"jangan murung seperti itu" ucap (name) pada Tanjiro. Keduanya sedang berjalan menuju salah satu tempat makan, di desa yang cukup dekat dengan markas pemburu iblis. Mungkin sedikit perayaan setelah kemenangan mereka
"Ah, hm..." Laki-laki ini jadi begitu setelah mengambil darah iblis bulan atas. Wajar, (name) baru saja merusak hubungan persaudaraan mereka untuk kepentingannya
"Yah, memang sebuah dosa" perempuan itu menengadahkan kepalanya, menatap langit dan masih biru
"Tapi sama seperti mereka yang tidak merasa bersalah saat membunuh manusia, aku juga begitu. Kau mungkin akan membenciku. Tidak masalah. Semua yang ku lakukan hanya untuk bertahan hidup" sambungnya
"Iie, aku tidak akan membenci (name)-san. Aku hanya sedikit terbebani dengan beberapa hal" sahutnya pelan
Pertarungan bukan hanya dengan mengangkat pedang. Seseorang bahkan bisa memenangkan pertempuran dari dalam kamarnya. (Name) bukanlah ahli pedang yang kuat. Kemampuan utamanya adalah otaknya. Jika tidak difungsikan dengan benar, dia tidak akan sampai ke tahap ini
Keduanya sampai di kedai ramen. Tengen dan ketiga istrinya, lalu Inosuke, Zenitsu dan Iguro sudah duduk di sana
"Ha? Kenapa makhluk ini ada di sini?" (Name) mengarahkan telunjuknya pada laki-laki dengan ular di lehernya
"Ikut merayakan. Memangnya kenapa?" Lihatlah wajah tanpa dosanya itu
"Itulah maksud ku! Dia tidak ikut membantu tapi malah ikut makan-makan!" Seru Tengen
"Huh, memangnya kenapa? Tidak suka?"
"Hah~ aku akan bercerita dengan Mitsuri tentang pilar ular yang kesiangan dan tidak membantu dalam misi" (name) menjulurkan lidahnya
"Jangan lakukan. Jangan lakukan"
"Ha! Ide bagus" timpal Tengen
"Tck. Katakan apa yang kalian mau"
"Traktir!" kedua orang itu bersamaan
Di sisi lain. Para iblis rembulan atas berkumpul setelah kematian Daki dan Gyutaro. Cara kematian yang konyol sampai pada telinga Muzan membuatnya murka
"Tidak berguna! (Name)! (Name)! (Name) lagi! bunuh dia secepat mungkin! Aku tidak mau mendengar kata gagal!" Teriak pria itu nyaring
***
"Loh? Haganezuka-san tidak mengirim mu pedang?" Tanya perempuan bermanik merah itu heran
"Aku juga tidak tahu" gumam Tanjiro lemas. Dia tampak tidak bersemangat
"Bukannya cuma ujungnya yang patah?"
"Mungkin.... Karena saat latihan tanding dengan Rengoku-san pedangku patah..."
(Name) terdiam beberapa saat. Bahkan setelah plot dibelokkan, anak ini masih dapat merusak nichirinnya saat dia tidak ada
"Yah, baiklah, kita akan pergi ke desa para penempa pedang" ucap (name)
"Benarkah?! Apa aku juga bisa ke sana???" Wajah laki-laki itu menjadi cerah
"Tentu saja. Aku akan meminta izin untuk mu" perempuan itu berjalan keluar dari ruang perawatan. Ia menutup pintu rapat-rapat sebelum akhirnya melompat
"Mui-chan~ tunggu aku!" Nyatanya perempuan inilah yang paling bersemangat. Dia bergegas menuju kediaman Ubuyashiki untuk formalitas
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] A Journey (Demon Slayer x Reader)
FanficIa sama sekali tidak menginginkan perubahan. Gadis itu ditarik paksa dari kehidupannya untuk menjalani kehidupan lain oleh sosok misterius Demi kembali ke asalnya, (name) harus menyelesaikan ending dari cerita yang pernah ia baca. Tapi semua tidak s...