❿ / Setiap kelebihan pasti ada kembalian

612 72 2
                                    

"Hah... udah lama banget gue gak ke tempat ini."

Jay menghirup aroma alkohol yang sangat pekat dari dalam bar, dia kemudian masuk ke dalam tempat penuh dosa itu.

Setelah Jay pergi dari arena balap tadi, dia tak langsung pulang melainkan pergi ke sebuah bar yang tidak jauh dari lokasi balap liar.

Karena sudah lama juga Jay tak berkunjung ke tempat tersebut, dia jadi rindu meminum sebotol win.

Kakinya terus membawa Jay untuk masuk kedalam bar, cahaya yang remang membuat pandangannya agak kurang jelas.

Sampailah Jay di meja bartender, dia langsung duduk di kursi kosong.

"Wine satu botol."

Seorang bartender pria menoleh ke arah Jay yang tadi memesan, dia seperti kebingungan. Pasalnya ada anak kecil yang berkunjung ke bar di tengah malam seperti ini, memesan wine lagi.

"Dek? Gak salah tempat kan? Ini bar 'lho?"

"Yang bilang ini pasar malem siapa? Semua orang juga tau kalik kalau ini bar, wine-nya mana?"

Bartender tersebut di buat terdiam dengan ucapan Jay yang menohok, dia langsung memberikan pesanan Jay ke atas meja.

Jay langsung mengambil botol win itu lalu membayarnya, botol itu ia bawa menuju kursi di pojok ruangan yang sepi, dia itu tipe orang yang suka ketenangan.

Tangan kecilnya mulai membuka penutup botol tersebut, setelah terbuka Jay langsung menegaknya sedikit demi sediki.

Rasa panas langsung menjalar di tenggorokannya, tapi itu tak berselang lama.

Toleran Daffa pada alkohol cukup tinggi, jadi dia tidak mudah mabuk. Tapi entah dengan Jay, dia minum sedikit saja sudah terasa pusing.

"Hai ganteng, sendirian aja?"

Seseorang tiba-tiba duduk di samping Jay, hal itu langsung membuat Jay bersiaga.

"Terus kenapa kalau gue sendiri?"

"Mau gue temenin?" orang itu mencolek dagu Jay.

"Apa sih lo? Geli tau gak, pergi sana."

Jay merasa tak nyaman dengan kehadiran prian ini, seperinya pria itu gay. Wajahnya memang tampan, tapi masih tampan Jay kemana-mana.

"Jangan galak-galak, nanti cepet tua."

"Kalau gue tua emang kenapa? Masalah buat lo?" Jay mulai mengeluarkan sifat songong dan nyolotnya.

"Hahaha, lo lucu deh."

Pria itu mengusak rambut halus Jay, sepertinya orang itu gemas dengan Jay.

"Woy! Stop! Rambut gue!" dengan emosi Jay menghempaskan tangan besar orang tadi dari kepalanya.

"Jadi adek gue yuk, mau gak?"

"Dih? Ogah! Mending gue pergi aja, bye!"

Jay langsung bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan pria tidak jelas tersebut bersama dengan winnya yang masih banyak, dia memutuskan untuk pulang saja.

Pria tadi ternyata mengejar Jay keluar dari bar, apa orang itu serius ingin menjadikan Jay sebagai adiknya?

Jay terus berlari hingga sampai di sanping motornya, tapi tiba-tiba kepalanya terasa pusing.

Saat jarak antara pria tadi dengan Jay semakin dekat, Jay dengan terpaksa harus meninggalkan motornya dan berlari guna mencari tempat persembunyian.

Bila dia nekat mengendarai motor, bisa-bisa nanti dia mengalami kecelakaan dan meninggal untuk yang ke dua kalinya.

My name Jay? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang