×B A G I A N E M P A T×

60 6 2
                                    

Membuka pintu kamar sang adik keras hingga menimbulkan bunyi bedebum yang berhasil membuat sang pemilik kamar terlonjak kaget dengan tatapan tajam yang cewek itu hunuskan pada sang Kakak.

"Sialan! Gwe kaget bangsat!" Caroline  mendelik tidak terima saat sang Kakak dengan tak tau dirinya membuka pintu kamar disaat dia sedang santai dengan novel  dewasanya.

"Persetan! Gwe butuh tubuh lo" dengan lebih tak tau dirinya Alex memasuki kamar sang adik  sebelum menarik tengkuk cewek yang sudah terduduk karena terkejut itu dengan bruntal.

Tanpa membalas Caroline mendorong dada sang Kakak menjauh. Bukannya tak menginginkan sosok cowok yang tak lain kakaknya itu  hanya saja bayangan dalam benaknya membuat sedikit perasaan tak suka muncul dalam hatinya.

Iya, Caroline benci melihat sang Kakak bercumbu dengan cewek sialan bernama Aditsya  itu. Brengsek! Mengapa kakaknya harus mencintai cewek yang sangat dia benci? Kalau saja Alex mencintai cewek lain mungkin dia bisa terima dan akan baik baik saja. Tapi kenapa harus Aditsya! Sial, banyak diluar sana cewek yang mau dengan sang Kakak tapi kenapa cowok di depannya itu harus jatuh cinta pada Aditsya yang secara tidak langsung menjadikannya sebagai mainan? Brengsek!

"Bangsat! Gwe baru pulang sekolah sialan!" Alex menatap marah sebelum kembali menarik tengkuk sang adik kasar tak lupa dengan jambakan yang cowok itu berikan agar sang adik mendongak dan membuka mulut.

"Masa bodo!" Alex memberi tatapan bengis sebelum kembali mencium bibir sang adik kasar dengan tangan yang sudah beralih untuk memeras payudara Caroline sama kasarnya.

Caroline memejamkan mata, berusaha menikmati permainan kasar Alex pada tubuhnya sebelum dengan helaan pelan cewek itu pasrah di bawah permainan Alex yang menggila, menghujami leher dan dadanya yang entah sejak kapan sudah tak tertutupi apa pun. Caroline  tau dia hanya akan di jadikan sebagai pelampiasan amarah juga nafsu yang tidak bisa kakak nya lampiaskan pada cewek sialan bernama Aditsya itu. Bangsat kalau saja Caroline  tidak ketahuan oleh sang Kakak kalau dirinya menjual diri mungkin semua kelakuan gila yang terlalu sering mereka lakukan ini tidak akan pernah terjadi. Kakak nya akan selalu menyanginya sebagai adik yang paling cowok itu jaga. Sial, dirinya benar benar sial saat mendapati Alex yang waktu itu mengikutinya keluar dari club dengan cowok yang menyewanya. Alex marah saat itu bahkan amat sangat marah sampai sampai cowok yang menjadi pelanggan Caroline  itu hampir mati kalau saja Alex yang tengah memukuli cowok itu tidak ditarik oleh penjaga club. Bukan sampe di sana bahkan cowok yang dulu sangat lembut padanya itu berubah menjadi kasar yang dengan gila nya melemparkan Caroline ke dalam kamar dengan kasar sebelum menjembak Caroline dengan keras. Saat menyedihkannya lagi adalah saat dimana sang Kakak  menatapnya benci sebelum dengan kasar dan tanpa kelembutan mengoyak semua pakaian nya saat itu sebelum penyatuan antara saudara itu terjadi. Caroline amat ingat sebelum saat itu datang dia merasa menjadi adik paling beruntung  karena memiliki Alex sebagai kakaknya tapi lagi lagi cowok itu menjadi tak terkendali setelah kejadian itu. Bahkan hari hari setelahnya Alex akan selalu mendatanginya dengan keadaan mabuk dan berakhir dengan menidurinya.  Caroline kecewa tersirat sedih dalam benaknya tapi tidak. Selagi Alex masih bersamanya, selagi cowok yang sekarang dia sebut Bangsat itu hidup dan terus bersamanya, Caroline akan melakukan apa pun. Perduli setan pada tubuhnya yang akan membiru karena perlakuan kasar Alex di ranjang atau para pria brengsek di luar sana yang memasukinya dengan gila juga tak perduli pada apapun yang di katakan dunia padanya. Caroline sungguh tak perduli. Dia hanya butuh Alex sebagai kakaknya atau...

"Auu... shtt ahh sakit bego!" Caroline memaki tertahan saat kewanitaannya dimasuki dengan terburu buru oleh Alex yang memasang wajah tak perduli setelahnya menghujam milik Caroline  kasar. Tak perduli pada ranjang yang berderit nyaring atau teriakan kesakitan Caroline  yang terdengar indah di telinganya.

"Jalang! Kenapa lo harus jadi Jalang goblok! Kalo lo gak jadi Jalang gwe gak bakal ngehujam  lo kaya gini Bangsat! Sial!" Caroline menulikan pendengarannya tak mau mendengar apa yang cowok itu katakan pada nya.

"Ahh jawab sialan! Kenapa lo harus jadi Jalang!" Caroline berusaha tak mendengar tapi remasan dan tamparan yang di berikan Alex pada kedua payudaranya membuat Caroline  mau tak mau menjawab pertanyaan sang Kakak.

"Karena ahh.. ahh gwe.. ahh mau.." Alex menatap bengis sebelum semakin menghujam milik Caroline gila

"Jadi jangan salah in gwe kalo lo kesusahan jalan tiap hari!"

"Ahh.. ahh persetan! Sialan lebih dalam ahh"

"Jalang sialan!" Alex semakin menghujam  miliknya kasar. Tak perduli pada tetangga yang mungkin akan mendengar suara  mereka atau apa! Dia hanya ingin menghabiskan malamnya dengan bercinta bersama sang adik  lain dengan pikirannya yang masih membayangkan wajah cantik Aditsya. Membiarkan wajah cewek itu menghiasi kepalanya yang tengah di hujam kenikmatan atas pijatan lembut  yang di berikan liang Caroline pada miliknya.

"Ahh ahh lebih cepat sialan!"

"Ahh Sya..." Caroline  seperti terdampar pada ladang pasir panas saat mendengar sang Kakak  mendesahkan nama yang secara tidak langsung adalah Aditsya. Jadi sejak tadi yang berada dalam kepala kakaknya adalah Aditsya? 

Beranjak cepat, Caroline  mengabaikan panggilan dari sang Kakak yang tengah menetralkan nafasnya sebelum melesak masuk ke dalam kamar mandi. Menenggelamkan tubuhnya pada dinginnya air yang tertampung pada bathup.  Mengabaikan teriakan sang Kakak di luar pintu kamar mandi.

Caroline kecewa?

Atau Cemburu?

"Brengsek Lo Aditsya! "

________________

Nafas dulu.. kita lanjut nanti oke?

See you💚

Tak Tuntas - Alexander JhonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang