Daffa membuka matanya perlahan, semuanya putih. Apakah ini di surga? Pikirnya.
Tapi tunggu, sepertinya Daffa mengenali aroma ini. Aromanya seperti obat-obatan, apa ia belum mati? Ia berada di rumah sakit? Siapa yang menolongnya? Dan kenapa tubuhnya terasa lebih ringan?
Terlalu banyak pertanyaan yang berada di kepala Daffa sampai ia tak menyadari seseorang masuk kedalam ruangannya.
"Nak? Kamu sudah sadar? Syukurlah," ucap seorang wanita.
"Tunggu sebentar, appa panggilkan dokter."
Sesaat setelah pria itu pergi, ia kembali lagi bersama seorang dokter dan suster. Dokter itu mengecek keadaan Daffa yang terlihat baik-baik saja.
"Ada yang sakit?"
Daffa menggeleng menjawab pertanyaan sang dokter, pria dan wanita tadi merasa sangat bahagia karena sang anak telah sadar dari komanya dan baik-baik saja.
Setelah dokter tersebut pamit undur diri, wanita tadi lantas mendekati Daffa lalu memeluknya. Daffa yang tidak tau apa-apa hanya bisa diam di tempatnya dengan perasaan campur aduk, dia masih linglung dengan semua ini.
"Anda siapa?" tanya Daffa setelah wanita itu melepaskan pelukannya.
Raut terkejut begitu kentara saat sang anak mengajukan pertanyaan seolah-olah mereka tidak saling mengenal.
"Ini eomma, nak. Kamu tidak mungkin lupa dengan eomma 'kan?"
"Dan ini appa, kamu ingat?"
Daffa menggeleng pelan, orang tuanya itu sudah meninggal. Dan lagi dia tidak mengenal orang di hadapannya ini, bisa-bisanya orang ini mengaku sebagai ibu dan ayahnya. Dan apa tadi? Eomma dan appa? Sebutan macam apa itu? Memangnya dia sedang di korea?
Lantas pria yang mengaku sebagai appa Daffa itu berjalan keluar ruangan dengan tergesa-gesa untuk memanggil dokter. Setelah dokter yang sama datang, dengan segera dokter itu memeriksa keadaan Daffa.
"Sepertinya anak tuan dan nyonya mengalami amnesia karena efek dari operasi."
"Apa bisa sembuh, dok?"
"Bisa saja jika pasien menjalani terapi untuk mengingat kembali masa lalunya, seperti mengunjungi tempat atau melakukan sesuatu yang dapat memulihkan ingatannya. Jika stamina pasien sudah stabil, pasien di perbolehkan untuk pulang." jelas sang dokter.
"Kalau begitu saya permisi."
"Terimakasih, dok."
Untuk yang ke dua kalinya dokter itu pergi dari ruangan, Daffa benar-benar tidak mengerti dengan keadaan sekarang yang menurutnya sudah seperti drama indosiar.
"Kalau begitu biar kami jelaskan semuanya, kamu adalah putra kami. Namamu Nathaniel Jay Cesareo, aku appa mu dan ini eomma mu. Kamu mengalami koma hampir tiga minggu setelah melakukan operasi," jelas sang appa.
"Nama appa Antonio Jeffran Cesareo Dan nama eomma Nathalie Aleena Odealys," sahut sang eomma memperkenalkan diri.
Daffa hanya menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan sang ayah, tapi mendengar panggilan appa dan eomma membuatnya geli sendiri.
"Apa boleh aku memanggil kalian ayah dan bunda?"
Wanita paruh baya itu tersenyum lembut ke arah Daffa sembari tangannya mengelus surai halus sang anak tersayang.
"Tentu saja boleh," Daffa tersenyum ketika permintaannya terpenuhi.
✁✁✁
KAMU SEDANG MEMBACA
My name Jay?
RandomRajaya Ardaffa adalah seorang anak yatim piatu yang hidup sendirian di sebuah kos-kosan murah, ia hidup dengan mengandalkan uang hasil dari balap liarnya. Daffa memiliki kepribadian yang baik, humoris, jail, keras kepala dan sedikit penakut. Tapi k...