Di area lapang sedang mengadakan deep talk tanpa adanya sang ketua yang masih terbaring tidak sadar di ruang kepala sekolah. Keadaan lapangan sudah bercucur air mata karena ada seorang murid yang mengutarakan perasaan kagum dan perasaan tulusnya pada sang adik kelas, ada juga yang mengutarakan kekesalannya kepada kakak kelas.
Karena sang ketua tidak bisa ikut acara utama kali ini, jadilah suasana itu pun menjadi berbeda. Juga, Frank terus mencari keberadaan sahabatnya yang belum ia lihat lagi sedari tadi pergi.
Sementara yang di cari tengah memejamkan matanya alias tertidur lelap dengan jari Nanon yang ia genggam. Pria yang ternyata sudah bangun dari tadi, tapi tidak berani membangunkan si pria yang sangat lelap.
Kepala Chimon di usap perlahan oleh si ketua tak lupa senyum yang merekah. Usapan itu berhenti di salah satu perban yang ada di kepala Chimon. "Ceroboh," tegur Nanon tanpa nada kesal sedikit pun.
Usapan di kepalanya membuat Chimon tersadar dan merasa kalau yang di tunggu sudah siuman. Benar saja, Nanon menyambut Chimon dengan senyum manis sementara pria kecil itu langsung meminta maaf atas kecerobohannya yang menyebabkan Nanon pingsan seperti tadi.
"Maaf."
"Kamu gak salah Chi," elak Nanon.
"Aku udah bikin kamu kesakitan kaya gini," ucap Chimon tak ingin kalah.
"Tapi kepala kamu luka kaya gini, Chimon! Harusnya kamu khawatirkan diri kamu sendiri, gak usah khawatirkan aku!" tegas Nanon membuat Chimon terdiam.
Tangan keduanya sudah saling menggenggam dengan erat, mata keduanya pun tak saling melepas, karena dari pancaran itu lah mereka tahu bahwa mereka saling merasa cemas.
Chimon bangkit dari duduknya kemudian naik ke ranjang dan tidur di sebelah badan gedenya Nanon. Pria gede itu otomatis menggeser memberi ruang untuk Chimon berbaring.
Chimon yang kecil terlihat langsung menyusut di sebelah Nanon. Tangan Chimon memeluk erat badan Nanon yang di balas oleh pria itu. "Gue selalu bikin Lo sakit," lirih Chimon.
"Gak ada ya. Ini bukan kemauan kita," jawab Nanon.
Chimon tidak bergeming. Pria itu terhanyut dalam pelukan hangat Nanon. Padahal sebelumnya ia kesal dengan Nanon karena perkataan Nanon tadi siang.
"Deep talk udah di mulai ya?" tanya Nanon.
Chimon menganggukkan kepalanya dalam pelukan Nanon. Si ketua gemas dan langsung mengusak rambut rapi Chimon.
"Ya udah, ayo kita deep talk!" ajak Nanon.
Chimon melepas pelukannya, lalu menatap Nanon dalam dengan kening yang mengkerut.
"Harus banget?" tanyanya.
"Iya, biar tahu isi hati masing-masing," jelas Nanon.
Chimon menyeringai. "Yakin? Nanti Lo nangis lagi, sakit hati sama kata-kata gue," ejek Chimon membuat Nanon menarik Chimon kedalam dekapannya lagi.
Satu kecupan berhasil di berikan Nanon pada puncak kepala Chimon. "Ya jangan yang kasar lah!" tegur pria yang masih terhanyut dalam pelukan pria mungil itu.
"Oke, gue mau ngeluarin semua yang ada di pikiran gue selama in." Jari Chimon bermain di dada Nanon. "Awalnya gue gak suka sama cowok yang paling merasa sempurna kaya Lo. Ketua OSIS yang selalu memerintahkan semua murid buat nurutin semua kemauannya yang pada akhirnya orang itu menjadi tutor gue karena di utus oleh Papi. Awalnya gue muak sama sikap Lo yang emang tukang ngatur dan nyebelin, seenaknya jidat apa pun itu. Ngikutin gue kemanapun, ngusik kehidupan gue." Kali ini Nanon menahan nafasnya karena wajah Chimon mendekat ke arahnya.
"Tapi setelah lama kita dekat, gue ngerasa kalau Lo emang bisa di andelin, walau nyebelin. Lu tahu, waktu Lo bohong mau rapat tapi malah jalan sama View, gue gak ngerti kenapa gue gak suka lihat itu. Padahal posisi kita waktu itu baru beberapa Minggu kenal. Saat View nyamperin ke sekolah waktu itu, gue semakin yakin kalau gue gak suka kalian bareng kaya gitu," lanjut Chimon membuat Nanon sedikit terkejut.
Tentu saja terkejut, karena ia tidak menyangka kalau Chimon akan cemburu pada View. Tapi, kalau Chimon melihat apa yang Nanon lakukan pada View mungkin akan sangat cemburu.
"Katanya gak cemburu," ledek Nanon.
"Ya gue gengsi lah bilang cemburu. Harga diri lah masa iya gue terang-terangan bilang IYA GUE CUMBURU gila aja Lo!" protes Chimon membalikkan tubuhnya membelakangi Nanon.
Nanon malah tertawa dan membalikkan tubuh Chimon lagi.
"Awal gue kenal Lo, gue benci sama Lo karena Lo itu bener-bener orang yang paling nyebelin dan ngeyel. Gue yang emang gak suka orang ngeyel atau suka nentang, jujur gue gak suka sama Lo. Tapi di awal pertemuan kita sebagai pembimbing dan yang di bimbing gue tahu sifat nyebelin Lo itu pasti bisa di ubah dan benar, Lo sekarang udah mulai perlahan berubah. Perubahan yang Lo tunjukin sekarang, bikin gue suka dan mulai membuang rasa benci gue," cerocos Nanon.
Chimon mengerjap-ngerjapkan matanya, tak menyangka pria itu akan membuang rasa benci dan merubah menjadi rasa cinta.
"Ada kesempatan buat gue Deket sama Lo? Bukan Deket sebagai teman atau sekedar partner seks. Gue mau kita berdua bener-bener menjaga satu sama lain," ujar Nanon.
"Tapi... Lo gak suka cowok, Lo itu straight! Gue gak mau nama Lo jelek gara-gara Deket sama gue," keluh Chimon.
Tangan Nanon langsung menungkup pipi Chimon kemudian mengucup bibir Chimon kilas.
"Soal ucapan gue tadi, gue cuma gak mau mereka mikir yang aneh-aneh. Gue sayang sama Lo tulus. Mungkin Lo mikir karena penyakit kita itu cuma sebagian lebih besarnya, gue udah terlanjur nyaman sama Lo. Lo yang selalu marahin gue, yang selalu risi gue ikutin dan lain-lain. Gue suka semuanya dari Lo!" tegas Nanon.
Chimon malah mengulum senyumnya dengan pipi yang memerah padam.
"Kalau kita jalin hubungan, Lo sama View gimana?" tanya Chimon.
"Gue Deket sama dia emang dulu gue suka. Tapi untuk sekarang cuma sekedar formalitas aja. Setuju gak? Lo bisa Deket dengan cewek mana pun, tapi dengan syarat gak boleh macem-macem. Sekedar jalan dan mutupi kalau kita ada hubungan. Hubungan kita gak perlu di pamerin ke semua orang. Cukup kita berdua yanh tahu dan merasakan." Chimon mengangguk menyetujui apa yang Nanon katakan.
Cinta itu bukan tentang bagaimana terlihat romantis di depan banyak orang. Cinta juga bukan hanya tentang pria dan wanita saja. Cinta yang tulus bisa melibatkan semua gender untuk merasakannya, termasuk Nanon dan Chimon yang di awali dari ketidak sukaan.
Di dekatkan karena perintah, lalu bersatu karena mereka sudah memiliki rasa satu sama lain. Dengan bertukarnya rasa yang di miliki Chimon ke Nanon, bisa membuat mereka menjadi seperti ini. Bertindak menjalin hubungan lebih dari sebatas teman.
~ End ~
TAPI BOHONG
HAHAHAHAHA selamat kalian kena prank wkwkw.
Enggak kok, cerita ini belum end. Masih ada beberapa chapter yang mungkin bakal bikin kalian berbunga-bunga, sedih bahkan nangis gak sih? Nungguin gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertukar rasa {NAMON}
Teen FictionRasa sakit yang selama ini Nanon rasakan, ternyata bukan penyakit yang Nanon alami. Melainkan, Nanon mendapat transferan rasa sakit dari apa yang Chimon alami. Nanon si pria tampan sejuta penggemar di sekolah, pintar, rajin dan ketua OSIS yang sanga...