×B A G I A N D U A×

64 8 0
                                    

Enjoy Reading🖤

__________

Alex memberhentikan motor sport-nya tepat pada plataran rumah dua tingkat minimalis miliknya dan sang Adik. Membuka dan memasuki rumah dengan santai, Alex menatap sekeliling. Ini jam 09.00 pagi, wajar jika rumah sepi dan dia tak mendapati tanda tanda keberadaan sang adik.

"Di sekolah kali ya tuh bocah" monolog cowok itu dengan santai beranjak menuju kamarnya yang berada tepat di lantai dua pojok kiri.

Meletakan handphone nya di atas kasur, melepaskan sweeter beserta baju hitamnya Alex dengan cepat memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Melepas semua lelah dengan membasuh badan juga menghilangkan penat dari banyaknya pikiran yang cowok itu bawa dari rumah hingga kembali ke rumah lagi.

Alex merenung, membiarkan air shower mengguyur kepalanya dengan cepat, tak perduli pada sang pemilik kepala yang tengah bergulat dengan pikiran yang entah memikirkan apa, bahkan deringan telfon dari luar kamar mandi tak mengusik renungan cowok itu. Tentang dirinya yang tak tau ada apa dengan dia sendiri, masa depan yang menjadi tanda tanya besar untuknya, Caroline juga Aditsya wanita paling dia cintai. Alex tak pernah memikirkan esok akan berlalu seperti apa, dia hanya berusaha memikirkan bagaimana masa depannya kelak, berakhir seperti apa masa tua nya nanti? Sedang bahkan sekarang dia merasa menjadi manusia paling brengsek yang dia tau.

Sebenarnya, kalau saja dia tidak pernah tau sang Adik menjual diri untuk keperluan hidup mereka. Alex yakin dia tak akan pernah menyentuh tubuh sang Adik barang secuil pun. Tapi sial, dia tidak tau kalau sang adik sudah menjual diri sejak mereka lulus SMP. Alex kalut, dia marah pada dirinya sendiri juga pada sang adik yang tak pernah cerita apapun kepadanya dan berakhir dengan dia yang menjadi seperti sekarang. Kakak brengsek yang menyetubuhi adiknya sendiri.

Menyedihkan!

Menjijikan!

Mengapa dia harus menjadi bengis seperti ini? Mengapa dia menjadi brengsek? Bangsat! Tolong jelaskan kenapa dengan hidupnya? Mengapa se-bangsat ini hidupnya?!

Bugh!
Bugh!
Bugh!

"Sialan! Bego! Gila Lo Alex!" Cowok itu menarik rambutnya frustasi, tak perduli pada rambutnya yang mungkin akan berakhir rontok atau apa persetan! Dia bahkan mengabaikan buku jari jari nya yang membiru.

____

Melangkahkan kakinya  keluar dari kamar mandi, mengambil dan memakai pakaiannya cepat cowok itu perlahan mendudukan diri pada kasur nya melirik sekilas  pada telefon genggam, Alex mengambilnya hanya iseng membuka sebelum matanya dikejutkan dengan 5 panggilan tak terjawab dari Aditsya.  Tanpa banyak gerak, cowok itu dengan cepat menekan tombol panggil untuk kontak Aditsya berharap perempuannya itu tak merujuk dan mengabaikan panggilannya.

Diangkat

Alex bersyukur dalam hati.

"Hallo Hanny?"

"Hallo Alex kamu kemana sih? Sampe aku telfon gak di angkat?"

"Maaf ya Hanny, aku baru mandi, jadi gak tau kamu nelfon. Kenapa kamu kangen aku?"

" umm. Kamu ada di rumah?"

"Aku baru pulang kerja, jadi ada di rumah mau kesini?"

"Oke!" Tanpa banyak lagi kata cewek itu mematikan sambungan telfon memaksa Alex untuk menggeleng  tak mengerti. Sebelum kembali beranjak untuk turun kebawah.

Memasuki dapur, Alex mengambil jus mangga dalam kulkas sebelum menuangkannya pada dua gelas yang akan dia berikan untuk Aditsya  nanti. Dia sudah tau bahwa wanita yang dia cintai itu akan datang sebentar lagi. Dan bunyi suara mobil yang berhenti tepat didepan pelataran rumahnya membuktikan bahwa perkiraan cowok  itu tepat.

Membukakan pintu rumah dengan senyum lebar Alex dengan cepat membalas pelukan cewek yang sudah lebih dulu memeluknya itu. Dia juga merindukan wanitanya.

Melepaskan pelukan keduanya memasuki rumah dengan tangan yang bertaut. Mendudukan diri pada sofa panjang, menaruh paper bag yang dia bawa ke atas meja, Aditsya  menengok sekilas pada Alex yang mendatanginya  setelah sebelumnya memintanya menunggu sementara cowok itu mengambilkan minum.

"Kamu gak ke sekolah Hanny?" Alex bertanya setelah dirinya menduduki sofa tepat disebelah kiri Aditsya.

"Aku males ke sekolah hari ini. Dan aku inget kamu ada shift malem dan pasti paginya gak berangkat makanya aku mutusin bakal nemenin kamu sekalian bawa makanan. Kamu pasti belum makan" Alex mengangguk dengan seluas senyum sambil tangan cowok itu yang mengusap kepala Aditsya  lembut.

"Baiknya Aditsya  aku" Aditsya terkikis sekilas sebelum mengambil kotak makanaan dan membukanya sebelum memberikannya pada Alex yang menerima dengan baik.

Keduanya menikmati makanan dengan tenang dengan sesekali melempar candaan dan tertawa bersama.

______________

Tidak semua baik seperti yang terlihat.

See you!🖤

Tak Tuntas - Alexander JhonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang