"Ladies and gentlemen, welcome to Incheon International Airport. The local time is 08:15 and the temperature is 25°. For your safety and comfort, please remain seated with your seat belt fastened until the Captain turns off the Fasten Seat Belt sign. Thank you."
Aku menoleh ke arah jendela. Pemandangan suasana Bandara Incheon yang sibuk tersaji di hadapanku. Pesawat-pesawat gagah terparkir sempurna, namun ada pula pesawat yang bersiap untuk take-off. Shuttle bus terlihat sibuk hilir-mudik mengantar penumpang.
Aku menarik napas. Akhirnya, setelah selama satu tahun aku menjalani perawatan intensif, aku kembali ke tanah kelahiranku.
Aku kembali pulang ke rumahku.
Selama satu tahun terakhir, aku telah menyadari dan belajar banyak hal dari segala kejadian yang menimpaku.
Aku menyadari bahwa, cinta itu tidak harus saling memiliki. Tidak harus terbalaskan. Tidak harus selalu dipertahankan. Ada kalanya kita harus merelakan cinta itu.
Terkadang, kita harus mencoba melepaskan. Melepaskan semuanya demi kebahagiaan kita dan orang yang kita cintai.
Itulah yang kulakukan selama ini. Merelakan. Merelakan segalanya yang seharusnya memang bukan menjadi milikku.
Aku juga menyadari, aku dan kak Jaemin terlalu memaksakan keadaan. Kami menganggap semuanya berjalan dengan lancar, tanpa mengetahui bahwa akan ada banyak luka yang tertoreh pada hati kami.
Meskipun semua rasa cinta pada hatiku seakan dihapus dan hilang tak bersisa, aku bersyukur semua kenangan bersama kak Jaemin tidak ikut terhapus dari memoriku.
Aku merasa bahagia setiap mengingatnya. Kenangan-kenangan manis itulah yang menjadi semangatku, dan membantuku untuk mengobati rasa rinduku.
Sekarang, aku telah berhasil sembuh total dan diperbolehkan untuk kembali ke Korea. Untuk kembali mengukir kenangan indah bersamanya.
"Ladies and gentlemen, we have safely arrived in Incheon International Airport. Thank you for flying with Korean Airlines, hope you enjoy the flight with us. Have a nice day!"
Semua orang mulai sibuk mempersiapkan diri untuk turun dari pesawat. Aku pun berdiri dan merapikan semua barang-barangku. Singkat cerita, aku turun dari pesawat dan mengurus segala hal terkait dengan imigrasi, lalu segera pergi menuju ke tempat pengambilan bagasi dan mengambil koper-ku.
Aku bergegas keluar dari bandara. Kedua mataku mencari-cari dua orang yang sudah menunggu kepulanganku.
Aha! Ternyata mereka ada di sana. Senyumku seketika mengembang ketika kedua netraku bertemu dengan mata milik mereka.
"Winter! Aku merindukanmu!" Kak Karina menghampiriku setengah berlari, disusul kekasihnya, kak Jeno.
"Kak Rina, kak Jeno! Aku merindukan kalian juga." Aku memeluk erat tubuh kak Karina yang lebih tinggi dariku itu.
"Bagaimana kabarmu?" Kak Jeno bertanya sembari tersenyum lebar, hingga kedua matanya pun ikut tersenyum.
"Aku sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Bagaimana dengan kalian?"
Kami terus berbincang ria dan melepas rindu sembari berjalan santai menuju area parkir. Setelah satu tahun tidak bertemu, kak Rina dan kak Jeno terlihat semakin mesra.
Tanpa kami sadari, mobil milik kak Jeno sudah di depan mata. Kami masuk ke dalam mobil itu dan segera duduk, kak Jeno di kursi kemudi, kak Karina di sebelahnya, dan aku berserta koperku di kursi belakang.
Tanpa berlama-lama lagi, kak Jeno segera menyalakan mesin mobil miliknya. Kemudian ia menancap gas, membawa mobilnya melesat keluar dari area bandara. Seperti biasa, kami pun berbincang ria sepanjang perjalanan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kataomoi
RomantikAku sangat mencintaimu, Na Jaemin. Sampai ingin mati rasanya. Karenamu, bunga-bunga terus bermekaran. Tentu, sangat menyakitkan. Menyesakkan. Menyayat hatiku. Namun, aku bahagia. Kataomoi (かたおもい) (n.) cinta yang tak terbalas. © 2022, Kireiverse.