I can't (09)

1.2K 191 15
                                    

Kali ini kedua perempuan tersebut tengah duduk di sofa panjang yang ada di kamar milik sasuke yang kini sudah menjadi milik sakura juga.

Sakura masih canggung saat mengetahui wanita disampingnya adalah ibu dari sasuke uchiha. Gadis itu takut jika wanita ini juga memiliki sikap buruk seperti anaknya.

"Kau bisa memakan cupcake itu nak" sakura tersentak dan menggerakkan kepalanya bingung mencari cupcake yang dimaksud wanita disampingnya.

Mikoto terkekeh pelan melihat tingkah bodoh gadis berambut merah muda itu. "Ini...ada di sampingmu" ujar mikoto sembari menggeser piring yang terletak di tengah-tengah mereka.

Wajah sakura merah padam setelah menyadari kebodohannya itu. "A-a iya terimakasih" gumam sakura malu.

Mikoto menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak perlu setegang itu sakura, aku bukanlah orang jahat" ujar mikoto yang hanya dibalas anggukan patuh oleh sakura.

Bukanya tidak sopan, melainkan dirinya mencoba fokus pada cupcake coklat ditangannya.
Dapat sakura dengar bahwa wanita disampingnya menghela nafas lelah.

Dengan kaku sakura menengok ke arah mikoto dan sialnya wanita itu juga menatap dirinya, yang berhasil membuat sakura menegang.
Entah mengapa, saat dirinya melihat wajah wanita itu, dirinya teringat dengan sasuke yang tengah melakukan sesuatu yang bejat.

"Kau takut denganku yaa??" Tanya mikoto tanpa melunturkan senyum tipisnya.
Sakura dengan cepat menggeleng keras. Dirinya bukan takut pada wanita ini yang auranya saja sudah menunjukkan bahwa dia baik. Melainkan dirinya masih trauma dengan wajah seorang lelaki yang pernah dia cintai.

"A-aku hanya g-gugup" jawab sakura kemudian. Mikoto menaikkan alisnya tidak percaya. Mana mungkin rasa gugup terlihat seperti orang yang trauma?

Setelah beberapa saat diam. Mikoto teringat bahwa wajhnya sangat amat mirip dengan putra bungsunya.
Oleh sebab itu gadis didepannya terlihat enggam mebatap wajahnya.

Mikoto menggeser duduknya hingga menempel ke tubuh mungil sakura.
Sakura yang menyadari pergerakan dari mikoto hanya bisa terdiam kaku debgan tangnnya yang setia memegang piring yang diatasnta berisi tiga cupcake.

Mikoto tersenyum lebih lebar karena melihat wajah gadis berambut gulali ini. Wajahnya putih mulus tanpa ada jerawat ataupun bekasnya, pipinya juga sedikit berisi, hidungnya yang mancung tapi terlihat mungil...dan jangan lupakan mata emerald yang indah.

"Tidak perlu takut kepada wajahku atau sasuke.... Dan yang paling terpenting, jangan membenci putra bungsu ku itu sakura sayangg" sakura terbelalak. Mengapa dirinya dilarang membenci orang yang jelas-jelas telah menyakiti dirinya?

Apakah mungkin karena wanita disampingnya ini adalah ibu dari sasuke, Dan setiap ibu pasti tidak ingin anaknya dibenci orang lain.

Tapi entahlah, sakura dari dulu memang tidak paham dengan para anggota keluarga uciha. Mereka terlalu misterius dan selalu mengatakan sesuatu yang penuh dengan teka-teki.

Sakura menang tidak pernah bertemu dengan seluruh anggota keluarga uciha. Tapi dirinya pernah bertemu dengan ayah dan kakak laki-laki dari sasuke.

Berbicara dengan tiga uciha itu sudah memberikan sakura kesimpulan bahwa, uciha itu penuh dengan teka-teki.

"Kenapa?" Kata itu spontan keluar dari mulutnya ketika wanita itu melarangnya membenci lelaki brengsek.

Sakura menatap gelap milik mikoto. Dengan maksud mencari jawaban yang jujur.
Mikoto tersenyum "kau akan mengetahui nya suatu saat nanti. Dan kau yang dikurung di kamar ini, ini adalah ventuk cinta dari sasuke....lelaki itu tidak ingin kau pergi meninggalkannya" sakura ingin menyahut untuk bertanya, apakah tindakan bejat juga bentuk dari cintanya? Tapi sayang wanita itu sudah memotong ucapan nya.

"Aku tahu...kau ingin bertanya tentang kelakuannya di belakang ku kan? Kau akan mengetahuinya suatu saat nanti sayang...jadi kau hanya perlu menurut saja. Jik kau kesepian, ibu akan berusaha menemanimu" ujar mikoto dengan disertai elusan lembut di puncuk kepala merah muda milik sakura.

"Ibu?" Gumam sakura pelan, tapi sialnya mikoto dapat mendengarnya.
"Iya sayang, kau bisa memanggilku ibu....dari dulu aku memang sangat menantikan seorang putri yang cantik" jawab mikoto dengan penuh semangat.

Sakura terbengong, apakah dia akan merasakan kasih sayang seorang ibu lagi? Dia akui, bahwa dirinya sangat rindu pada ibunya. Tapi setelah kejadian yang menimpanya sekarang...apakah orang-orang patut untuk dipercaya?

Tapi masa bodoh, dirinya ingin merasakan lagi mempunyai ibu. Dia ingin tidurnya di sertai dengan canda tawa karena cerita lucu yang diberikan oleh ibunya, dia ingin memakan masakan dari seorang ibu, dia ingin segalanya yang pernah dia punya, kembali padanya.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, dan menampilkan sosok laki-laki yang sangat dikenali oleh keduanya.

Tapi mereka berdua memberikan respon yang berbeda saat melihat lelaki itu. Mikoto yang tersenyum senang dan sakura menampakkan wajah datar.... Siapa lagi jika bukan sasuke yang datang.

Sasuke menghampiri keduanya setelah berhasil menutup pintu kamar.
Sasuke duduk disamping sakura dan setelah itu mencomot cupcake yang berada ditangan sakura.

Seketika Sakura memberikan jarak dengan Sasuke. Lelaki itu hanya tersenyum masam melihat tingkah dari gadisnya.

"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya sasuke menatap keduanya bergantian.
Mikoto mengankat bahunya acuh "tidak terlalu penting, hanya urusan perempuan sayang.." ujar mikoto lembut. Lalu setelah itu berdiri dari duduknya.

"Kalian yang akur ya...ibu akan keluar untuk memeriksa toko kue ibu" pamit mikoto dan tanpa balasan langsung keluar dari kamar.

Sasuke menatap sakuranya dengan senyuman manis. Sakura tak merespon, dia hanya diam, bahkan menatap wajah sasuke pun tidak.

Sasuke yang kesal pun langsung mengangkat tubuh sakura ke arah ranjang. Dan hal itu berhasil membuat sakura panik, apa yang akan dilakukan lelaki itu padanya?

Bruk

Mereka berdua terbaring di atas ranjang dengan sakura yang berada di atas tubuh kekar melik sasuke.

Lengan sasuke melingkar erat di pinggang ramping milik sakura.

"Ingat pesan ibuku, tetap menurut dan kau akan mengetahui semuanya"

I can't-(SASUSAKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang