah, tapi ia tetap lakukan. sebenarnya midoriya pengen lihat, sampai mana entertainment ini berlangsung.
which is, kesalahan besar.
besok midoriya bakal minta maaf.
bakal.
...
...
kebesokkan harinya, midoriya mangkal di depan rumah bakugou. “kacchan, kacchan.” begitu teriaknya bagaikan kaset rusak, mulai putus asa ketika bakugou keluar. wajahnya begitu berbeda dari kemarin, kalau diekspresikan dengan warna kemarin itu merah. hari ini itu abu-abu dan biru.
abu-abu karena dead inside dan biru karena midoriya dapat merasa bahwa terdapat kesedihan inside.
duh, bisa menerawang apa yang bakugou rasa tapi gak bisa menerawang perasaan cinta dan cemburu bakugou yang sebenarnya. gimana sih. author juga frustasi!
bakugou membuka pagar kemudian menyelonong pergi, tak sekalipun nengok ke arah midoriya.
midoriya mengikuti bakugou dari belakang bagaikan kicked puppy, wajahnya sedih dan jika midoriya punya telinga anjing sekarang, pasti sudah meleyot turun ke bawah dengan menyedihkan.
“maaf ya, kacchan.” ujar midoriya menyampaikan permintaan maafnya yang mungkin keseribu kalinya. midoriya mendadak merasa bahwa dia hanya menggangu kacchan, karena lelaki yang lebih tinggi darinya itu jelas tak mau berbicara dengannya.
kacchan masih tak mengeluarkan satu katapun, akhirnya midoriya terdiam sebentar sampai kacchan akhirnya berjalan menjauh.
midoriya menghela napas, dia harus ngapain dalam keadaan ini?
akhirnya ia memutuskan untuk menunda dulu solusi yang harusnya ia cari secepatnya, karena dia ada ulangan matematika! midoriya terlalu sibuk mikirin kacchan sampai lupa kalau ujian matematika itu ada. capek deh, sudah berantem sama sahabat lalu ada ulangan, bencana banget nih hidup.
pas dia di sekolah, ia kerjain soal itu dengan loyo, zero energy. tapi untungnya ya soalnya gak susah-susah banget, sudah sering midoriya kerjain sebelumnya bulan yang lalu. emang jago banget nih anak.
sesekali midoriya lirik bakugou yang sedang sibuk memandang papernya seakan putih itu segalanya yang ada di dunia. todoroki yang pulang kemarin, karena ditelpon kakak perempuannya, fuyumi, membisikkan sesuatu ke midoriya, “bakugou kenapa? wajahnya murung sekali?”
midoriya yang tak dalam mood berbicara hanya tersenyum pahit,
aku juga gak tau!
begitu teriaknya frustasi dalam hati.
midoriya tatap lagi kacchan yang duduk di dekat jendela, mengobrol dengan kirishima. bahkan sesekali tertawa?!
apakah ini artinya persahabatan antara kacchan dan deku sudah terkikis? sudah tak akan bisa kembali lagi seperti dulu? midoriya akhirnya melipat tangannya di atas meja kayu, kemudian mengubur kepalanya di sana.
hari menjadi melelahkan ketika ia harus 24/7 memikirkan apa kesalahannya. dan juga jauh dari kacchan. hal itu paling menyerap tenaganya.
ia rindu.
rindu.
akhirnya kesedihan melelapkannya ke sebuah tidur dalam, yang bahkan tak dapat dibangunkan oleh kencangnya teriakan monyet-monyet kelas.
ketika midoriya bangun, ia merasa badannya digoyang-goyangkan lembut oleh sebuah tangan besar, kacchan?
“hngh.” erang midoriya, ciri khas orang baru bangun.
midoriya lihat, bahwa kacchan terkekeh saat pandangannya jatuh ke rambut midoriya. pasti rambutnya berantakkan sekali sampai kacchan terkekeh begitu.
“yang lain udah pada pulang, bangun.” midoriya mendadak ingin menangis, padahal midoriya sudah buat kacchan marah dan kesal tapi dia masih perhatian. akhirnya ia tak menjawab, hanya menurut dengan sunyi sebagai pengiring suasana.
pasti kacchan melihat, tangis yang nongkrong di pelupuk mata midoriya. karena mendadak kacchan memeluk midoriya, membuat wajah midoriya bersarang di bahu bakugou.
tangan bakugou membelai lembut rambut hijau midoriya,
“cengeng.”
beberapa tangis meluncur dari mata midoriya, membasahi pipinya dan seragam kacchan. midoriya baru ingat! seragam kacchan! midoriya mendongak, berusaha mendorong kacchan. namun kacchan tak bergerak, hanya tetap di sana.
“udah mau pulang juga. ngapain peduliin seragam lagi?” katanya dengan cool, midoriya tertawa di tengah tangis. kemudian kembali lagi ke posisi sebelumnya.
setelah lima menit,
“pulang. gua masakin mie spesial.” midoriya berhura, hubungannya dengan kacchan telah membaik, kini dia akan makan mie enak!
ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa tak akan dia ulangi lagi tingkahnya yang kemarin itu.
●
uhm, hello.
its been a while since i updated.
pas gua liat, satu tahun dua bulan
udah lewat sejak gua update???
what the hell.
maaf ya bagi kalian yang nunggu,
aku ada rencana buat selesaiin
cerita ini.
jadi stay tune terus!
makasih buat kalian yang
udah nunggu.sekali lagi maaf!
*bow*
lalu, kalau style penulisan
aku berubah
juga aku minta maaf,
karena udah satu tahun juga kan.
tapi aku berusaha keras
buat samain kayak
kemarin kok
(((cries)))bonus:
KAMU SEDANG MEMBACA
learn how to accept | bakudeku
Humorpetualangan dua remaja dalam penyadaran perasaan akan satu sama lain.