×B A G I A N E N A M×

36 4 0
                                    

Enjoy Reading.

___

Satu minggu berlalu setelah kejadian dimana Aditsya mendengar kalau Cafe tempat Alex bekerja diambang kebangkrutan dan sekarang cewek itu di sini. Salah satu taman di jakarta bersama Alex yang sejak tadi murung dengan air muka yang frustasi bersandar pada bahunya.

"Jadi sekarang kamu udah gak kerja di cafe kemarin?" Alex mengangguk pelan, menegakan kepalanya namun masih tertunduk lesu.

"Cafe-nya bangkrut Hanny. Aku juga gak tau kenapa tiba tiba. Padahal yang aku liat cafe keuangannya baik dan gak kurang 500 pelanggan tiap hari" Aditsya mengangguk menimang.

"Mungkin pemiliknya yang emang niat buat nutup cafe dengan alasan bangkrut" Aditsya mengedikkan bahunya sebagai isyarat 'siapa tau kan?' Dan ditanggapi Alex yang mengangguk mengiyakan.

"Bisa jadi sih"

Cowok itu kembali menyandarkan kepalanya pada Bahu Aditsya dengan tangan Aditsya yang sekarang sudah kembali dalam genggamanya.

"Sekarang kamu gimana?"

"Aku gak tau Hanny" Alex menggeleng  lesu.

Aditsya ikut berfikir sebentar sebelum kemudian mengusap rahang Alex lembut, penuh perasaan.

"Gini aja gimana kalo kamu kerja di cafe lagi?" Alex menegakan tubuhnya, menyerongkan badannya agar menatap Aditsya hanya untuk menggeleng pada cewek itu.

"Dimana Hanny? Aku udah nyari ke sana- sini tapi semua udah penuh. Aku cape tau satu minggu cari kerja gak dapet dapet." Aditsya menatap prihatin, bagaimanapun Alex orang yang baik setidaknya terhadapnya selama ini.

"Gini, sepupu Aku baru buka cafe, baru banget kemarin. Aku yakin dia pasti butuh karyawan. Aku bakal bilang sama dia supaya nerima kamu, gimana?" Alex menggeleng, menolak.

"Enggak enggak.  Itu terlalu terkesan Umm kaya aku manfaatin sepupu kamu lewat kamu supaya dapet kerja" Aditsya mengangguk dengan seulas senyum mengerti.

"Aku tau kamu bakal ngomong kaya gitu, tapi jangan khawatir aku gak bakal ngelakuin itu. Aku cuma bakal ngerekomendasiin kamu ke sepupu aku dan nanti kamu juga bakal di tes ini cafe yang lebih besar dari sebelum nya aku yakin kamu bisa lebih happy kerja di sana nanti, gimana?" Alex menimang sejenak. Dia sedikit ragu tapi dia juga butuh. Dia tidak mau terus terusan makan dari hasil jual tubuh yang adik bodohnya lakukan. Itu terasa menjijikan ketikan nasi memasuki tenggorokan nya. Dan juga, dia tidak mungkin kan setiap pergi dengan Aditsya selalu cewek-nya itu yang membayar makanan. Dia sudah cukup diam saat seseorang melihat ke arahnya dan menertawakan dirinya dengan bisikan samar yang menyakiti  hatinya. Itu terlalu sakit untuk dipendam dan Alex tidak mau dia membabi buta dan berakhir Aditsya yang menjauhinya. Itu lebih mengerikan. Dan keputusan Alex jatuh pada persetujuan.

"Oke. Kapan kita ke cafe sepupu kamu?" Aditsya mengulas senyum dia akan mengaturnya nanti.

"Besok. Aku anter kamu kesana oke?" Alex mengangguk dengan ucapan terima kasih mengiringi pelukan hangat cowok itu pada Aditsya yang membalas dengan tepukan pada punggung Alex ringan.

Dia tau mungkin ini terdengar seperti pengaduan, dan mungkin kalian akan berfikir sebodoh dan setidak berguna itu seorang Alexander jhon.  Tapi tidak, kalian salah. Aditsya adalah rumah untuk Alex tepatnya adalah wanita dengan sikap dewasa yang selalu bisa hadir saat dirinya merasa butuh seseorang untuk melepas segala resah bukan hanya desah yang selalu dia dengar dari sang adik. Aditsya berbeda, wanita itu seperti memiliki beberapa kepribadian yang sangat cocok setiap saat dengan sifatnya dan pribadinya. Dan tak dapat Alex pungkiri dia sangat mencintai Aditsya,  sangat amat mencintai wanita yang sekarang masih dalam pelukannya itu.

______

Kalian gak mau protes sama cerita Alex yang sedikit banget tiap Chapter-nya?

Heheh aku sengaja aja biar kalian jangan terbebani dulu. Biar kalian kepo sama kelanjutan cerita ini dan seberapa panjang bagian selanjutnya.

Udah ah!

See you.

Tak Tuntas - Alexander JhonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang