Suara kenalpot motor terdengar di mana-mana kala Jay sampai di arena balap liar malam ini, yeah... Jay sedang menghadiri balapan liar yang memiliki uang taruhan sebanyak seratus juta.
Dia mendapatkan informasi itu dari seseorang yang entah siapa namanya, Jay tak sengaja mendengarnya saat melewati kelas 12.
Jay tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kali ini untuk menang dan membawa pulang hadiah uang tersebut, dia berniat memberikan uang itu pada Jungwon guna melunasi hutang keluarganya.
Sebenarnya dia bisa saja meminta uang pada ayahnya, tapi Jay malas bila nanti di interogasi karena meminta uang dengan junlah yang tak sedikit.
Lagi pula Jay juga sudah lama tidak bermain-main di arena balap liar, pasti akan sangat mengasikkan.
Setelah Jay memarkirkan motornya di dekat warung kecil di pinggir jalan yang tak jauh dari arena balap, dia lantas memasuki warung tersebut sambil menenteng helm full face hitam miliknya.
Rambutnya yang sedikit berantakan menambah kesan cool yang sudah ada, walaupun wajahnya sekarang terlihat lebih muda dan dengan tubuh yang lebih kecil.
Jay mendudukkan dirinya di salah satu kursi kosong, dia sedikit berteriak untuk memesan makanan dan minuman.
"Bu! Saya pesen es teh sama roti bakar satu!"
Ibu penjual di warung itu menatap Jay lalu memberikan jempol pertanda dia akan segera membuatkan pesanan Jay.
Sembari menunggu ibu penjual, Jay menyibukkan diri dengan bermain ponsel. Dia terus menggeser-geser layar sentuh itu menggunakan ibu jadinya, berharap ada sesuatu yang bisa membuatnya tertarik.
"Jay?"
Merasa namanya di panggil, Jay menoleh ke belakang guna melihat orang yang memanggilnya.
"Bang Yeonjun? Bang Mark? Kok kalian ada di sini?" tanya Jay bingung.
Yeonjun dan Mark yang tadi memanggil Jay itu mendudukkan diri mereka di samping Jay.
"Seharusnya kita yang nanyak, lo ngapain di sini?" tanya Mark.
"Gue di sini makan, tuh lagi di buatin pesenannya."
Jay menunjuk ibu penjual yang tengah sibuk membuat pesanannya dan pengunjung lain. Tentu saja itu bohong, mana mungkin ia jujur pada kakak kelasnya jika dia akan mengikuti balapan liar? Bisa-bisa entar dia di laporin ke sekolah.
"Gak ikut balapan?"
"Permisi dek, ini pesenannya."
"Makasih, bu."
Jay tersenyum kepada ibu penjual karena telah menyelamatkannya dari pertanyaan Yeonjun yang hampir membuat jantungnya copot.
Setelah ibu penjual pergi, Jay mulai meminum es tehnya. Dia itu dari tadi belum minum, mangkannya tenggorokannya terasa kering.
Yeonjun sendiri menatap tanpa ekspresi pada Jay yang sedang menikmati makanannya, lagi-lagi anak itu menghindari pertanyaannya.
"Kalian di sini ternyata, loh? Ada Jay juga?"
Wooyoung yang baru datang sambil membawa ice americano miliknya terkejut melihat keberadaan Jay, begitu juga dengan Dino yang datang bersama Wooyoung.
Sementara Changbin yang juga baru datang itu hanya diam, tak berniat mengomentari.
"Mana jus semangka gue?" Mark menagih pesanannya pada Dino yang ia titipi.
"Nih."
Dino menyerahkan segelas jus semangka pada Mark dengan ogah-ogahan.
"Latte kan tadi?" Wooyoung mengulurkan segelas latte di hadapan Yeonjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My name Jay?
RandomRajaya Ardaffa adalah seorang anak yatim piatu yang hidup sendirian di sebuah kos-kosan murah, ia hidup dengan mengandalkan uang hasil dari balap liarnya. Daffa memiliki kepribadian yang baik, humoris, jail, keras kepala dan sedikit penakut. Tapi k...