"Aku sangat mencintaimu, Kim Minjeong."
Kau tidak, Na Jaemin. Kau berbohong.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
✧ KATAOMOI ✧
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀Hujan.
Hujan deras turun tanpa permisi.Aku berdiri di depan gerbang sekolah. Aku menadahkan tangan kananku, merasakan satu demi satu tetesan air hujan yang jatuh di kedua telapak tanganku. Seragam putihku setengah basah, rambutku pun ikut terkena tetesan air hujan yang dingin.
"Huft, kapan kak Jaemin akan datang menjemputku?" Aku ber-monolog.
Sekujur tubuhku sudah basah sekarang. Aku segera berlari menuju minimarket terdekat untuk berteduh. Aku menggigil kedinginan, mengusap-usap kedua tanganku untuk menghangatkan diri.
Udara benar-benar terasa dingin menusuk tulang, ditambah angin kencang yang tiada hentinya menerpaku. Sepertinya, aku akan demam lagi nanti malam.
Aku menepuk-nepuk bajuku yang basah. Kemudian aku meraih ponselku, hendak menelepon kekasihku.
Setelah menunggu beberapa lama, telepon pun tersambung.
"Halo, Winter. Ada apa?"
Suara baritone terdengar dari seberang sana, menyapa indra pendengaranku. Senyumku seketika mengembang.
"Kak Jaemin, bukankah kau akan menjemputku? Aku sudah menunggu di minimarket, dingin sekali di sini."
"Anu... Maafkan aku, Win. Aku ada rapat OSIS dadakan, tidak bisa mengantarmu pulang. Maaf, aku lupa memberitahumu. Bagaimana kalau kusuruh Jeno untuk menjemputmu?"
Senyumanku luntur seketika.
"Ah, begitu. Tidak apa-apa, kak. Aku memesan taksi saja, tidak perlu menyuruh kak Jeno. Semangat ya, semoga rapatnya lancar!"
"Baiklah, hati-hati. Kabari aku jika kau sudah sampai di rumah. Aku mencintaimu."
"Aku mencintaimu juga."
Tuut.
Telepon ditutup.
Aku kembali menghela napas. Aku segera mengutak-atik ponselku dan memesan taksi online di melalui aplikasi.
Namun, sebelum aku sempat memesan taksi, kedua netraku menangkap sesuatu.
Sebuah mobil putih melintas keluar dari gerbang sekolah, membuat perhatianku teralihkan.
Aku sangat mengenali mobil itu.
Itu mobil kak Jaemin.
Aku bergegas keluar dari minimarket. Aku memincingkan mata, berusaha melihat lebih jelas. Hujan lebat membuat pandanganku sedikit samar.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Deg.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Aku menahan napas. Aku tidak mempercayai apa yang baru saja aku lihat.
Di mobil itu, ada kak Jaemin yang sedang menyetir sembari tertawa lepas. Di sebelahnya ada seorang gadis, yang ikut tertawa bersamanya.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Kim Minju.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
Aku tersenyum miris. Ternyata begitu.
Mereka terlihat bahagia sekali.
Teganya kak Jaemin berbohong padaku.
Mengapa?
Mengapa ia melakukan itu?
Apakah ia membenciku?
Berbagai pertanyaan tak terjawab terus bermunculan di dalam benakku. Aku berusaha mengusir mereka, namun pikiran negatif terus datang tanpa henti.
Apakah, ia tidak mencintaiku?
Aku sudah tahu betul jawabannya.
Tentu, tidak.
Ya, memang benar aku adalah kekasih kak Jaemin. Namun, hatinya tidak pernah sekali pun berlabuh padaku.
Aku terkekeh renyah. Lucu sekali nasibku ini.
Aku merasakan dadaku mulai sesak. Rasa sakit mulai sedikit demi sedikit menggerogoti seluruh tubuhku.
Tidak bohong jika aku kecewa. Tidak bohong jika aku merasa marah. Tidak bohong, jika aku merasa hatiku kembali hancur berkeping-keping.
Rasa sakit pada dadaku semakin terasa menusuk. Sesuatu dari dalam tubuhku seperti mendesak untuk keluar. Aku sama sekali tidak bisa bernapas. Aku mulai terbatuk-batuk.
Aku jatuh terduduk di lantai. Leherku terasa terbakar, aku berkali-kali terbatuk keras. Tanganku terus meremat dadaku erat, memukul-mukulnya, berharap rasa sakit ini segera hilang.
Pada akhirnya, aku tidak kuasa menahannya.
Kelopak-kelopak bunga bercampur darah pun keluar dari mulutku, mengotori lantai.
Aku menangis.
Hatiku kembali terluka, entah sudah yang ke-berapa kalinya.
Ah, ternyata aku berakhir seperti ini lagi.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
✧ TBC ✧
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀Sebuah catatan kecil:
Semua kejadian di cerita ini murni imajinasi penulis dan bersifat fiktif, tidak ada sangkut-pautnya dengan kehidupan asli para tokoh.
Mohon maaf bila ada kesamaan yang tidak disengaja dengan cerita lain.Terima kasih, sampai jumpa
di bab berikutnya.—Kireiverse.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kataomoi
RomanceAku sangat mencintaimu, Na Jaemin. Sampai ingin mati rasanya. Karenamu, bunga-bunga terus bermekaran. Tentu, sangat menyakitkan. Menyesakkan. Menyayat hatiku. Namun, aku bahagia. Kataomoi (かたおもい) (n.) cinta yang tak terbalas. © 2022, Kireiverse.