Rasa sakit

533 62 11
                                    


Hope you enjoyed 🥰
Jangan lupa vote sama komen ya, biar semangat nulis













Hope you enjoyed 🥰Jangan lupa vote sama komen ya, biar semangat nulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















Benar apa kata Chimon tadi saat berpapasan dengan sang ayah. Ia kabur dan pergi ke club' malam, bersama teman-temannya yang sudah dewasa.

Chimon sudah habis beberapa botol, dan itu tidak membuatnya puas, sampai-sampai ia memesan beberapa lagi, karena menurutnya itu tidak ngefek. Padahal, ia sudah teler dan berbicaranya mulai ngaco.

Mix, sang kakak langsung datang setelah mendapat telepon dari Win, sahabatnya yang kebetulan melihat Chimon.

"Dek, kamu jangan kaya gini dong," bisik Mix yang membopong Chimon.

Meskipun badan Chimon kurus dan Mix sedikit berisi, tetap saja Mix dengan susah payah membawa Chimon, karena berat.

"Kakak ngapain ke sini? Chi udah izin ke Papi," lantur Chimon.

Mix tetap kekeh membawa adiknya keluar club' malam. Jika bukan karena sering membawa adiknya pulang, Mix tidak akan tahu bagaimana keadaan di dalam club' itu.

"Kamu gak pusing?" tanya Mix yang menggunakan masker karena tidak kuat dengan bau menyengat dari tubuh Chimon.

Di gelengi oleh adiknya itu. "Kakak gak percaya. Baunya aja sampai menyengat gini, Dek. Kepala kamu pasti rasanya mau pecah," kekeh Mix.

Tapi bagi Chimon, walau dia sudah oleng dan teler, ia tidak merasakan sakit sama sekali. Justru, ia banyak minum karena ingin merasakan sakit sampai pingsan.

"Ayo kita pulang, Mami pasti khawatir." Kali ini benar-benar membuat Mix lelah.

Selama ia menjadi pembawa Chimon dari club', ini adalah malam ter-melelahkan bagi Mix.

Mix menjalankan mobil dengan kecepatan sedang. Ia melirik adiknya yang ada di samping. Chimon sudah tertidur pulas. Mix sampai bingung, kenapa adiknya itu sangat keras kepala dan tidak perduli dengan kesehatannya.

Padahal, Chimon banyak yang sayang dan tidak pernah di marahi itu, karena penyakitnya. Penyakit yang selalu kambuh. Tapi selama masuk SMA, Chimon tidak pernah kambuh lagi.








- ***** -







Di dalam kamar, Nanon terlihat memegang kepalanya yang tiba-tiba berdengung dan berat. Lagi, Nanon merasakan ini lagi setelah sekian kali ia merasakannya.

"ARGHHH!"

Tentu saja pria itu menjerit dengan keras, karena sakitnya sudah tidak bisa di kondisikan. Biasanya, masih bisa di atasi dengan meminum obat pusing dan meminum air hangat. Tapi kali ini, ia tidak bisa mengatasinya.

Bertukar rasa {NAMON}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang