11 | bergandengan tangan

355 45 4
                                    




setelah kejadian yang membingungkan bagi midoriya itu, midoriya kembali ke rumah dengan bakugou yang stay di rumahnya sendiri dengan alasan “butuh waktu sendiri”

yang menurut midoriya sendiri agak aneh namun ia iya-iya saja, karena tak mungkin bakugou melakukan sesuatu hal yang buruk. midoriya berjalan kaki, keluar dari rumahnya karena ingin belanja ke warung.

dia berniat untuk bertanya kepada bakugou apakah dia ingin sesuatu, tapi tadi malah langsung diteriaki, “pergi!” dengan suara panci yang entah dari mana terdengar dari dalam, terlempar ke dinding.

menghasilkan kebingungan melimpah bagi midoriya.

akhirnya dia berjalan sendiri, dengan perempuan kemarin duduk di atas kursi hijau warung. 

“kamu...”

“halo!”

“shigaraki ingin bertemu denganmu.” ujarnya. nama itu terasa asing oleh midoriya, “sudah lama ia mengamatimu izuku, sama seperti aku telah lama mengamatimu.” suaranya melembut dan dia bukan duduk lagi, melainkan berdiri dan berjalan mendekat.

midoriya bagaikan patung berdiri diam pada tempatnya, perempuan itu terus menghampiri midoriya dan meraih dagunya, mencengkramnya erat.

“kepintaranmu!”

“shigaraki ingin kepintaranmu! dia ingin membangun dunia baru dengan menghancurkan yang lama. bergabunglah dengan kami, izuku!” midoriya sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud oleh toga.

“sekarang kamu belum mengerti, tapi suatu saat. pada kelulusanmu kamu akan mengerti.” tangan toga pindah ke bahu midoriya kemudian pelan-pelan menyusuri dari lengan sampai tangannya, ada sesuatu yang ia selipkan di sana.

kemudian toga mundur dan badannya meleleh bagaikan lilin, “akan kami buat kamu mengerti.” senyumnya.

midoriya masih berdiri di sana, shock dan tak mampu berkata-kata. dia intip apa yang ada di telapak tangannya, namun tak ada apa-apa.

betapa anehnya.

kejadian itu membuat midoriya langsung pulang dengan ekspresi kosong, mendadak buat bakugou khawatir.

“lo kenapa? muka lo kok tambah dongo.” itu tanda kalau bakugou khawatir.

midoriya tak ingin membesar-besarkan masalah, jadi dia membalas dengan senyuman yang sebenarnya midoriya ingin jadikan lebar namun berakhir seadanya.

“gak apa-apa.”

“bohong.” bakugou segera membalas.

midoriya duduk, kemudian meraih tangan bakugou. “kata kacchan, mau bawa aku ke lofty park kan? tepati janji kacchan.” dia berkata.

bakugou menatapnya dengan sekilas khawatir terlintas pada wajahnya, “oke. tapi habis itu lo harus ceritain, apa yang terjadi.”

midoriya mengulurkan kelingkingnya, yang kemudian langsung bakugou raih dengan kelingkingnya sendiri.

“janji.”

setelah itu, midoriya dan bakugou langsung berganti baju. midoriya menggunakan serba hitam dari lemari bakugou dan bakugou menggunakan baju biru dan jaket hitam serta celana denim hitam.

mereka mengunci rumah mereka masing-masing kemudian berjalan bersama, “kita gak naik motor, kacchan? bukannya jauh?”

“naik bis aja.”

“kenapa naik bis kacchan? kan biasanya kacchan benci bis?” sebenarnya alasan dari ini tuh, karena bakugou berharap bisa megang tangan midoriya dalam bis. kalau naik motor kan gak bisa, bisa kecelakaan.

jadi karena itu, dia berusaha menekan keinginannya untuk berteriak-teriak karena sejujurnya dia benci bis yang sering ramai orang.

namun dia telah melakukan research, dia tahu kalau jam segini tuh jam yang paling sepi orang naik.

jadi bakugou bisa fokus sepenuhnya pada midoriya dan mungkin bisa... gandengan tangan...

bakugou menampar wajahnya begitu pikiran tersebut terlintas.

“kacchan, kacchan kenapa?”

midoriya meraih pipi bakugou yang merah bekas ditampar dirinya sendiri, kemudian mengusapnya, bakugou tiba-tiba deg-degan. kulit midoriya bersentuhan dengan kulitnya sendiri.

tangannya terasa halus,

dalam pola kecil berulang-ulang.

wajah mereka sangat dekat, bakugou dapat melihat betapa hijaunya mata midoriya.

dia kaget dan tak terbiasa luar biasa sehingga secara refleks bakugou mendorong midoriya hingga menabrak pagar rumah tetangga, “jangan dekat-dekat!” begitu teriaknya. midoriya bangun setelah di dorong sampai jatuh, namun ia tidak marah. hanya khawatir terhadap bakugou yang mendadak bertingkah seperti orang kehilangan akal.

“kacchan!”

“jaga jarak!”

kemudian hancurlah rencana bakugou untuk bergandeng tangan di bis dengan midoriya.

karena dirinya sendiri.



















oke jadi awalnya gua
pengen buat ini sebagai slice of life
aja, namun rasanya
lebih interesting (dan chapternya
bakal lebih panjang)
kalau gua tambahin some kind
of shigaraki evil intention
dalam plot ini.
kalian punya teori?
komen!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

learn how to accept | bakudekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang