Selamat membaca dan semoga suka dengan ceritanya
Hanya mengingatkan, jangan jadi silent reader. Dan dilarang mengcopy paste karya ini. Jangan nambah-nambah dosa kalian yaa hihihi.
_________
Wina, Austria 🇦🇹
Mata Berlian terbuka paksa. Teriakan yang begitu keras yang berasal dari luar kamarnya berhasil mengagetkannya.Gadis itu langsung berdiri dari acara tidurnya. Suara teriakan dari luar itu meneriaki namanya agar segera turun ke bawah.
Namun langkahnya terhenti sebelum ia membuka pintu kamarnya itu. Ia memejamkan matanya dan memegangi kepalanya yang terasa begitu pusing. Pandangannya pun mengabur dan menghitam selama beberapa saat. Karena terlalu terkejut dan langsung berdiri tanpa duduk terlebih dahulu, membuat dirinya yang kekurangan darah harus menstabilkan dulu pergerakannya.
"Shhh, untung tidak sampai pingsan. Ceroboh sekali. Harusnya kau bangun sedari tadi Berlian, agar bunda tidak marah." Berlian menceramahi dirinya sendiri, ia menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menghilangkan warna-warna hitam yang masih setia di matanya.
Karena kekurangan darah, membuatnya harus berhati-hati jika ingin bangun dari tidur. Tidak boleh terburu buru.
Berlian lantas membuka pintu kamarnya lalu menuruni tangga, ia menghampiri bundanya yang saat ini berada didapur.
"Ada apa, bunda?" Tanya Berlian sesampainya disana. Ladia langsung menatap putrinya itu.
"Jam berapa kamu tidur semalam, sampai baru bangun jam segini? Lihat, bunda kerepotan." Wanita paruh baya itu langsung mengomeli putrinya, Ladia lalu terlihat mencuci tangannya.
"Kamu lanjutkan mencuci piring, bunda mau mengantar kakakmu cek up. Jangan lupa untuk mencuci baju juga, sudah menumpuk."
Berlian mengangguki ucapan ibunya itu. "Iya Bunda, bunda dan Lesya hati-hati dijalan."
Setelah mengatakan itu, Berlian berjalan ke arah tempat cucian piring. Ia lantas mencuci semua piring-piring itu yang memang sudah sangat menumpuk walau hanya dihuni empat orang dirumah itu.
Selesai mencuci piring, Berlian langsung melanjutkan dengan mencuci baju. Setelahnya menyapu, mengepel, dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.
Semua sudah selesai, Berlian lantas merebahkan tubuhnya diatas kursi. Keringat sudah mengalir banyak di tubuhnya. Ia juga belum mandi.
Berlian selalu mengerjakan pekerjaan rumah setiap harinya. Apalagi disaat libur seperti ini, semua pekerjaan rumah akan dirinya semua yang mengerjakan. Ditambah setiap hari minggu, bundanya akan mengantarkan adiknya yaitu Lesya cek up ke rumah sakit.
Dirinya dan adiknya hanya berbeda satu tahun saja.
Berlian merasa bosan, ia beranjak dari acara rebahannya. Menaiki tangga dan kembali masuk ke kamarnya. Jam dikamarnya itu sudah menunjukan jam sepuluh lebih tigapuluh menit. Tidak terasa, ia mengerjakan pekerjaan rumah sampai tiga jam setengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDGAR - Cruel Dark Side
RandomBerlian tidak pernah menyangka jika hidupnya akan berubah 180 derajat sejak ia dipertemukan dengan laki-laki kejam dan menjadi pengontrol hidupnya yang bernama Edgar. Laki-laki dengan sejuta teka-teki yang selalu membuatnya bingung. Sejak hari perta...