CHAPTER III

367 50 29
                                    

"Aku ingin berbagi keindahan ini denganmu, Winter."

⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
KATAOMOI
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀

Tin-tin!

Suara klakson mobil yang nyaring berhasil memecah keheningan sore itu.

Sebuah mobil putih terparkir sempurna di depan sebuah rumah kecil. Seorang lelaki berparas tampan, dengan sepasang kacamata hitam bertengger di pangkal hidungnya, membuka pintu mobil dan beranjak keluar dari mobil itu.

Lelaki itu menutup pintu mobilnya agak keras. Setelah memastikan mobilnya sudah terkunci, ia berjalan santai menuju pintu rumah kecil di depannya.

Cklek!

Sebelum ia sempat menekan bel, pintu rumah itu sudah terbuka, membuatnya sedikit terkejut.

"Selamat sore, kak Jaemin!"

Seorang gadis muncul dari belakang pintu. Ia tersenyum cerah, secerah masa depan kalian, wahai para pembaca tercinta.

"Selamat sore, Winter-ku." Jaemin membalas senyuman itu tak kalah cerah, kemudian mengusak rambut Winter gemas. "Sudah siap untuk bersenang-senang?"

Winter mengangguk berkali-kali, tentu ia sudah siap. Ia sudah sangat tidak sabar menunggu hari ini tiba.

Ya, mereka akan berkencan.

"Ayo, masuk mobil."

Jaemin membuka pintu mobil untuk Winter, lantas mempersilahkannya untuk masuk. Kemudian, ia pun duduk di kursi kemudi.

Setelah memastikan ia dan Winter sudah mengenakan sabuk pengaman, Jaemin menyalakan mesin mobil.

"Mari kita meluncur!" Winter berseru riang.

Jaemin menyalakan radio. Musik mengalun indah, membuat suasana semakin terasa menyenangkan.

"Kita akan pergi kemana, kak?"

"Ke rumah Taeyeon SNSD," jawab Jaemin asal.

Mata Winter langsung membulat. "Serius, kak?"

Jaemin terbahak. Gadis itu mudah sekali di-bohongi. Sementara Winter terheran-heran, mengapa Jaemin menertawakannya?

"Tentu saja tidak, sayang. Mengapa kau mudah sekali aku bohongi? Haha—ADUH! Sakit, Winter!" Tawa Jaemin seketika berubah menjadi ringisan. Winter mencubit pinggang Jaemin dengan cubitan mautnya, membuat kekasihnya itu mengaduh kesakitan.

"Mengapa kau membohongiku, huh? Aku sudah sangat senang tadi, kukira kita benar-benar akan ke rumah Taeyeon SNSD." Raut Winter berubah cemberut, ia mengalihkan pandangan ke luar jendela mobil.

Lampu kuning untuk Jaemin, Winter sudah positif ngambek. Hayoloh, Jaemin, tanggung jawab.

"Sayang, jangan ngambek, dong. Aku hanya bercanda saja." Jaemin berusaha membujuk.

Winter mendecih kesal. "Cih, mengapa kau menjadi menyebalkan sekali? Jangan-jangan, kau tertular kak Jeno?"

"Aku memang menyebalkan, tetapi kau suka, 'kan?" Jaemin terkekeh.

"E-eh? Kau tidak salah, sih..." Winter merasakan wajahnya menghangat. Ia yakin, wajahnya sudah se-merah kepiting rebus.

Jaemin terkekeh. "Wajahmu sangat merah. Kau sakit, ya?"

Winter menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Kalau sudah tahu, tidak usah bertanya! Aku malu, kak!"

Winter sudah mencapai batas malu-nya. Ia benar-benar merasa ingin menghilang ditelan ikan paus saat ini.

KataomoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang